Misteri Raja Kedua Kerajaan Panjalu Cikal Bakal Kediri Warisan Airlangga

Misteri Raja Kedua Kerajaan Panjalu Cikal Bakal Kediri Warisan Airlangga

Nasional | okezone | Jum'at, 13 Desember 2024 - 06:02
share

JAKARTA - Kerajaan Panjalu menjadi satu kerajaan yang diwarisi oleh Airlangga, penguasa Kerajaan Kahuripan. Panjalu konon menjadi cikal bakal kerajaan besar di timur Pulau Jawa, yakni Kerajaan Kediri. Kerajaan ini merupakan pembagian dari dua putra dari Airlangga, yang diwariskan kepada kedua anaknya.

Raja pertama Panjalu konon adalah Sri Maharaja Samarawijaya Dharmasuparnawahana Teguh Uttungga Dewa. Nama raja itu diketahui dari sebuah prasasti bernama Prasasti Turun Hyang yang diketahui pada 1404. 

Prasasti itu menjadi pertanda usai dua tahun setelah oleh pembelahan. Konon raja pertama Panjalu ini sudah pernah berperang melawan Sri Mapanji Garasakan dari Janggala, yang sebenarnya masih sama-sama saudara dari Airlangga.

Sebagaimana dikutip dari "Tafsir Sejarah Nagarakretagama" dari sejarawan Prof. Slamet Muljana, raja pertama Kerajaan Panjalu teridentifikasi memang identik dengan Samarawijaya, karena menurut kebiasaan Rakryan Mahamantri dari calon pengganti raja.

Pasca turunnya Samarawijaya sebagai raja pertama di Panjalu ini tidak diketahui penggantinya. Prasasti Malenga tahun 1052, menguraikan bagaimana Sri Maharaja Mapanji Garasakan pernah melawan Aji Linggajaya. Oleh karena kesetiaan dan bakti para penduduk Desa Malenga, yang ikut terjun dalam peperangan maka Mapanji Garasakan memberikan anugerah desa sima Malenga. 

Malenga letaknya di daerah Tuban. Meskipun tidak dijelaskan siapa kiranya Aji Linggajaya itu, dapat diduga bahwa ia adalah raja Panjalu karena pada waktu itu kerajaan yang kuat hanya Janggala dan Panjalu. Demikianlah perubahan pemerintahan dari tangan Sri Samarawijaya kepada Sri Linggajaya terjadi antara tahun 1042 dan 1052.

 

Sementara itu antara tahun 1052 dan 1104 diketahui dengan pasti siapa yang memerintah di Panjalu. Dari Prasasti Sirah Keting 1104, tentang pengukuhan tanah perdikan Marjaya, anugerah Sri Jayawarsa Digjaya Sastraprabhu, bahwa pada permulaan abad 12, Panjalu diperintah oleh Sri Jayawarsa Sastraprabhu, karena prasasti menyebut nama Sri Jayasastraprabhu, maka prasasti itu disebut prasasti Sastraprabhu oleh L.C. Damais.

Prasasti Sirah Keting tidak memberitakan peristiwa sejarah yang perlu dibahas. Hingga sekarang, ini adalah satu-satunya prasasti Sri Jayawarsa yang ditemukan. Raja berikutnya ialah Sri Maharaja Sri Bameswara Sakalabhumwana Tustikarana Sarwaniwariwirya Parakrama Digjya Uttungga Dewa.

Pada prasasti Pikatan, 11 Januari 1117, menyebut dirinya Sang Juru Panjalu. Ini adalah Prasasti Sri Barmeswara yang tertua. Ia mengeluarkan beberapa prasasti lainnya. Prasastinya yang terakhir ialah prasasti Tangkilan, bertarikh 14 Mei 1130.

Topik Menarik