Gus Miftah Hina Penjual Es Teh Sunhaji, PKB: Bertentangan dengan Karakter Pak Prabowo

Gus Miftah Hina Penjual Es Teh Sunhaji, PKB: Bertentangan dengan Karakter Pak Prabowo

Nasional | sindonews | Kamis, 5 Desember 2024 - 07:37
share

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menyoroti tindakan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah yang menghina penjual es teh Sunhaji. Dia menilai tindakan Miftah tidak sesuai dengan karakter Presiden Prabowo Subianto yang kerap menunjukkan kemesraan bersama rakyat.

"Iya kan, tentu kan bertentangan dengan apa yang selama ini menjadi karakter Pak Prabowo yang selalu mengedepankan orang miskin, nggak mau ada kemiskinan, nggak mau ada orang lemah yang tertindas," kata Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2024).

"Sementara ada orang dekatnya yang berbeda arah, tentu itu kontradiktif dan pasti akan jadi sorotan," sambung dia.

Gus Jazil pun memaklumi penggunaan kata kasar ala Surabaya yang biasa dipakai Miftah. Namun, ia menilai, Miftah bisa lebih bijak lagi untuk memilih padanan kata, sehingga tidak menimbulkan persepsi negatif.

Apalagi, katanya, Miftah merupakan representasi pemerintah Prabowo-Gibran. "Itu variatiflah, tetapi jangan juga diumbar di depan publik ketika menghadapi orang yang lemah, pasti publik nggak suka. Itu bukan urakan itu, itu naiflah," katanya.

Kendati demikian, ia berharap, peristiwa ini bisa jadi pelajaran, khususnya bagi Miftah dan para pejabat baru agar lebih bijak dalam bertutur di depan publik. "Ya buat pelajaran lah buat Gus Miftah dan kita semuanya," tukasnya.

Sementara itu, Prabowo pun disebut telah menegur Miftah atas pernyataan yang mengolok pedagang es. Hal itu disampaikan oleh Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi.

“Presiden sudah memberikan teguran kepada yang bersangkutan melalui Sekretaris Kabinet untuk segera meminta maaf kepada Bapak Sunhaji yang mungkin saja dan sangat mungkin terluka perasaannya karena kejadian kemarin,” ungkap Hasan, Rabu (4/12/2024).

Bahkan, kata Hasan, Presiden Prabowo juga sudah mendapatkan informasi bahwa Miftah sudah mendatangi Sunhaji secara langsung ke Desa Banyusari, Kecamatan Grabak, Kabupaten Magelang, untuk menyampaikan permintaan maaf secara langsung.

“Kami juga melihat dalam berbagai video Bapak Sonhaji sudah memberikan maaf beliau,” lanjut Hasan Nasbi.

Netizen Ramai-ramai Minta Prabowo Pecat Gus Miftah

Sebelumnya, akun Instagram Partai Gerindra mendadak diserbu netizen yang mendesak agar Gus Miftah dipecat. Desakan itu disampaikan para netizen di beberapa unggahan atau postingan di akun Instagram Gerindra tersebut.

“PECAT MIFTAH!!! SATU SUARA KUMPUL DISINI,” kata akun wedding.na***.

“Min bilang bapak, pecat miftah,” kata akun xaain***.

“Klo si miftah gak di pecat. Gw gak bakal respect lg sama gerindra.

“#pecatgusmiftah,” kata ziswayzo***.

“Min pecat tuh Gus Miftah kasian Lo bapak penjual es di hina begituh dia punya perasaan akhlak nya Lo yg bikin sakit hati bapak itu,” kata indrak2***.

“PECAT MIFTAH GAK GUNA,” ujar andia***.

Akun Gerindra menjawab salah satu netizen aditia*** yang bertanya apakah bisa mencopot Gus Miftah karena tidak mencerminkan Prabowo. Akun Gerindra mengatakan bahwa tindakan Gus Miftah ke pedagang es teh itu sangat tidak sesuai dengan kepribadian Prabowo.

Gus Miftah Bisa Merusak Nama Prabowo

Gus Miftah atau Miftah Maulana Habiburrahman dinilai layak masuk daftar reshuffle kabinet. Pasalnya, Pendakwah yang kini menjabat Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan dianggap bisa merusak nama Presiden Prabowo Subianto.

“Gus Miftah mending jadi pendakwah saja,” kata Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie merespons tindakan Gus Miftah yang menghina penjual es teh dan air mineral kemasan, Rabu (4/12/2024).

Jerry menilai Gus Miftah belum pantas duduk dalam pemerintahan. Dia juga melihat pendiri Pondok Pesantren Ora Aji itu tidak memiliki konsep dan desain besar.

“Di 100 hari kerja perlu ada reshuffle, nama-nama seperti Gus Miftah sama Budi Arie layak dicopot. Pasalnya, mereka akan jadi duri dalam daging atau jadi toxic,” tuturnya.

Topik Menarik