Sistem Pendidikan Vokasi Bisa Majukan Ekonomi RI
JAKARTA – Sistem pendidikan vokasi dinilai bisa memajukan ekonomi Indonesia. Sistem pendidikan vokasi juga harus memainkan peran penting dalam mencetak sumber daya manusia yang siap bersaing di dunia kerja.
Dengan 14.000 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 2.200 perguruan tinggi vokasi, dan 20.000 lembaga kursus di Indonesia, sistem pendidikan harus dirancang agar relevan dengan kebutuhan dunia usaha. Fokusnya adalah pada penguasaan teknologi, inovasi, dan keterampilan praktis yang sesuai dengan permintaan pasar.
“Dengan memberikan pelatihan berbasis teknologi terbaru, pendidikan vokasi membantu menciptakan tenaga kerja yang mampu mengadopsi dan mengembangkan inovasi teknologi dalam berbagai sektor. Ini berkontribusi pada modernisasi sektor ekonomi tradisional, mempercepat industrialisasi, dan mendorong terciptanya ekonomi berbasis pengetahuan,” papar Direktur Mitras Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI), Adi Nuryanto, Selasa (3/12/2024).
Dalam visi Indonesia Emas 2045, sektor UMKM diharapkan menjadi motor utama pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah dan dunia usaha perlu bersinergi dalam mendukung pengembangan UMKM.
Dengan kontribusinya yang luar biasa, UMKM bukan hanya tulang punggung ekonomi, tetapi juga representasi dari semangat kewirausahaan masyarakat Indonesia. Transformasi sektor UMKM akan menjadi kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memastikan Indonesia menjadi negara dengan ekonomi yang tangguh di masa depan.
Bicara soal UMKM, sektor ini telah menjadi bagian vital dari perekonomian Indonesia. Dengan struktur ekonomi yang didominasi oleh UMKM, sektor ini bukan hanya menjadi penopang stabilitas ekonomi, tetapi juga menciptakan peluang kerja bagi mayoritas masyarakat Indonesia.
Peran besar UMKM sebagai penyerap tenaga kerja dan kontributor PDB, UMKM memiliki potensi besar untuk terus berkembang.
“Jumlah usaha mikro mendominasi struktur UMKM di Indonesia dengan jumlah unit usaha mencapai 63 juta lebih yakni 99,62 dari total usaha,” ucapnya.
UMKM memiliki peran strategis dalam menyerap tenaga kerja. Dari total angkatan kerja Indonesia yang berjumlah sekitar 140 juta, lebih dari 90 juta orang, atau sekitar 99 dari total tenaga kerja nasional, bekerja di sektor UMKM.
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga signifikan, mencapai lebih dari 60. Hal ini menunjukkan bahwa sektor UMKM adalah penggerak utama ekonomi Indonesia, yang menopang perekonomian baik di masa normal maupun dalam menghadapi krisis.
Diharapkan ekonomi Indonesia untuk terus transformasi dan meningkatkan skala usaha mikro menjadi kecil, menengah, atau bahkan besar. Penguasaan teknologi, khususnya, menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing UMKM di pasar global.