KPR Subsidi BTN Capai Rp172,7 Triliun di Kuartal III-2024
JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat penyaluran KPR Subsidi mencapai Rp172,7 triliun di kuartal III-2024. KPR subsidi meningkat 9,5 yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, KPR Subsidi masih menyumbang porsi terbesar terhadap keseluruhan portofolio kredit BTN. Nixon mengungkapkan, sebanyak 75 debitur KPR Subsidi BTN merupakan kelompok Millenial, yang merupakan kategori usia produktif sekitar 21 tahun hingga 35 tahun.
Nixon mengatakan, pertumbuhan kredit BTN ditopang oleh permintaan yang meningkat di KPR, terutama KPR Subsidi seiring dengan masih tingginya kebutuhan akan perumahan yang layak dan terjangkau di Indonesia. Saat ini terdapat 24,6 juta rumah yang masih tergolong tidak layak huni, dengan jumlah backlog kepemilikan rumah nasional yang mencapai 9,9 juta.
Komisi l DPRD Kabupaten Bogor Minta Permata Bogor Residence 2 Cilebut Barat Hentikan Pembangunan
“Hal ini menandakan bahwa generasi muda Indonesia, terutama yang berpenghasilan rendah dan menengah, masih menganggap rumah sebagai salah satu kebutuhan utama dan trennya masih akan meningkat seiring pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Nixon, Jumat (29/11/2024).
Secara keseluruhan, BTN menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp356,1 triliun per akhir September 2024 atau tumbuh sebesar 11,9 secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pencapaian tersebut masih tercatat di atas pertumbuhan rata-rata kredit industri perbankan nasional yang mencapai 10,9 yoy.
“Di tengah tantangan yang terjadi di sepanjang 2024, fungsi intermediasi BTN tetap berjalan optimal. Hal ini menandakan BTN mampu menjalankan salah satu tugas utamanya untuk turut menggerakkan ekonomi dan membuka akses pinjaman bagi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah dan menengah,” ujar Nixon.
Pada saat yang sama, lanjut Nixon, BTN mencatat pertumbuhan di segmen kredit bermargin tinggi (high-yield loan), yang tumbuh 20,1 yoy menjadi Rp15,9 triliun per September 2024. Secara rinci, pertumbuhan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melonjak 68,1 yoy, diikuti oleh Kredit Ringan (KRING) sebesar 18,1 yoy dan Kredit Agunan Rumah (KAR) sebesar 10,9 yoy yang disalurkan kepada nasabah eksisting.
Seiring dengan peningkatan penyaluran kredit, Nixon menegaskan bahwa BTN tetap menerapkan kehati-hatian dan mitigasi risiko yang ketat untuk menjaga kualitas kredit. Hal itu terlihat dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross yang turun menjadi 3,2 pada September 2024, dari 3,5 pada periode yang sama tahun lalu. “Tingkat NPL BTN akan terus menurun pada akhir tahun karena kami akan menyelesaikan bulk asset sales pada bulan Desember dengan nilai sekitar Rp1,1 triliun hingga Rp1,5 triliun,” ungkap Nixon.