Dapat Saran dari Susilo Bambang Yudhoyono, PBVSI Langsung Godog Aturan Pembatasan Gaji di Proliga
JAKARTA – Ketua Umum PBVSI, Imam Sudjarwo, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menggodog aturan pembatasan gaji atau salary cap di kompetisi Proliga. Hal ini dilakukan usai mendapat saran dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Iamam menilai proses penggodokan aturan pembatasan gaji di Proliga ini cukup panjang. Alhasil, kemungkinan besar baru bisa diterapkan pada awal musim 2026.
Untuk diketahui, belum lama ini Ketua Dewan Pembina LaVani, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memberi kritik soal jumlah peserta di Proliga 2025 yang menurun dibanding tahun sebelumnya. Dia pun ingin PBVSI mencari tahu penyebabnya.
Presiden ke-6 Republik Indonesia itu khawatir klub-klub tak berminat ikut Proliga 2025 karena tersandung biaya besar yang harus dikeluarkan. Salah satunya akibat gaji pemain asing yang disebut melambung tinggi saat ini. Oleh karena itu, SBY menyarankan PBVSI menetapkan aturan salary cap di Proliga.
"Saya menyarankan agar PBVSI memikirkan adanya salary cap atau batas maksimal gaji bagi pemain asing di Proliga,” cuit SBY di akun X pribadinya, Sabtu, 14 Desember 2024.
“Gaji pemain asing yang sangat luar biasa besarnya menurut saya tidak tepat dan justru menimbulkan kesenjangan yang makin tinggi dengan gaji atlet lokal," lanjutnya.
Menanggapi hal tersebut, Imam Sudjarwo mengungkapkan bahwa PBVSI sudah mulai menggodok aturan pembatasan gaji tersebut. Ada tim khusus yang ditugaskan untuk membahas hal itu.
“Ya kita baru godok salary cap-nya. Nanti seperti apa, sedang kita godok, sudah berjalan empat bulan lebih, ada timnya. Karena kita kan harus memepertimbangkan dari berbagai aspek," kata Imam kepada awak media, termasuk MNC Portal Indonesia, selepas konferensi pers jelang Proliga 2025, Selasa 17 Desember 2024.
Imam menilai PBVSI perlu mempertimbangkan banyak pihak dan pilihan terkait aturan pembatasan gaji tersebut. Sebab, dia tak mau setelah diterapkan hal itu justru merugikan pihak atlet dan klub.
“Kalau kita menetapkan yang paling tinggi segini, tentu harus mempertimbangkan suara dari pihak lain, supaya tidak merugikan atlet dan klub. Jadi, memang tidak semudah itu cepat jadi. Ada proses panjang," ungkap Imam.
Oleh karena itu, PBVSI tak ingin terburu-buru dan perlu menggodok aturan salary cap lebih dulu. Imam membeberkan kemungkinan besar hal itu baru bisa diterapkan pada awal musim Proliga 2026.
"Awal tahun depan lah paling enggak (penerapan salary cap). Jadi saya berharap awal tahun 2026 sudah bisa digunakan aturan ini dan timnnya akan semakin bertambah," pungkasnya.