Momen Raja Majapahit Redam Pemberontakan Sadeng saat Konflik Gajah Mada dan Kembar

Momen Raja Majapahit Redam Pemberontakan Sadeng saat Konflik Gajah Mada dan Kembar

Nasional | sindonews | Selasa, 25 Maret 2025 - 22:57
share

SEPENINGGALJayanagara sebagai Raja Majapahit, takhta diteruskan Tribhuwana Wijayatunggadewi yang merupakan perempuan muda. Naiknya Tribhuwana sebagai penguasa Kerajaan Majapahit tidak dalam kondisi ideal.

Terdapat friksi atau konflik internal di istana. Tentu yang menonjol adanya 2 panglima yang saling berebut memerangi lawan. Ini membuat Tribhuwana kebingungan, terlebih dia masih berusia muda dan baru menjabat sebagai penguasa Majapahit.

Benar saja kemunculan Pemberontakan Sadeng pada 1221 memanfaatkan belum cakapnya sang penguasa. Saat itu Sadeng yang berada di bawah kekuasaan Majapahit terang-terangan menentang sang ratu Tribhuwana Tunggadewi.

Sadeng negeri bawahan Majapahit di pesisir selatan mengumumkan tak mau lagi membayar upeti kepada pemerintah pusat.

Earl Drake dalam "Gayatri Rajapatni : Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit" mengisahkan bagaimana Gajah Mada segera berangkat bersama pasukannya ke Sadeng guna menunjukkan betapa penolakan sepihak terhadap kewajiban sebuah negeri tak bisa dibiarkan.

Sebagai panglima militer di Kerajaan Majapahit, Gajah Mada telah menyiapkan dua strategi secara perundingan dan berperang untuk menaklukkan Sadeng.

Di sisi lain ternyata Sadeng Kembar, bangsawan senior yang ingin menjilat ratu sudah mengepung kota dalam waktu singkat. Laporan perjumpaan antara Gajah Mada dan Kembar di jalan amat mengusik hati. Dilaporkan pasukan Gajah Mada bertemu Kembar yang tengah berdiri di atas sebatang pohon tumbang di hutan.

Seolah mengendarai kuda, dia berayun dan mengacungkan cambuknya. Pasukan Gajah Mada bertanya-tanya mengapa Kembar telah lebih dahulu menyerang pasukan Sadeng tanpa berkoordinasi dan justru memberitahukan kepada Gajah Mada untuk kembali ke ibu kota atas perintah sang ratu.

Gayatri lantas menasihati putrinya agar mengerahkan satu regu pasukan pengawal istana dan segera berangkat ke Sadeng. Sebagai seorang ratu baru, Tribhuwana harus mengambil kendali seluruh operasi tersebut dan mencegah pertarungan terbuka antara Gajah Mada dan Kembar.

Ketika pasukan Tribhuwana tiba dia lantas mengerahkan segenap pasukannya dalam satu kekuatan, Sadeng pun akhirnya menyerah. Secara resmi kemenangan dialamatkan ke ratu dan dua panglima bawahannya.

Setelah itu, Tribhuwana mengangkat Sadeng Kembar menjadi Menteri Keamanan Dalam Negeri dan Gajah Mada sebagai panglima militer tertinggi di Kerajaan Majapahit.

Di hadapan khalayak, Kembar dan Gajah Mada senantiasa bekerja sama, namun Gajah Mada tak pernah lupa tindakan mengacau dan hinaan Kembar yang diarahkan pada dirinya saat berada di Sadeng.

Topik Menarik