Umar Wirahadikusumah dan Try Sutrisno, Mantan Pangdam Jaya yang Menjadi Wapres Era Soeharto
JAKARTA Dua mantan Pangdam Jaya ini kariernya melesat hingga menjadi Wakil Presiden (Wapres). Keduanya adalah Umar Wirahadikusumah dan Try Sutrisno.
Sejak Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, terdapat 12 tokoh bangsa yang menjadi wakil presiden. Wakil Presiden pertama adalah Mohammad Hatta (Bung Hatta), sementara KH Ma\'ruf Amin menjadi Wapres 2019-2024.
Dari 12 nama tersebut, terdapat dua tokoh yang berlatar belakang militer dan sama-sama pernah menjadi Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta atau Pangdam Jaya. Keduanya adalah Umar Wirahadikusumah dan Try Sutrisno. Keduanya mendampingi Presiden Soeharto.
Jelang HUT ke-73 Kodam Jaya pada 24 Desember mendatang, berikut ini SINDOnews tampilkan profil singkat dua mantan Pangdam Jaya yang kariernya melesat hingga menjadi orang nomor 2 di Republik Indonesia:
1. Umar Wirahadikusumah Umar Wirahadikusumah merupakan salah satu tokoh militer yang pernah menjadi Pangdam Jaya. Umar yang pangkat terakhirnya Jenderal TNI tercatat sebagai Wakil Presiden (Wapres) RI Periode 1983-1988.
Umar Wirahadikusumah lahir di Situraja, Sumedang , Jawa Barat, 10 Oktober 1924. Dikutip dari kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id, pada masa awal Revolusi, sejumlah pemuda Sunda bergabung masuk tentara. Sebagian dari mereka berasal dari keluarga bangsawan, salah satunya Umar Wirahadikusumah.
Umar masuk tentara atas kesadarannya sendiri untuk membela Tanah Air. Umar menjadi Wakas Res. X Tasikmalaya (1946) dengan pangkat kapten. Kemudian, menjadi Ajudan Panglima Kodam (Pangdam) VI Siliwangi, yang ketika itu dijabat AH Nasution.
Anak dari pasangam Raden Rangga Wirahadikusumah dan Rd Ratnaningrum ini kemudian menduduki sejumlah jabatan lainnya seperti Komandan Batalyon (Danyon) 1-U/III Cirebon (1947) hingga Pangdam V/Jaya-1 (1961-l965). Saat menjabat Pangdam V/Jaya, Umar ikut menumpas G30S/PKI.
Keandalannya mendukung Panglima Kostrad Mayjen Soeharto menumpas Partai Komunis Indonesia (PKI), membuat Umar dipercaya menjabat Pangkostrad pada 1965-1967. Dia menggantikan Mayjen Soeharto. Umar diangkat sebagai Pangkostrad berdasarkan Surat Keputusan Men/Pangad: Kep.138/12/65 tertanggal 2 Desember 1965. Umar juga diangkat menjadi Pangkolaga pada 1966.
Dikutip dari kostrad.mil.id, Umar Wirahadikusumah menjadi Pangkostrad sejak 2 Desember 1965 sampai dengan 17 April 1967. Dia adalah Pangkostrad kedua setelah Mayor Jenderal TNI Soeharto.
Saat menjabat Pangkostrad, pangkat Umar adalah Mayor Jenderal TNI. Umar juga diangkat menjadi Pangkolaga pada 1966. Karier militernya makin meroket setelah menjadi Wakil Panglima Angkatan Darat (Wapangad) (1967-1969).
Jabatan Kepala Staf AD pada Desember 1969-April 1973 menjadi puncak karier militernya. Setelah itu, putra dari Raden Rangga Wirahadikusumah dan Raden Ratnaringrum ini menjabat Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama 10 tahun (1973-l983).
Jebolan Sepa PK TNI yang Jabat Posisi Letnan Jenderal, 2 Kali Jadi Tim Dokter Kepresidenan
Selanjutnya, pada Jumat, 11 Maret 1983 Umar terpilih dan dilantik menjadi Wakil Presiden RI 1983-1988 mendampingi Presiden Soeharto. "Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban saya sebagai wakil presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar, dan menjalankan segala peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada nusa dan bangsa," demikian isi sumpah Wapres yang diucapkan Umar dalam Sidang Paripurna MPR RI yang dipimpin Amir Machmud.
Umar menjadi Wapres berdasarkan Ketetapan Nomor VIII/MPR/1983. Umar merupakan Wapres ke-4 Indonesia setelah Mohammad Hatta, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, dan Adam Malik.
Umar meninggal dunia pada Jumat, 21 Maret 2003 pukul 07.53 WIB di Rumah Sakit Pusat TNI-AD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Sebelumnya, suami dari Karlinah Djaja Atmadja ini mendapat perawatan intensif selama dua pekan. Jenazah Umar Wirahadikusumah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
2. Try Sutrisno
Satu lagi mantan Pangdam Jaya yang kariernya melesat hingga menjadi Wapres adalah Try Sutrisno. Pak Try, demikian dia biasa disapa, merupakan Wapres ke-6 RI.
Try lahir di Surabaya, 15 November 1935. Try merupakan anak ketiga dari pasangan Soebandi dan Mardiyah.
Try menjadi Pangdam Jaya pada 1982. Saat memimpin Kodam Jaya, beberapa peristiwa besar sempat terjadi di antaranya, ledakan gudang mesiu di Cilandak, Jakarta Selatan dan kerusuhan massa di Tanjung Priok.
Jauh sebelum menjadi Pangdam Jaya, Try pada tahun 1956 diterima menjadi taruna di Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad). Pengalaman militer Try Sutrisno pertama adalah pada tahun 1957, ketika ikut berperang melawan Pemberontakan PRRI.
Try juga pernah menjadi ajudan Presiden Soeharto pada 1974-1978. Try mengenal Soeharto saat Operasi Pembebasan Irian Barat pada tahun 1962. Kala itu, Soeharto yang berpangkat Mayor Jenderal, ditunjuk Presiden Soekarno menjadi Panglima Komando Mandala yang berpangkalan di Sulawesi.
Setelah menjadi ajudan Soeharto, Try menduduki sejumlah jabatan strategis khususnya di TNI Angkatan Darat (AD). Di antaranya, Kasdam XVI/Udayana, Pangdam IV/Sriwijaya, kemudian Pangdam Jaya/Jayakarta, dan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad). Karier militer tertingginya adalah Panglima ABRI (Pangab) pada 1988-1993. Try menggantikan LB Moerdani.
Setelah tidak menjadi Pangab, suami dari Tuti Sutiawati ini terpilih menjadi Wakil Presiden, mendampingi Presiden Soeharto pada masa jabatan 1993-1998.
(zik)