Kisah Letkol Susdaryanto, Jadi Agen Mata-mata Rusia demi Sesuap Nasi

Kisah Letkol Susdaryanto, Jadi Agen Mata-mata Rusia demi Sesuap Nasi

Nasional | sindonews | Kamis, 24 April 2025 - 07:55
share

Nama Letkol Susdaryanto mungkin tidak sepopuler beberapa tokoh terkenal lainnya. Namun, ia memiliki kisah hidup menarik, terutama ketika terlibat dalam jaringan agen mata-mata Rusia pada masa lalu.

Johannes Baptista Susdaryanto lahir di Ambarawa, Jawa Tengah, pada 27 Juni 1934. Setahun setelah masuk Angkatan Laut pada 1962, ia dikirim untuk disekolahkan lagi ke Maryland, Amerika Serikat.

Dirangkum dari berbagai sumber, Susdaryanto kembali ke Indonesia setelah menamatkan pendidikan di sana. Di Tanah Air, ia sempat menjadi perwira hingga komandan di sejumlah kapal TNI AL.

Namun, perjalanan kariernya yang semula normal justru mendadak berubah. Pada satu momen, Sudaryanto kecewa karena merasa kariernya mentok jika dibandingkan rekan-rekannya yang lain.

Jadi Mata-mata Rusia demi Sesuap Nasi

Susdaryanto menganggap penugasannya Departemen Pemetaan sebagai upaya untuk "memarkir" kariernya di TNI. Tak bisa dipungkiri, kariernya yang seakan macet juga berdampak pada kondisi ekonominya.

Berada dalam kondisi sulit, Susdaryanto bertemu dengan seorang pria Rusia yang menawarkan kesempatan untuk bekerja bagi pihaknya.

Tergiur dengan iming-iming kehidupan yang lebih baik, ia memutuskan untuk menerima tawaran tersebut.

“Sewaktu Susdaryanto menjadi perwira pemetaan tahun 1976 berhubungan dengan Vladimir yang berkantor di Tanjung Priok sebagai agen kapal-kapal Soviet di Indonesia. Perkenalan bermula dari niat Vladimir membeli peta laut guna menyuplai kapal-kapalnya yang berlayar di Indonesia,” tulis majalah spion dan wanita, Spionita, No. 014, Agustus 1984.

Pada catatan persidangan yang terungkap, Susdaryanto disebut pernah menjual berbagai data kelautan di Indonesia kepada KGB. Sebagai imbalan, ia mendapatkan uang dengan nominal yang beragam.

Beberapa dokumen yang dijual di antaranya seperti laporan dan perjanjian survei Selat Malaka antara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Jepang hingga rencana kerja Janhidros (Jawatan Hidro Oseanografi) TNI AL. Untuk bayaran hasil kerjanya itu, Susdaryanto dikatakan menerimanya hingga Rp600.000.

Setelah beberapa waktu menjalankan aksinya, tindakan Susdaryanto akhirnya terungkap pada 1982.

Waktu itu, Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN) yang kini dikenal sebagai Badan Intelijen Negara (BIN) membongkar aksi spionase yang melibatkannya.

Diketahui bahwa peran Susdaryanto saat itu memang penting karena menyimpan dan mengolah data-data kelautan Indonesia.

Awal mula aksinya terbongkar terjadi setelah menjalin kontak dengan manajer perusahaan penerbangan Rusia Aeroflot yang bernama Alexander Pavlovich Finenko alias Robert.

Setelah melakukan penyadapan dan memastikan kebenarannya, dilakukan operasi untuk menangkap Susdaryanto. Setelah tertangkap, ia mengakui perbuatannya melakukan spionase dalam sidang di Mahkamah Militer Tinggi II Barat .

Pada pernyataannya, Susdaryanto mengaku melakukan aksi itu karena faktor ekonomi. Selain itu, ia juga menyebut adanya iri dengan rekan-rekannya yang punya kondisi ekonomi serta karier yang lebih baik.

Setelah menjalani beberapa kali sidang, Susdaryanto divonis 10 tahun penjara. Ia juga dicabut statusnya sebagai anggota TNI. Demikian ulasan mengenai kisah Letkol Susdaryanto yang pernah menjadi mata mata Rusia untuk sesuap nasi.

Topik Menarik