Inti Bumi Ternyata Berupa Paduan Besi Nikel Padat Berukuran 725 Km

Inti Bumi Ternyata Berupa Paduan Besi Nikel Padat Berukuran 725 Km

Nasional | BuddyKu | Sabtu, 25 Februari 2023 - 06:47
share

CANBERRA Para ilmuwan geofisika di Universitas Nasional Australia di Canberra menyebutkan bahwa inti Bumi merupakan paduan besi nikel padat berukuran 725 Kilometer (Km). Data ini diperoleh para ilmuwan dengan menghitung diameter inti terdalam Bumi menggunakan gelombang gempa yang memantul seperti bola ping-pong.

Sebelumnya, banyak peneliti percaya bahwa Bumi memiliki empat lapisan yang berbeda, yaitu kerak bumi, mantel, inti luar yang cair, dan inti dalam yang padat. Namun dalam beberapa dekade terakhir, para ilmuwan telah mengusulkan bahwa inti dalam sebenarnya terdiri dari dua lapisan, yang disebut sebagai inti dalam dan inti terdalam.

Sekarang, dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications Selasa 21 Februari, para peneliti mengamati data gelombang gempa bumi, atau seismik, dari seluruh dunia untuk mengukur inti terdalam ini. Saat terjadi gempa bumi, hal itu memicu gelombang energi yang bergerak melalui bebatuan.

Gelombang-gelombang ini bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda berdasarkan jenis mineral penyusun batuan dan apakah batuan tersebut lebih kaku atau lunak. Jenis gelombang seismik tertentu tidak dapat bergerak melalui cairan, sehingga memantul dari lapisan cairan.

Mempelajari cara gelombang seismik bergerak melalui Bumi dapat mengungkap lapisan berbeda yang ada jauh di bawah permukaan planet. Misalnya, para ilmuwan sebelumnya telah menggunakan gelombang seismik untuk menemukan besi cair yang berputar di inti luar Bumi, yang menciptakan medan magnet planet.

Gelombang seismik juga mengungkap inti dalam, yang, meskipun panas, tetap padat di bawah tekanan yang sangat besar. Dalam makalah baru, para peneliti mengamati, untuk pertama kalinya, gelombang seismik memantul bolak-balik dari gempa kuat ke sisi lain dunia, seperti bola ping-pong.

Secara khusus, gelombang seismik dari gempa berkekuatan 7,9 yang terjadi di dekat Kepulauan Solomon pada tahun 2017 bergema di seluruh diameter bumi beberapa kali. Jaringan seismik di Semenanjung Alaska dan Pegunungan Alpen Eropa membantu para peneliti melihat gelombang yang bergema.

Gelombang yang memantul ini memungkinkan para peneliti untuk mengamati dua lapisan berbeda di dalam inti bumi, kata Thanh-Son Pham, ahli geofisika di Universitas Nasional Australia di Canberra kepada Live Science, Sabtu (25/2/2023).

Para peneliti mencatat bahwa ketika gelombang gempa bergerak melalui inti terdalam, di area sekitar 450 mil atau 725 Km. Gelombang gempa bergerak dengan kecepatan berbeda tergantung pada sudut perjalanannya.

Di lapisan luar inti dalam, gelombang bergerak paling cepat dari kutub ke kutub dan paling lambat ke arah ekuator. Sementara itu, di lapisan terdalam, gelombang bergerak paling lambat dengan sudut sekitar 50 derajat dari sumbu Bumi.

Perbedaan perilaku gelombang yang bergerak melalui lapisan luar inti dalam versus inti terdalam menunjukkan bahwa meskipun secara kimia identik terbuat dari paduan besi-nikel, struktur kristal dari lapisan ini berbeda. Studi ini memperkuat bukti keberadaan bola logam internal dengan tekstur berbeda dari kulit terluar inti dalam Bumi, kata Pham.

Struktur bumi berevolusi saat mendingin setelah planet terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. Saat Bumi mendingin, elemen yang lebih berat, seperti besi dan nikel, bermigrasi ke dalam, menciptakan inti dalam dan luar, sementara elemen yang lebih ringan, seperti silikon yang menyusun sebagian besar batuan di permukaan Bumi, naik.

Para ilmuwan berpikir bahwa inti bumi terbentuk sekitar satu miliar tahun yang lalu, tetapi rincian evolusi inti adalah tidak dipahami dengan baik. Namun seiring pertumbuhan jaringan seismometer global, lebih banyak data seismik kemungkinan akan membantu mengungkap lebih banyak detail tentang pertumbuhan inti dalam.

(wib)

Topik Menarik