Peti Pusaka Walisongo, Keluarkan Tawon Raksasa Bikin Prajurit Majapahit Terbirit-birit
WALISONGO dikenal memiliki karomah dan kesaktian luar biasa yang dikisahkan membantu pasukan Kerajaan Demak dalam pertempuran melawan Majapahit. Pada masa itu, Walisongo turut serta dalam perjuangan menegakkan agama Islam setelah pendekatan damai yang mereka lakukan tidak dihiraukan oleh Majapahit.
Namun, dalam pertempuran tersebut, pasukan Demak hampir kalah. Pasukan yang dipimpin oleh Sunan Ngudung bahkan harus mundur sementara waktu karena terdesak oleh serangan tentara Majapahit.Saat pasukan Demak mundur, mereka menghimpun kekuatan untuk melakukan serangan balik.
Sunan Gunung Jati dan Sunan Giri menawarkan diri untuk ikut serta dalam pertempuran, berharap karomah mereka dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan. Setelah Sunan Ngudung gugur, para wali berkumpul untuk menentukan pengganti panglima.
Hasil musyawarah tersebut menetapkan Sunan Kudus sebagai panglima perang yang baru. Pertempuran yang terjadi pun melibatkan adu kesaktian antara kedua kubu.
Dalam "Sajarah Wali Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati: Naskah Mertasinga," diceritakan bagaimana karomah tiga Walisongo ini berperan penting. Sunan Kudus membuka peti pusaka di tengah medan pertempuran.
Ketika peti itu terbuka dengan suara yang menggelegar, langit seketika menjadi gelap gulita, seolah malam tiba. Tentara Majapahit pun kebingungan, tidak dapat membedakan antara kawan dan lawan.
Sunan Giri kemudian melepaskan tawon-tawon raksasa yang menyerang dan melemahkan pasukan Majapahit. Para prajurit Majapahit menderita kesakitan akibat serangan tawon tersebut.
Sunan Gunung Jati mengeluarkan badongnya, dan dari dalamnya keluar tikus-tikus yang menyerang serta merusak senjata lawan. Pasukan Majapahit pun panik dan lari terbirit-birit, sementara tikus-tikus dan tawon-tawon terus mengejar mereka, bahkan hingga ke tempat persembunyian.
Dalam kondisi kacau dan panik, pasukan Majapahit akhirnya mundur, dan Walisongo berhasil membawa pasukan Demak meraih kemenangan.
