Pelajar SMK Tewas Usai Dikeroyok 9 Anggota Perguruan Silat PSHT di Malang
MALANG - Pelajar di Kabupaten Malang tewas usai dikeroyok oknum anggota perguruan silat. Remaja bernama Alfin Syafiq Ananta (17) yang masih duduk di bangku kelas XI SMK swasta di Kota Malang ini, meregang nyawa usai enam hari dirawat intensif di rumah sakit.
Ayah korban Nanang Kuswanto menuturkan, anaknya dikeroyok oleh 9 orang oknum anggota perguruan silat Persatuan Setia Hati Terate (PSHT). Anaknya dikeroyok beramai-ramai dengan cara melingkar sebagaimana terlihat dari kamera CCTV.
"Dikeroyok, kelihatan melingkar. Ditendang ke sana, ditendang ke sini. Yang terakhir, ini saksi kuncinya anak perempuan, nanti coba didalami, Alfin ini gegar otak kepalanya sampai pecah, ada paving yang ngepruk (memukul) ke kepalanya," ucap Nanang Kuswanto, saat ditemui di rumah duka, pada Kamis (12/9/2024) di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
Ia menyayangkan tindakan teman-teman Alfin yang melakukan kekerasan apalagi sampai memukulkan batu paving ke kepala korban. Pukulan ke batok kepala itulah yang menyebabkan korban diduga kuat meninggal dunia, meski sempat menjalani perawatan di RST Soepraoen, Kota Malang.
"Kalau (dipukul) pakai tangan nggak mungkin sampai memecahkan batok kepala. Ini batok kepalanya retak, kopyor di dalamnya, pendarahan di dalamnya. Jadi jaringan saraf ke otaknya sudah nggak jalan. Itu dipukul dari belakang," ujarnya.
Selain kekerasan di bagian kepala korban, sang ayah menyebut beberapa bagian anggota tubuh anaknya juga tak lepas dari sasarannya. Di bagian dada misalnya terdapat luka memar membiru, di bagian pipi juga mengalami luka lebam, tangan dan kaki pun juga mengalami luka memar memerah. Hasil pemeriksaan medis di dua rumah sakit yakni RS Prasetya Husada perawatan pertama dan RST Soepraoen, rumah sakit rujukan juga menunjukkan ada luka tersebut.
"Luka dalam) Cukup parah. Dari segi lambungnya, jantungnya, paru-parunya mengeluarkan darah. Dari rumah sakit (Prasetya Husada), pindah ke Rumah Sakit Soepraoen, alfin selalu memuntahkan darah mulai dari mulut sampai ke hidung," jelasnya.
Sebelumnya Alfin menerima kekerasan fisik dan dikeroyok oleh 9 orang anggota PSHT di Dusun Petren, Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, pada Jumat malam (6/9/2024). Akibatnya Alfin sempat tak sadarkan diri dibawa ke RS Prasetya Husada, Karangploso, sebelum dirujuk ke RST Soepraoen, Kota Malang, untuk mendapatkan perawatan lebih intensif. Tapi nyawanya tak bisa diselamatkan usai dinyatakan meninggal dunia pada Kamis pagi (12/9/2024) di RST Soepraoen, Malang.