Denny JA: Agama Leluhur Berperan Penting dalam Pelestarian Lingkungan Hidup
Ketua Umum Esoterika dan Forum Spiritualitas, Denny JA menyatakan bahwa merawat agama leluhur dan kepercayaan lokal di Indonesia bukan hanya masalah hak asasi manusia atau hak konstitusi. Alam tetapi juga bagian dari upaya memperkaya budaya positif bangsa.
Banyak agama leluhur yang memiliki ajaran peduli terhadap lingkungan hidup, menjadikannya mitra yang kuat dalam menjaga kelestarian alam.
Pernyataan ini disampaikan Denny JA dalam sebuah acara yang digelar bersama Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia (MLKI) dan Aliansi Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) di Jakarta, Sabtu (7/12/2024).
Dalam forum tersebut, turut hadir pembicara lain seperti Budhy Munawar Rahman, Nia Sjarifudin, dan Engkus Ruswana.
Denny JA mengutip contoh aksi protes di Parlemen Selandia Baru, di mana sejumlah anggota parlemen dan masyarakat Suku Maori melakukan Tarian HAKA WAR untuk menentang undang-undang yang dianggap merugikan hak mereka, termasuk hak atas tanah dan kepercayaan lokal.
Sidang Kasus Timah, Pakar Hukum: Jika Penyidik Gagal Temukan Bukti, Gugatan Perdata Bisa Diajukan
Tindakan ini, menurut Denny, bukan hanya soal memperjuangkan hak asasi, tetapi juga melindungi kearifan lokal yang berperan dalam pelestarian lingkungan.
Suku Maori, lanjut Denny, memiliki ajaran-ajaran yang sangat mendukung keberlanjutan lingkungan. Salah satunya adalah konsep Tapu, yang mengajarkan bahwa kawasan alam seperti hutan, gunung, pohon, dan sungai dianggap sebagai entitas hidup yang harus dihormati dan dilindungi.
Agama-agama lokal di Indonesia juga mengajarkan pelestarian lingkungan, ujarnya.
Denny menambahkan bahwa Indonesia kaya akan agama leluhur yang mengandung ajaran-ajaran positif untuk lingkungan, seperti Sasi Laut di Maluku. Ajaran ini mengatur pelarangan sementara dalam pemanfaatan hasil laut untuk memberi kesempatan alam pulih dan berkembang kembali.
Di Minangkabau, konsep Hutan Larangan juga menjadi contoh pelestarian lingkungan. Hutan tertentu dianggap suci dan dilindungi dari eksploitasi, berfungsi sebagai paru-paru wilayah dan menjaga keseimbangan ekosistem.
Contoh lain yang disebutkan Denny adalah ajaran Pamali di Kampung Naga, yang melarang penebangan pohon sembarangan dan perusakan alam. Konsep ini menganggap alam sebagai bagian dari keluarga yang harus dihormati dan dilindungi, mengajarkan masyarakat untuk hidup seiring dengan alam.
Dia menegaskan bahwa agama-agama leluhur yang lahir di tengah komunitas yang hidup harmonis dengan alam, memberikan pelajaran penting tentang bagaimana manusia seharusnya menjaga keseimbangan ekosistem.
"Indonesia harus menjadi negara yang lebih dari sekadar ekonomi atau politik. Indonesia harus menjadi negara budaya yang merawat tradisi dan menghormati agama leluhurnya," pungkasnya.