7 Kapolri Kelahiran Jawa Tengah, Nomor 2 Jadi Simbol Polisi Jujur
JAKARTA Sejak Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 hingga saat ini, setidaknya sudah ada 25 jenderal polisi yang menduduki jabatan Kapolri . Tujuh Kapolri di antaranya merupakan kelahiran Jawa Tengah.
Mengutip sejarah Polri di situs resminya, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) membentuk Badan Kepolisian Negara (BKN) pada 19 Agustus 1945. Sebagai Kepala Kepolisian Negara adalah Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo.
Polri mengalami beberapa kali perubahan, baik nama maupun organisasi. Pernah berada di bawah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Perdana Menteri, digabung ke dalam Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), hingga berdiri sendiri seperti sekarang ini.
Pemisahan Polri dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari ABRI terjadi setelah era Reformasi bergulir, tepatnya pada 1 April 1999. Kapolri dipilih oleh presiden berdasarkan persetujuan DPR. Selanjutnya Kapolri bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Berikut ini, Kapolri kelahiran Jawa Tengah: 1. Jenderal Polisi (Purn) Raden Soekarno Djojonegoro FOTO/Sekilas Lintas Kepolisian Republik Indonesia (1976).
Raden Soekarno Djojonegoro merupakan Kapolri kedua setelah Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo, tepatnya periode 15 Desember 1959 hingga 29 Desember 1963. Ia merupakan anak keempat Bupati Banjarnegara Raden Adipati Djojonagoro II.
Jenderal Polisi kelahiran Banjarnegara, 15 Mei 1908 itu memulai karier kepolisian pada 1928 setelah menamatkan pendidikan Osvia. Jabatan pertamanya adalah AIB di Jatibarang. Ketekunannya dalam bekerja membawa Raden Soekarno ke karier yang lebih tinggi seperti Mantri Polisi Residen Jepara Rembang, Kepala Polisi Salatiga, Kepala Polisi Kendal, Kepala Polisi Karisidenan Pekalongan, Kepala Polisi Karisidenan Surabaya, Kepala Kepolisian Provinsi Jawa Timur, dan Ajun Kepala Kepolisian Negara.
Maruarar Bikin Sayembara Berhadiah Rp8 Miliar Cari Harun Masiku, PDIP: Kenapa Ara Sesongong Itu?
Raden Seokarno dilantik menjadi Kapolri pada 15 Desember 1959 menggantikan Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo yang mengundurkan diri. Setelah tidak menjabat Kapolri, ia sempat menjadi Menteri Penasihat Presiden untuk Urusan Dalam Negeri dan pensiun pada 31 Juli 1966. Raden Soekarno meninggal dunia di Jakarta pada 27 November 1975.
2. Jenderal Polisi (Purn) Drs Hoegeng Iman Santoso FOTO/Colorized by Colorbykevin
Hoegeng Imam Santoso menjadi Kapolri pada periode 9 Mei 19682 Oktober 1971. Jenderal polisi ini merupakan kelahiran Pekalongan pada 14 Oktober 1921.
Nama aslinya Iman Santoso. Hoegeng diambil dari kata Bugel yang bermana gemuk. Panggilan di masa kecil itu kemudian dipelesetkan menjadi Bugeng, lalu Hugeng.
Hoegeng dikenal sebagai polisi yang jujur. Seperti diceritakan dalam buku Hoegeng Polisi Idaman dan Kenyataan sebuah autobiografi karya Ramadhan KH (1993), Hoegeng membuang barang-barang mewah pemberian bandar judi saat bertugas di Medan, Sumatera Utara. Waktu itu, Hoegeng sedang bertugas membongkar praktik suap-menyuap oknum polisi, jaksa, dan bandar judi.
Bagi Hoegeng lebih hidup melarat daripada menerima suap atau korupsi. Hoegeng geram mendapati para polisi, jaksa dan tentara disuap dan hanya menjadi kacung para bandar judi. "Sebuah kenyataan yang amat memalukan," katanya.
Kejujuran dan sikap antikorupsi Hoegeng telah dikenal luas. Mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur konon pernah mengucapkan kalimat satire terkait polisi. "Hanya ada 3 polisi jujur di negara ini: polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng," kata Gus Dur dalam sebuah diskusi bertajuk Dokonstruksi dan Revitalisasi Keindonesiaan di Bentara Budaya Jakarta pada 31 Agustus 2006 silam.
Hoegeng telah meninggal dunia pada 14 Juli 2004 di Jakarta. Saat itu usianya sudah 82 tahun.
3. Jenderal Polisi (Purn) Dr Drs Dibyo Widodo FOTO/REPRO Buku Dirgahayu 48 Tahun Polda Metro Jaya
Dibyo Widodo merupakan Kapolri pada periode 15 Maret 199628 Juni 1998. Ia merupakan jenderal polisi kelahiran Purwokerto, Banyumas, 26 Mei 1946.
Sejumlah peristiwa penting terjadi di masa kepemimpinan Kapolri Jenderal Pol Dibyo Widodo. Dua di antaranya adalah Pemilihan Umum 1997 dan kerusuhan Mei 1998 yang berujung pada Soeharto berhenti menjadi presiden dan digantikan BJ Habibie.
Jenderal Pol (Purn) Dibyo Widodo meninggal dunia akibat serangan jantung pada 15 Maret 2012 di Singapura. Lulusan AKABRI Bagian Kepolisian pada 1968 itu dimakamkan TMP Kalibata, Jakarta Selatan.
4. Jenderal Polisi (Purn) Drs Kanjeng Pangeran Hario Rusdihardjo FOTO/Museumpolri.org
Rusdijardjo menjabat sebagai Kapolri hanya sebentar, dari 4 Januari hingga 22 September 2000. Ia lahir di Surakarta pada 7 Juli 1945.
Sebagai turunan darah biru dari pasangan GPH Notoprodjo dan R Ayu Soenarni Wongsonegoro, KPH Rusdihardjo mendapatkan pendidikan yang baik. Selepas SMA, ia meneruskan pendidikan di Akademi Kepolisian di Sukabumi, Jawa Barat pada 1964. Setelah lulus, Rusdihardjo ditempatkan sebagai perwira Samapta di Komwil 73 (Polres) Jakarta Barat. Rusdihardjo mendapatkan karier tertinggi di Kepolisian di era Presiden Abdurrahman Wahid. Ia menggantikan Jenderal Pol (Purn) Roesmanhadi. Namun tak lama ia menjabat sebagai Kapolri dan digantikan oleh Jenderal Pol (Purn) Surojo Bimantoro.
Setelah tak menjadi Kapolri, Rusdihardjo pernah dipercaya sebagai Duta Besar RI untuk Malaysia pada 2004. Pada 2008, ia tersandung kasus hukum dan ditetapkan sebagai tersangka kasus pungutan liar pembuatan visa di Kedubes RI di Malaysia. Atas perbuatannya, Rusdihardjo divonis 2 tahun penjara. Di tingkat banding, hukumannya dikurangi menjadi 1,5 tahun.
5. Jenderal Polisi (Purn) Drs Surojo Bimantoro FOTO/Markas Besar Polri
Surojo Bimantoro menjabat Kapolri pada periode 23 September 200029 November 2001. Jenderal Polisi ini merupakan kelahiran Gombong, Kebumen, 1 November 1946.
Meski diangkat menjadi Kapolri tapi hubungan Bimantoro dan Presiden Abdurrahman Wahid tidak harmonis. Semakin lama bahkan memburuk hingga akhirnya Bimantoro dicopot dari jabatan Kapolri digantikan Chairuddin Ismail. Sebagai gantinya, Bimantoro Duta diberi jabatan Duta Besar RI untuk Malaysia tapi ditolak.
Tak lama, Gus Dur kemudian dilengserkan dari jabatan presiden dan digantikan Megawati Soekarnoputri. Oleh Megawati Bimantoro dikembalikan ke jabatan Kapolri.
6. Jenderal Polisi (Purn) Drs Sutanto FOTO/Markas Besar Polri
Sutanto menjabat Kapolri sejak 8 Juli 2005 hingga 30 September 2008. Jenderal Polisi itu merupakan kelahiran Comal, Pemalang, 30 September 1950.
Lulusan Akabri Kepolisian 1973 ini mengawali karier sebagai Pamapta Konwiko 74 Jakarta Selatan PMJ. Peraih Adhi Makayasa itu kemudian dipercaya menjadi Kapolsek Metro Kebayoran lama PMJ, Kapolres Sumenep, Kapolres Sidoarjo, Kapolda Sumatera Utara, Kapolda Jawa Timur, hingga akhirnya diangkat menjadi Kapolri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Setelah tak menjabat Kapolri, Sutanto ditunjuk menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Ia memimpin BIN selama dua tahun, sejak 21 Oktober 2009 hingga 19 Oktober 2011.
7. Jenderal Polisi (Purn) Drs Sutarman, SIK FOTO/Ensiklopedi Kapolri: Jend (Pol) Sutarman - Dari Santri sampai jadi Jenderal
Sutarman memangku jabatan Kapolri sejak 25 Oktober 2013-16 Januari 2015. Ia merupakan jenderal polisi kelahiran Sukoharjo, 5 Oktober 1957.
Lulusan AKABRI Tahun 1981 ini dilantik menjadi Kapolri oleh Presiden SBY menggantikan Jenderal Pol (Purn) Timur Pradopo. Usai Pemilu 2014, Sutarman diberhentikan secara terhormat oleh Presiden Jokowi meski usia pensiunnya 9 bulan lagi. Ia digantikan Badrodin Haiti sebagai Plt Kapolri.
Demikian daftar Kapolri kelahiran Jawa Tengah.
(abd)