Mengapa Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Dilakukan di Rumah Laksamana Maeda? Ini Dia Jawabannya
Peristiwa Proklamasi terjadi dalam waktu dan persiapan yang tidak sebentar. Proklamasi dilakukan di Jalan Imam Bonjol Nomor 1 yang merupakan rumah dari Laksamana Maeda. Mengapa perumusan teks proklamasi kemerdekaan dilakukan di rumah Laksamana Maeda?
Peristiwa Proklamasi diawali dengan penculikan Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok oleh golongan muda dengan tujuan untuk menjauhkan keduanya dari pengaruh Jepang. Laksamana Maeda juga turut membantu Achmad Soebardjo mencari keberadaan Soekarno-Hatta sehingga proklamasi bisa dilaksanakan.
Setelah menemukan Soekarno dan Hatta, para tokoh kemerdekaan langsung pergi ke rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Meiji Dori (sekarang Jalan Imam Bonjol) No.1, Jakarta Pusat. Di sanalah kemudian peristiwa proklamasi dilaksanakan atas izin Laksamana Maeda meminjamkan rumahnya.
Mengapa rumah Laksamana Maeda dipilih untuk persiapan teks proklamasi? Hal itu karena rumah tersebut mempunyai hak imunitas terhadap Angkatan Darat Jepang. Itu berarti, tentara Jepang tidak bisa menerobos masuk ke rumah Laksamana Maeda sehingga keamanannya terjaga.
Awalnya, Laksamana Maeda mengusulkan agar Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo pergi menemui Kepala Staf Tentara Angkatan Darat ke-16, Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto. Ia berpandangan bahwa rumahnya lebih aman.
Namun Yamamoto tidak menerima kedatangan Soekarno-Hatta dan akhirnya Laksamana Maeda mengizinkan rumahnya untuk dijadikan tempat perumusan naskah proklamasi. Di sanalah akhirnya peristiwa Proklamasi dilaksanakan.
Sebelum menjadi rumah Laksamana Tadashi Maeda, rumah tersebut dipakai sebagai kediaman resmi Konsulat Kerajaan Inggris. Rumah tersebut dirancang oleh arsitek Belanda Johan Frederik Lodewijk Blankenberg. Kemudian saat Jepang menjajah Indonesia, rumah itu beralih fungsi menjadi tempat tinggal Laksamana Tadashi Maeda sejak 1942 hingga 1945.
Saat ini, rumah Laksamana Maeda telah dijadikan Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Selama proses pendirian museum, rumah tersebut sementara digunakan sebagai kantor Perpustakaan Nasional sementara hingga gedung Perpustakaan Nasional yang baru di Jalan Salemba selesai dibangun.
Laksamana Maeda sendiri akhirnya pulang ke Jepang dan sempat ditahan oleh sekutu karena dianggap membantu kemerdekaan Indonesia. Atas jasa-jasanya, pada 17 Agustus 1977 Pemerintah Indonesia menganugerahkan penghargaan yaitu Bintang Jasa Nararya kepada Laksamana Maeda lewat Duta Besar RI di Tokyo, Witono.