Museum Kapal PLTD Apung Pamerkan Jam Penunjuk Waktu Tsunami Aceh
ACEH – Selama 20 tahun setelah tsunami Aceh, gelombang besar tersebut tetap mengubah kehidupan warga hingga saat ini. Pengingat akan bencana tersebut tak akan hilang, dan generasi baru mendapat pengetahuan melalui benda-benda yang ditinggalkan.
Salah satunya adalah Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung yang bergerak dari Pantai Ulele ke Desa Punge Blang Cut, Banda Aceh. Kini kapal tersebut berdiri kokoh di tengah pemukiman warga dan menjadi lokasi wisata edukasi yang tak pernah sepi pengunjung.
Jam yang menunjukkan pukul 07.55 menjadi penunjuk terjadinya tsunami. Berdiri di pintu masuk, jam ini mengingatkan pengunjung pada waktu yang telah berlalu.
Pengunjung dapat masuk melalui pintu kapal dan tangga yang memisahkan setiap ruang di dalamnya. Ruangan kapal terbagi menjadi beberapa sekat, diisi dengan berbagai peringatan, dari sajian film hingga benda-benda yang tertinggal saat tsunami.
Saksikan Hasil Hitung Cepat di Hotel Sultan, Riza Patria: Insyaallah RIDO Meraih Hasil Baik
Kapal PLTD Apung ini telah berdiri kokoh selama 20 tahun setelah dihantam gelombang tsunami, yang sebelumnya bergerak dari Pantai Ulele yang berjarak sekitar tiga kilometer. Namun kapal ini bergerak hingga lima kilometer dan kini berada di posisi saat ini di daerah Lampaseh.
Sebelumnya, kapal ini diserahkan kepada pemerintah Aceh untuk membantu menambah pasokan listrik yang dibutuhkan. Namun, bencana alam berupa gempa bumi dan tsunami memindahkan kapal yang memiliki bobot 2.600 ton ini.
Pengunjung wisata di Aceh diperkirakan akan meningkat saat jelang peringatan tsunami, terutama dari luar daerah. Tiket masuk museum Kapal PLTD Apung ini sebesar Rp3.000 dan buka setiap hari dari pukul 08.30 hingga 17.00.
Berwisatalah ke Aceh, sambil merasakan nikmatnya daerah Syariah. (Hadits Abdillah)