PPN 12 di 2025, Ini Komentar Warga +62
JAKARTA - Masyarakat Indonesia atau warga +62 merespons rencana pemerintah menaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 menjadi 12 di awal 2025. Kebanyakan dari mereka keberatan jika rencana tersebut benar-benar direalisasikan.
Misalnya pria bernama Mirza menilai bahwa PPN 12 belum tentu menjamin fasilitas umum dan pelayanan masyarakat menjadi lebih baik. Ia mengaku kurang setuju jika kebijakan PPN 12 tetap diberlakukan.
"Saya setuju gak setuju sih. Setujunya kalau semisal nanti fasilitas umum lebih bagus ya setuju. Kalau gak setujunya UMP belum naik, apa apa juga fasilitas umum belum memadai," ujar Mirza saat dijumpai, Jumat (22/11/2024).
"Kenaikan 12 itu udah lumayan juga sih. Harapannya kalau misal terealisasikan 12 semoga fasilitas umum kualitasnya lebih bagus," tambahnya.
Penolakan juga disampaikan wanita asal Jakarta bernama Kaana. Menurutnya, kenaikan PPN menjadi 12 akan berpengaruh kepada harga-harga barang. Kaana menyebut jika kebijakan diberlakukan, tentunya cukup memberatkan masyarakat.
"Kurang setuju sih karena nanti akan memengaruhi barang-barang impor karena di Indonesia ini kan banyak banget impor, dari beras segala macem. Kalau gitu kan nanti harga semua naik kan ya," kata Kaana.
"Kalau misal Indonesia apa-apa gak impor sih PPN segitu gak masalah ya, karena kan harga logistik segala macemnya akan berpengaruh," ujarnya.
Sementara itu, Nilam, mengaku setuju dengan rencana kenaikan PPN 12 dengan syarat dana yang diambil oleh pemerintah benar-benar digunakan dengan baik. Ia rela dibebankan pajak lebih asal masyarakat bisa menerima manfaatnya.
"Setuju gak setuju ya, karena kan kalau memang dimanfaatkan dengan baik ada positifnya nanti asal yang mengurus amanah. Saya sebagai rakyat harapannya oke ditaikkan asal pengaplikasiannya jelas dan kelihatan aja hasilnya," ucapnya.