BMKG Sebut Gelombang Tinggi Berpotensi di Laut Selatan Jabar-DIJ
JawaPos.com Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gelombang tinggi masih berpotensi terjadi di laut Selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Jogjakarta pada 15-17 Februari.
Gelombang tinggi di laut selatan Jabar hingga DIJ ini terjadi karena saat sekarang masih dipengaruhi musim angin baratan, kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo seperti dilansir dari Antara di Cilacap, Rabu (15/2).
Dalam hal ini, kata dia, pola angin di laut selatan Jabar hingga DIJ umumnya bertiup dari arah barat daya hingga barat laut dengan kecepatan 5-30 knot. Pola angin yang cenderung searah dengan kecepatan tinggi tersebut berpotensi meningkatkan tinggi gelombang laut.
Berdasar kondisi tersebut, tinggi gelombang 2,5-4 meter yang masuk kategori tinggi masih berpotensi terjadi di perairan Selatan Jabar-DIJ maupun Samudra Hindia Selatan Jabar-DIJ pada 15-17 Februari, tegas Teguh Wardoyo.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau seluruh pengguna jasa kelautan untuk memperhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran. Sebab, berdasar analisis, kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter berisiko terhadap perahu nelayan.
Kemudian kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter berisiko terhadap tongkang, kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter berisiko kapal feri. Serta kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter berisiko terhadap kapal ukuran besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar.
Selain itu, wisatawan yang berkunjung ke pantai selatan Jabar-DIJ diimbau untuk tidak berenang atau bermain air terutama di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas karena tinggi gelombang 2,5-4 meter dapat terjadi sewaktu-waktu.
Jika ada perkembangan lebih lanjut terkait dengan tinggi gelombang di laut selatan Jabar-DIJ, kami akan segera informasikan kepada masyarakat, tutur Teguh.