6 Fakta Menarik Budi Arie, Ketum Projo yang Jadi Menteri di Dua Era Presiden Berbeda
Budi Arie Setiadi sedang menjadi perbincangan publik dalam beberapa Waktu belakangan ini. Terbaru, Menteri Koperasi (Menkop) itu kembali disorot lantaran menyebut dirinya dikhianati mantan anak buah di Kementerian Komunikasi dan Digital/Komdigi (dulu bernama Kominfo).
Diberitakan sebelumnya, mantan anak buah Budi Arie di Kominfo, T dan AK, ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus judi online (judol). Nah, mendengar kedua nama itu dijadikan tersangka, Budi Arie merasa ditipu karena orang yang dulu dipercaya untuk memberantas judol justru berpaling dari tugas.
Bicara soal Budi Arie, sosoknya itu memang sering menjadi perhatian publik karena berbagai kontroversi yang dimunculkannya. Untuk mengenalnya lebih jauh, berikut sejumlah faktanya yang bisa diketahui.
Fakta Menarik Budi Arie
1. Ketua Umum Projo
Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, sekelompok orang mendirikan sebuah organisasi kemasyarakat bernama Projo. Setelah resmi dibentuk, ditunjuklah Budi Arie Setiadi sebagai Ketua Umum (Ketum).Projo dibentuk sebagai organisasi pendukung Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2024. Namanya sering diasosiasikan dengan akronim 'Pro Jokowi' meski sebenarnya ada asal-usul lain yang mendasari pemilihan nama tersebut.
Menariknya, Projo ini terus konsisten dalam mendukung Jokowi hingga Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Sementara Budi Arie juga masih menjabat sebagai pemimpinnya.
2. Jadi Menteri di 2 Era Presiden
Saat ini, Budi Arie menjabat sebagai Menteri Koperasi di Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo-Gibran. Jabatan ini menandai kali kedua ia menjadi menteri, sebelumnya juga mendapat posisi serupa di pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.Bedanya, dulu Budi Arie menduduki posisi Menteri Komunikasi dan Informatika/Menkominfo (sekarang bernama Komdigi). Ia menjabat Menkominfo pada Juli 2023 menggantikan Johnny G Plate yang tersandung kasus korupsi.
Waktu itu, penunjukan Budi Arie sebagai Menkominfo sempat menuai beragam kritikan. Pasalnya, ia tidak memiliki latar belakang yang relevan dengan posisinya.
3. Lebih Dulu Jadi Wakil Menteri
Sebelum jadi menteri, Budi Arie lebih dulu mencicipi jabatan wakil menteri. Ia ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) pada 25 Oktober 2019.Jabatan tersebut diduduki Budi Arie sampai Juli 2023. Pada tugasnya dulu, ia bekerja sama dengan Menteri Abdul Halim Iskandar.
4. Pernah Jadi Aktivis
Budi Arie lahir di Jakarta, 20 April 1969. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan masuk jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Indonesia.Selama berkuliah, Budi Arie memiliki pengalaman sebagai aktivis. Di sana, ia pernah menjadi Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FISIP UI 1994 dan Presidium Senat Mahasiswa UI 1994-1995. Ia ikut mendirikan Forum Studi Mahasiswa dan Kelompok Pembela Mahasiswa (KPM) UI.
5. Sempat Berkarier di Dunia Jurnalistik hingga Bisnis
Sebelum masuk politik, Budi Arie lebih dulu berkarier di dunia jurnalistik. Tercatat, ia pernah menjadi pendiri Harian Bergerak pada 1998 hingga wartawan beberapa koran nasional antara tahun 1994 hingga 2001.TNI Bentuk Satgas Tindak Prajurit Terlibat Judi Online, Narkoba, Penyelundupan, dan Korupsi
Selain jurnalistik, Budi Arie juga pernah masuk ke ranah bisnis. Ia sempat menduduki jabatan seperti Direktur Utama PT Mandiri Telekomunikasi Utama (2001-2009), Direktur PT Daya Mandiri (2010-2014), Direktur Utama NKE Investama (2009-2014), Direktur PT Sarana Global Informasi (2009-2014) hingga Direktur Utama PT Mitra Lumina Indonesia (2011-2014).
6. Sering Terlibat Kontroversi
Dalam sepak terjangnya, Budi Arie cukup sering menjadi perhatian. Namun, sebagian di antaranya mengarah ke kontroversi atas pernyataan-pernyataan yang dikeluarkannya.Pada Juni 2024 misalnya, Budi Arie menuai kontroversi saat berkomentar terkait kasus pembakaran yang dilakukan oleh Briptu FN terhadap suaminya, Briptu RDW, yang dipicu oleh judi online. Waktu itu, Budi dalam sebuah pernyataan menyebut perempuan lebih kejam dari laki-laki.
"Ternyata perempuan lebih kejam dari laki-laki. Ini tanpa stereotip gender, tapi istrinya yang membunuh suaminya yang polisi," ujar Budi.
Komentarnya itu viral dan mendapat berbagai reaksi dari netizen. Ia kemudian mengklarifikasi soal pernyataannya dan mengklaim tidak menghina perempuan.
Terbaru, Budi Arie kembali disorot karena pernyataannya yang merasa dikhianati mantan anak buah di Kementerian Komunikasi dan Digital/Komdigi (dulu bernama Kominfo). Diketahui, mantan anak buah Budi Arie di Kominfo dulu, T dan AK, ditetapkan sebagai tersangka dalam pusaran kasus judi online (judol).
"(Saya) justru menjadi korban pengkhianatan yang dilakukan pegawai Komdigi. T pun ternyata 'bermain' tanpa sepengetahuan Direktur, Dirjen Aptika apalagi Menteri. Perintah untuk menumpas judi online tidak dilaksanakan, malah mereka tergoda bersekongkol dengan bandar judi online," ucap Budi Arie.