Perjalanan Intelektual Sigmund Freud hingga Menginspirasi Karya-Karya Besar Dunia

Perjalanan Intelektual Sigmund Freud hingga Menginspirasi Karya-Karya Besar Dunia

Nasional | BuddyKu | Selasa, 6 Desember 2022 - 11:56
share

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Sigmund Freud dikenal sebagai tokoh yang merevolusi konsepsi manusia tentang kesadaran dan memberikan napas baru pada metode penyembuhan penyakit jiwa. Selain dalam ranah psikologi, pengaruh Freud dapat dirasakan di berbagai penjuru panggung intelektual, termasuk di bidang kesenian.

Freud lahir sebagai keturunan yahudi pada 1856 di Freiburg, Moravia. Pada usia 3 tahun ia dibawa oleh orang tuanya ke Wina. Freud hampir menghabiskan waktu hidupnya di Wina, hingga pada 1937 ia melarikan diri ke London karena Nazi menginvasi Austria.

Pada 1876, Freud berhasil melakukan riset pertamanya terkait testis belut yang pada saat itu dianggap sangat sukar. Freud lulus dari Universitas Wina pada 1881 dengan gelar medisnya. Meskipun mendapatkan gelar medis, Freud tidak berminat membuka praktik karena ia ingin menjadi seorang ilmuwan.

Adalah psikologi yang telah menjadi tujuan yang diisyaratkan pada saya dari suatu tempat yamg antah berantah, (Freud, 1890).

Namun karena menjadi ilmuwan tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan kondisi antisemitisme masih kuat di Wina, telah membuat Freud tidak bisa melakukan penyelidikan secara eksklusif. Ia terpaksa harus membuka praktik pengobatan dan melakukan riset saraf di sela-sela waktunya.

Psikoanalisis (subkultur dari psikologi yang di dalamnya meliputi teori struktur kepriadian, dinamika kepribadian, dan juga metode penyembuhan penyakit jiwa) Freud bermula dari pengalamanya bersama guru sekaligus temannya, Josef Breuer. Breuer pada 1880 memiliki seorang pasien yang bernama Bertha Von Pappenheim yang disamarkan menjadi Anna O.

Pada saat itu Anna O yang berusia 21 tahun telah lama mengasuh ayahnya yang sakit-sakitan. Ia mengalami batuk yang parah namun tidak diketahui secara fisik penyebab batuk tersebut.

Setelah ayahnya meninggal, ia mulai menolak untuk minum air dan menunjukkan berbagai gejala di antaranya kelumpuhan, tuli, kebutaan, kejang, halusinasi.

Saat gejala tersebut dibawa ke ranah psikologi, Breuer mendiagnosa Anna O mengidap histeria. Lantas Breuer mendiskusikannya dengan Freud.

Freud menemukan bahwa ada trauma seksual yang tersebunyi dalam diri Anna O. Dari kasus inilah Freud mengembangkan teknik asosiasi bebas (memposisikan pasien dalam posisi yang nyaman dan membiarkannya untuk membicarakan apa pun yang terlintas di benaknya, meskipun pembicaraan itu acak) Teknik ini merupakan kembangan dari teknik Breuer obat bicara.

Teknik yang dikembangkan oleh Freud ini telah membuat Anna O pulih dari penyakitnya (Sibi, 2020). Anna O kemudian menjadi sosok penting di Jerman hingga potretnya dijadikan stempel pos Jerman sebagai bentuk pengakuan atas berbagai pencapaiannya (Cherry, n.d.).

Kemudian pada 1884 Freud mulai bekerja pada bidang saraf di Departemen of Nervous Desease (Hidayat, 2011). Pada dekade 1880, terdapat 2 ahli saraf yang telah berhasil menerapkan metode hipnosis dalam menangani pasien histeria. Kedua ahli saraf tersebut yaitu Josef Breuer dan Jean Charcot.

Freud kemudian pergi ke Perancis pada 1885 untuk belajar metode hipnosis kepada Jean Charcot. Namun ia tidak puas dengan metode hipnosis. Karena efek hipnosis hanya sementara dan tidak mampu mengangkat akar permasalahan pasien yang menjadi sumber gangguan jiwa.

Sebelum kembali menuju Wina, ia berdiskusi dengan seorang ahli tentang perbandingan kelumpuhan histeria dan kelumpuhan asli. Orang tersebut setuju terkait hal itu namun ia tidak tertarik untuk menelaah psikologi neurosis lebih dalam. Kemudian ia singgah di Berlin selama beberapa minggu untuk mengulik ilmu tentang gangguan umum di masa kecil.

Pada 1886 di musim gugur, Freud kembali ke Wina. Ia membuka praktik pengobatan gangguan otak dan saraf. Ia juga menikahi Martha Bernays pada tahun yang sama, wanita yang telah berhubungan jarak jauh dengannya selama lebih dari 4 tahun.

Di tahun itu juga Freud menyampaikan apa yang ia dapatkan di Paris kepada orang-orang kedokteran. Kemudian ia ditantang untuk mencari sebuah kasus di Wina terkait apa yang telah ia sampaikan.

Ketika Freud ingin mengamati dan bekerja pada sebuah rumah sakit dimana kasus itu ditemukan, ia mengalami penolakan dan celaan. Freud dengan kasus histerianya ditolak di lingkup rumah sakit dan akademik .Peristiwa ini telah membuat Freud menarik diri dari kehidupan akademik dan orang-orangnya.

Pada dekade 1890-an Freud melakukan analisis terhadap kekuatan tak sadarnya sendiri untuk menguji bahan-bahan yang diberikan kepada pasien. Freud mengamati dinamika jiwanya dengan menganalisis mimpi-mimpinya dan mengatakan apa pun yang terlintas di benaknya. Pengetahuan yang ia dapatkan dari pasien dan dirinya sendiri telah menciptakan landasan tentang teori kepribadian.

Penyelidikan Freud ini ditulis dalam bukunya The Interpretation of Dreams yang terbit pada 1900. Pada buku ini Freud membuktikan bahwa mimpi bukanlah hal yang remeh, tapi merupakan aspek bawah sadar yang ingin berkomunikasi dengan alam sadar (Freud, 2020).

Freud tetap menulis dalam isoalsinya dari dunia akademik. Kemudian ia mulai mendapatkan pengakuan akademik pada 1909, ketika ia diundang dalam perayaan 20 tahun Universitas Clark. Pada saat itu Presiden Universitas Clark mengakui kontribusi Freud dalam dunia psikologi. Melalui Presiden Clark pandangan-pandangan Freud dipromosikan di Amerika Serikat.

Freud kemudian mulai dikenal di seluruh dunia dan psikoanalisisnya berhasil memberi pengaruh tidak hanya pada dunia psikologi. tetapi juga sastra, agama, seni lukis, moral, etika, dan ilmu sosial (Hall, 2019).

Hampir seluruh psikolog yakin bahwa alam bawah sadar yang ditekankan dalam psikologi Freud memegang peranan penting dalam proses bertumbuh dan pembentukan kepribadian suatu individu, dimana pada masa pra Freud alam bawah sadar merupakan aspek yang diremehkan (Hart, 2005).

Pengaruh Freud di bidang kesenian dapat dilihat pada estetika ketidaksadaran dalam seni surealisme. Para seniman surealis memanfaatkan ketidaksadaran untuk menciptakan karyanya. Salah satu seniman yang terpengaruh oleh gagasan Freud yaitu Salvador Dali.

Dali membaca karya Freud The Interpretation of Dreams ketika ia menjalankan studi di Madrid, tepatnya pada 1920. Pengaruh Freud dituangkan oleh Dali baik dalam visual maupun tulisan.

Dali mengagumi Sigmund Freud, bahkan mengabadikan Freud dalam sketsanya. Sketsa tersebut kini disimpan di Undacio Gala-Salvador Dali di Spanyol beserta kisah pertemuan mereka dan puisi Dali yang memiliki judul yang sama dengan lukisannya The metamorphosis of Narcissus (Freud Museum London, 2019).

Hadirnya Freud di muka bumi ini turut memengaruhi karakteristik karya sastra di dunia. Karya sastra pra Freud seringkali hanya menonjolkan nilai keindahan hidup dan gaya hidup masyarakat industri saja.

Namun setelah gagasan Freud mulai dikenal, banyak karya sastra yang mengulik alam bawah sadar, pergolakan psikologi, teori gunung es yang menjorok ke dasar laut, seksualitas atau hal-hal lain yang berhubungan dengan psikoanalisis Freud. Seperti pada mahakarya Albert Camus l\'etranger , D.H Lawrence Sons and Lovers , naskah-naskah Artur Miller, dan masih banyak lagi (Hossain, 2017).

Meskipun tidak semua gagasan Freud dapat diterima dan dikatakan sebagai kebenaran. Gagasan-gagasannya di bidang psikologi terutama psikoanalisis telah memberi perubahan dan membuka pandangan baru di berbagai ranah kehidupan. Meskipun namanya sudah dikenal oleh jutaan orang di seluruh dunia, Freud tidak berhenti menulis hingga akhir hayatnya.

Ia tidak pernah puas dengan karyanya, sehingga ia selalu merevisi tulisan-tulisannya di usianya yang sudah 70 tahun. Freud tetap menulis karena ia tumbuh dengan mempelajari bahwa konformitas (sikap menyesuaikan diri dengan norma sosial yang ada) yang menganggap bahwa orang tua harus rehat di masa tua merupakan kelemahan intelektual.

Penulis: Ays Nur Adillah

Universitas Negeri Malang

Topik Menarik