Wamenkes Dante Minta Kemampuan Tenaga Medis Ditingkatkan, Atasi Penyakit Kritis
PENANGANAN penyakit kritis di Indonesia merupakan isu kompleks yang melibatkan berbagai faktor, salah satunya adalah ketersediaan dan kualitas tenaga medis. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain, keterbatasan jumlah tenaga medis, distribusi tenaga medis yang tidak merata, beban kerja yang tinggi, peralatan dan fasilitas yang kurang memadai hingga kurangnya pendidikan yang berkelanjutan.
Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, Wakil Menteri Kesehatan Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D., menyampaikan pentinganya inovasi dan pertukaran pengetahuan dalam memajukan layanan kesehatan di Indonesia.
Menurutnya, salah satu caranya dengan melakukan simposium internasional, sebagai ajang pertukaran pengetahuan yang membantu mempercepat kemampuan tenaga medis dalam menangani penyakit-penyakit kritis.
"Simposium internasional seperti ini sangat penting untuk mempercepat kemampuan tenaga medis Indonesia dalam menangani penyakit kritis seperti kanker payudara, hematologi, dan gagal jantung,” ujar Prof Dante saat ditemui dalam acara Simposium Rumah Sakit Pusat Pertamina (IHC RSPP) bersama Mayo Clinic Care Network baru-baru ini.
Prof Dante mengatakan kolaborasi antara IHC RSPP dan Mayo Clinic diharapkan bisa meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia.
“Dengan adanya kolaborasi bersama Mayo Clinic, diharapkan standar pelayanan kesehatan kita bisa terus meningkat, seiring dengan perkembangan teknologi dan inovasi medis global," tutur Prof. Dante.
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur RSPP, dr. Neny Herawati, MKKK, yang menyebut pentingnya simposium ini dalam meningkatkan pemahaman dan praktik klinis di Indonesia. Pihaknya berharap melalui simposium ini dapat memperoleh wawasan berharga tentang kemajuan terbaru dalam manajemen kanker payudara, hematologi, dan gagal jantung.
