Mengenal Monyet Chimera Pertama yang Baru Lahir dari Hasil Eksperimen
JAKARTA - Kabar gembira bagi sains datang dari Chiba. Kelahiran pertama dari monyet Chimera telah lahir di laboratorium Tiongkok. Penasaran bagaimana dan seperti apa sih monyet jenis ini? Simak laporannya berikut ini!
Dilansir dari Science Times, Minggu (12/11/2023), seekor monyet chimera jantan telah lahir dari eksperimen tak terduga. Dalam eksperimen ini mencakup penggunaan sel berpotensi majemuk dari dua sel telur berbeda yang telah dibuahi satu spesies monyet. Sel ini diharapkan dapat menciptakan kera berekor panjang.
Eksperimen ini bukanlah yang pertama dilakukan. Sebelumnya telah ada percobaan yang menggabungkan sel telur dan sel sperma dari monyet dengan spesies yang berbeda. Namun jenis ini termasuk dari berbagai campuran spesies atau disebut chimeric.
Chimera mengacu pada organisme tertentu yang terdiri dari sel-sel yang berasal dari lebih dari dua orang tua. Para ilmuwan mengukur 26 jenis jaringan berbeda pada primata. Kemudian diamati bahwa dampak sel induk ekstra berkisar antara 21 hingga 92, dengan persentase tertinggi diamati pada jaringan otak.
Pada penelitian sebelumnya janin monyet chimera yang dihasilkan memiliki kontribusi sel donor yang rendah, dengan persentase kemungkinan hidup hanya 0,1 hingga 4,5. Sehingga hasil eksperimen ini dimusnahkan. Sedangkan pada eksperimen kali ini, hasilnya sangat mengejutkan. Monyet chimera dengan mata bersinar hijau dan ujung kuku bersinar kuning ini dapat hidup selama 10 hari.
Studi Hewan Chimeric
Penulis senior dan insinyur reproduksi Zhen Liu dari Chinese Academy of Sciences (CAS) menjelaskan bahwa tujuan ini adalah tujuan yang telah lama dicari di lapangan. Liu menambahkan bahwa penelitian ini memungkinkan mereka menghasilkan model monyet yang lebih tepat untuk mempelajari kondisi neurologis dan studi biomedis.
Liu menjelaskan bahwa penelitian ini dapat membantu para spesialis untuk mengetahui lebih banyak tentang tahap awal diferensiasi sel induk diantara primata, yang belum diteliti dengan baik dibandingkan dengan tikus.
Indosat HiFi Air Hadir di Bali dan Nusa Tenggara, Solusi Internet Cepat bagi Keluarga dan UKM
Ahli genetika Jing Cao, penulis utama studi tersebut, menjelaskan dalam konferensi media bahwa kemajuan ilmiah ini merupakan hal mendasar karena ini merupakan kasus pertama yang menunjukkan bagaimana primata chimera non-manusia mungkin ada.
Mengingat sel induk donor dapat diedit secara genetik, peneliti biomedis dapat menguji hasil penyakit pada model monyet masa depan. Hal ini dapat bervariasi tergantung pada tujuan penelitian, karena semakin tinggi kontribusi sel induk donor pada jaringan tertentu, semakin tinggi pula akurasi model penyakitnya.
Miguel Esteban, ahli imunologi dari CAS dan Beijing Genomics Institute, menjelaskan bahwa di antara sel sperma dan sel telur, persentase chimerism hanya 10 saja sudah bisa bermanfaat. Monyet chimeric pertama kali dilaporkan pada tahun 2012. Namun, sel donor mereka memiliki persentase kontribusi yang rendah, hanya 4.
Untuk monyet chimeric baru ini, ketika tim peneliti menyuntikkan sel induk berpotensi majemuk ke dalam embrio blastokista monyet, para peneliti memastikan untuk menggunakan protein fluoresen hijau untuk memberi label pada sumbangan. Hasilnya, setiap sel atau jaringan yang bersinar hijau pada keturunannya dapat langsung dihubungkan dengan sel yang disumbangkan. Dari hasil eksperimen ini, lahirlah enam kelahiran baru.
Menariknya, hanya satu laki-laki yang memperlihatkan jaringan sel induk di berbagai area tubuhnya. Salah satu janin yang diaborsi juga menunjukkan tingkat chimerisme, meskipun janin tertentu tidak hidup sampai lahir.