PPI Gelar Diskusi soal Kebijakan Transportasi RI dan Swedia
JAKARTA - PPI Swedia Kabinet Rumah Kita menggelar diskusi daring yang membahas soal Kebijakan Transportasi Indonesia dan Swedia. Diskusi ini menghadirkan Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Dr-Techn. Ir. Danang Parikesit, MSc(Eng)., IPU., APEC.Eng yang juga seorang pakar transportasi.
Dengan fokus pada perbandingan kebijakan transportasi kedua negara, diskusi ini menjadi ajang pembelajaran penting bagi Indonesia untuk meningkatkan kebijakan transportasi, dengan inspirasi dari Swedia yang memiliki sistem transportasi umum yang sudah sangat well-established.
1. Perbandingan kebijakan RI dan Swedia
Perbandingan Kebijakan Transportasi Indonesia dan Swedia
Swedia telah berhasil mengembangkan sistem transportasi umum yang terintegrasi, ramah lingkungan, dan berorientasi pada keberlanjutan. Kebijakannya berfokus pada:
- Rethink (memikirkan ulang kebutuhan transportasi),
- Optimize (mengoptimalkan sistem yang ada),
- Repurpose (memanfaatkan kembali infrastruktur yang ada), dan
- Build New (membangun infrastruktur baru sebagai opsi terakhir).
2. Tantangan Indonesia
Di Indonesia, tantangan masih terpusat pada pemenuhan kebutuhan dasar transportasi, sehingga pembangunan infrastruktur baru (Build New) menjadi prioritas utama. Namun, tantangan besar seperti biaya logistik yang tinggi, efisiensi investasi yang rendah (dengan ICOR tinggi), serta rendahnya minat terhadap transportasi umum masih menjadi kendala. Rasio pengeluaran masyarakat Indonesia untuk transportasi sebesar 20-25 dari pendapatan juga jauh lebih tinggi dibandingkan negara maju, yang rata-rata hanya 5.
3. Peluang Kebijakan Transportasi Indonesia
Transportasi umum di Indonesia menghadapi tantangan dalam menarik pengguna kendaraan pribadi. Data menunjukkan bahwa mode share transportasi umum tampak tinggi karena mencakup penggunaan taksi dan ojek online. Tanpa mereka, angka ini lebih rendah. Kebijakan yang mendukung transportasi umum terintegrasi diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan pengguna transportasi umum.
Elektrifikasi kendaraan, yang menjadi salah satu solusi menuju net zero, disebut hanya sebagai solusi parsial. Dengan mayoritas pembangkit listrik berbasis batu bara, manfaat elektrifikasi di Indonesia masih terbatas. Sementara itu, sektor logistik juga membutuhkan pembenahan besar. Di Jawa, sekitar 40 truk beroperasi tanpa muatan, dan mayoritas pelaku usaha logistik adalah usaha kecil dengan armada kurang dari lima truk.
4. Swedia Sebagai Inspirasi
Ketua PPI Swedia, Muhammad Vicky Afris Suryono, menyatakan kekagumannya terhadap sistem transportasi umum Swedia yang bahkan di Eropa dianggap berada di level terbaik. Swedia tidak hanya memastikan integrasi antar moda berjalan mulus, tetapi juga memberikan layanan yang terjangkau dan ramah lingkungan, menjadikannya contoh ideal bagi negara lain, termasuk Indonesia.
5. Pernyataan Sikap PPI Swedia
Sebagai hasil dari diskusi ini, PPI Swedia menegaskan dukungannya terhadap kebijakan transportasi umum yang terintegrasi, terjangkau, modern, dan ramah lingkungan. PPI Swedia meyakini bahwa pembangunan transportasi yang berorientasi pada keberlanjutan adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus mendukung target pengurangan emisi karbon di Indonesia. Dengan mencontoh Swedia, Indonesia diharapkan dapat memperkuat komitmennya dalam menyediakan sistem transportasi yang inklusif dan efisien.