Deretan PO Bus yang Terkenal karena Kontroversi, Ada yang Sampai Ganti Nama

Deretan PO Bus yang Terkenal karena Kontroversi, Ada yang Sampai Ganti Nama

Nasional | BuddyKu | Selasa, 7 Februari 2023 - 22:52
share

JAKARTA Ada beberapa perusahaan otobus (PO) yang dikenal punya banyak kontroversi. Bahkan, ada beberapa PO bus yang terpaksa mengubah namanya untuk menghilangkan stigma buruk akibat kontroversi tersebut.

Stigma buruk biasanya muncul karena bus tersebut kerap ugal-ugalan dan sering alami kecelakaan. Selain itu, kontroversi juga muncul karena PO bus dianggap sebagai panggung politik untuk memikat hati masyarakat.

Penasaran PO bus apa saja yang terkenal punya banyak kontroversi? Berikut rangkumannya seperti dilansir MNC Portal dari berbagai sumber.

1. PO Restu

PO bus yang terkenal di Jawa Timur ini terkenal karena kerap ngeblong atau melaju kencang. Konon untuk menutupi kesan itu, manajemen PO ini memberikan gambar binatang panda yang menggemaskan.

Harapan PO asal Kalirejo, Lawang, Malang ini adalah agar masyarakat penasaran serta menghilangkan rasa takut. Sekadar informasi, PO yang melayani jalur Surabaya-Malang-Madiun-Ponorogo PP.

Sedangkan bus dengan livery lama, yakni abu-abu dengan corak garis hijau dialihkan ke jalur tapal kuda dan sebagian ke rute Surabaya-Malang-Blitar. Ini juga membedakan sistem pembayaran upah, di mana livery lawas masih menganut sistem setoran. Sistem setoran ini menjadi sorotan publik karena dianggap sering mematok harga tinggi.

2. PO Dewi Sri

PO Dewi Sri didirikan oleh H. Ismail dan Hj. Rokhayah. Seiring waktu, bisnis PO ini diturunkan kepada anak-anaknya, yakni Ikmal Jaya, Idza Priyanti, dan Mukti Agung Wibowo.

Diketahui, ketiganya pernah menjabat sebagai kepala daerah di beberapa wilayah Jawa Tengah. Hal tersebut yang sempat menjadi berita kontroversi terkait politik karena begitu mudahnya mereka menjabat sebagai kepala daerah.

Dinasti politik PO Dewi Sri sudah sangat terkenal di karesidenan Pekalongan. Ikmal Jaya sempat menjadi Walikota Tegal periode 2004-2008 dan 2009-2013, meski ia jatuh pada di tengah kepemimpinan periode keduanya karena kasus korupsi.

Sedangkan adiknya Idza menjabat sebagai Bupati Brebes hingga sekarang, dan Mukti Agung Wibowo memenangi pemilihan kepala daerah Kabupaten Pemalang pada 2020.

Dinasti politik tersebut memunculkan pro dan kontra, penumpang PO Dewi Sri menganggap dengan adanya hal tersebut dapat mengganggu penglolaan perusahaan yang berdampak pada penurunan kualitas pelayanan.

3. PO Madjoe

PT Madjoe Moeda Mandiri atau yang lebih dikenal sebagai Madjoe Group atau Cendana Group. Ini merupakan grup perusahaan otobus yang cukup besar di Jawa Timur, serta kehadirannya banyak menuai kontroversi.

Kontroversi tercipta karena sopir dan kru bus yang kerap membuat ulah, sehingga membahayakan penumpang. Bahkan, tarif yang dipatok kerap berbeda antara penumpang satu dengan yang lainnya dengan tujuan yang sama.

Meski tak semua kru PO Madjoe berperilaku seenaknya ke penumpang. Namun, citra mereka sudah terbentuk seperti itu.

4. PO Sumber Kencono

PO Sumber Kencono yang didirikan oleh Styaki Sasongko pada 1981, dan merupakan awal dari berdirinya perusahaan Sumber Group. Bus ini kerap diplesetkan namanya oleh masyarakat menjadi Sumber Bencono karena kerap mengalami kecelakaan.

Pada 2011, Sumber Kencono akhirnya diganti menjadi Sumber Selamat setelah Gubernur Jawa Timur saat itu, Soekarwo melayangkan rekomendasi kepada Dinas Perhubungan untuk mencabut izin trayek sekaligus izin perusahaan Sumber Kencono.

Kejadian tersebut membuat manajemen mulai tegas dalam hal menindak sopir yang membahayakan penumpang. Untuk memantau bus Sumber Selamat, manajemen memasang GPS untuk memantau kecepatannya.

Selain Sumber Selamat, Sumber Group juga memiliki PO Sugeng Rahayu dan Golden Star, sebagai angkutan antar kota dan bus pariwisata.

5. PO Flores

PO Flores merupakan salah satu penguasa di jalur Surabaya. Ini tercipta dari seorang penjual kain di Mojokerto, Jawa Timur, Fendi Haryanto. Sesuai dengan nama tokonya, PO bus ini dinamai PO Flores.

Bus ini dikenal selalu melaju kencang karena perilaku konsumen Jawa Timur dan Jawa Tengah yang menyukai karakter bus seperti itu. Tapi, itu menjadi awal mula kehancuran PO Flores hingga menimbulkan kontroversi di masyarakat luas.

PO Flores mengalami kecelakaan hebat saat sedang membawa rombongan pelajar SMP Jombang di daerah Karangayangar, Jawa Tengah. Bus tersebut ditabrak kereta api yang sedang melintas, dan merenggut banyak korban jiwa.

Setelah kejadian tersebut, izin trayek AKAP PO Folres dicabut sehingga mereka hanya melayani sampai daerah perbatasan Jawa Timur dengan Jawa Tengah. Sanksi tersebut membuat PO Flores kesulitan dalam finansial.

Untuk mengatasi masalah tersebut, manajemen mempersiapkan bus Eka dan Mira untuk menggantikan PO Flores Untuk mengambil trayek Surabaya-Solo. Hingga saat ini, PO Eka dan PO Mira masih bertahan dan cukup populer.

Topik Menarik