7 Orang yang Mengaku sebagai Nabi, Ada di Zaman Rasulullah hingga Sahabat
BUKAN hanya di masa sekarang, pada zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam pun ada orang yang mengaku sebagai nabi . Jelas hal tersebut membuat geram umat Islam, bahkan para sahabat kala itu menjadi garda terdepan memberantasnya.
Lantas, siapa saja orang-orang yang mengaku sebagai nabi di zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam? Berikut tujuh di antaranya, sebagaimana telah Okezone himpun.
1. Al Aswad al \'Ansi
Al Aswad al \'Ansi mengklaim diri sebagai nabi di Yaman, tepatnya pada masa-masa akhir kehidupan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Bahkan, dia juga murtad dari Islam serta mengaku telah meraih nubuwwah (kenabian).
Murtadnya Al Aswad al \'Ansi menjadi orang pertama yang keluar dari Islam. Kala itu pergerakan dirinya begitu cepat, bahkan sudah memiliki pengikut. Saat itu ia menguasai hampir seluruh wilayah Yaman hanya dalam waktu tiga atau empat bulan.

2. Sajah binti Al Harits At-Taghlabiyyah
Sajah binti Al Harits At-Taghlabiyyah menjadi orang yang mengaku sebagai nabi. Ia adalah orang Arab-Kristen yang mengaku sebagai nabi setelah wafatnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Bahkan, dia memiliki pengikut cukup banyak, yakni berasal dari sukunya sendiri maupun dari kabilah-kabilah sekitarnya.
Kala itu Sajah melakukan agresi militer ke wilayah-wilayah suku tetangga. Bersama pasukannya terus bergerak hingga tiba di Al-Yamamah dan bertemu dengan Musailamah al Kadzdab. Kemudian mengakui klaim kenabian Musailamah dan menikah dengannya.
3. Mirza Ghulam Ahmad al Qadiyani
Selanjutnya adalah Mirza Ghulam Ahmad al Qadiyani mengaku sebagai nabi pada zaman kenabian. Dirinya muncul kurang lebih satu abad lalu. Dia mengaku sebagai nabi dan menerima wahyu dari langit.
Bahkan, dirinya mengklaim Allah Subhanahu wa Ta\'ala sudah memberinya kabar gembira bahwa ia akan hidup selama 80 tahun. la pun memiliki para pengikut.
Mengetahui adanya orang yang mengaku sebagai nabi, para ulama tidak tinggal diam. Selain menentangnya, mereka juga memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah salah seorang pendusta besar. Ulama yang paling gigih melawannya yakni Syekh Tsana\' ullah al Amir Tasri.
4. Thulaihah ibn Khuwailid al Asadi
Thulaihah ibn Khuwailid al Asadi juga pernah mengaku sebagai nabi, bahkan kala itu kaum Muslimin sudah berkali-kali menggelar operasi militer untuk menghentikan nabi palsu tersebut.
Setelah banyak yang menentangnya, akhirnya Thulaihah kembali memeluk Islam dan menjadi seorang Muslim yang baik. Lalu Thulaihah ibn Khuwailid al Asadi bergabung ke angkatan bersenjata kaum Muslimin dan berjuang di jalan Allah dengan sebaik-baiknya. Ia kemudian gugur sebagai seorang syahid dalam Perang Nihawand.
5. Al Mukhtar ibn Abi Ubaid Ats-Tsaqafi
Al Mukhtar ibn Abi Ubaid Ats-Tsaqafi mengaku sebagai nabi pada masa tabi\'in. Mulanya dia berpura-pura sebagai seorang Syi\'ah. Kemudian banyak orang Syi\'ah yang menjadi pengikutnya. Selanjutnya dirinya mengaku Malaikat Jibril turun kepadanya membawa wahyu.
Selanjutnya sejumlah pertempuran antara pasukannya dan pasukan kaum Muslimin di bawah komando Mush\'ab ibn Zubair pun terjadi. Lalu berakhir dengan terbunuhnya Al Mukhtar.
6. Musailamah al-Kadzdzab
Musailamah al-Kadzdzab juga mengklaim dirinya sebagai nabi, bahkan mengaku telah menerima wahyu dalam kegelapan. Untuk menghentikan aksinya yang menyebarkan ajaran tidak benar, Abu Bakar Ash-Shiddiq pun menggelar operasi militer di bawah komando Khalid ibn Al Walid, Ikrimah ibn Abi Jahal, dan Syarahbil ibn Hasanah.
Kemudian pasukan ini dihadang oleh Musailamah yang membawa bala tentara berkekuatan 40 ribu serdadu. Lalu pertempuran besar pun terjadi, berakhir dengan kemenangan total legiun kaum Muslimin. Musailamah sendiri terbunuh di tangan Wahsyi ibn Harb radhiyallahu anhu. Kebenaran menang dan panji tauhid pun makin menjulang.
7. Al Harits ibn Sa\'id al Kadzdzab
Al Harits ibn Sa\'id al Kadzdzab awalnya menampilkan diri sebagai seorang ahli ibadah di Damaskus. Namun setelah itu, ia malah mengaku dirinya sebagai nabi.
Ketika mengetahui Khalifah Abdul Malik ibn Marwan sudah mendengar tentangnya, Al Harits pun bersembunyi. Tapi ada seorang pria Bashrah yang mengetahui keberadaannya. Pria ini lantas berpura-pura beriman kepadanya. Hingga akhirnya Al Harits selalu mengizinkannya bertemu kapan saja ia mau.
Setelah berhasil meraih kepercayaan Al Harits, selanjutnya pria itu lalu menghubungi Khalifah Abdul Malik. Khalifah pun mengirim pasukan untuk menangkap Al Harits. Khalifah Abdul Malik kemudian memanggil sejumlah ulama dan ahli agama untuk menasihati dan mengajari Al Harits bahwa pengakuannya sebagai nabi adalah bisikan setan.
Wallahu a\'lam bisshawab .










