Wisma Tumapel, Pesona di Balik Bangunan Kosong yang Dikabarkan Angker

Wisma Tumapel, Pesona di Balik Bangunan Kosong yang Dikabarkan Angker

Nasional | BuddyKu | Rabu, 16 November 2022 - 19:00
share

KOTA MALANG - Kota Malang adalah salah satu kota yang memiliki banyak peninggalan pada masa kolonial. Hal ini tak lepas dari campur tangan pemerintah kolonial dalam membangun tata ruang pada zaman dulu.

Warisan peninggalan arsitektural dan bangunan Belanda yang dijumpai saat ini menjadi bukti bahwa Malang memiliki pengaruh kuat terhadap budaya, gaya hidup, dan bentuk tata kota yang dibawa oleh Belanda.

Suasana sepi dan beberapa rumput liar yang tumbuh di sekitar area bangunan menambah kesan mistis dari Wisma Tumapel. Bangunan kuno ini terletak di Jalan Tumapel No. 1 atau hanya berjarak 30 meter dari pagar sisi barat Kantor Balai Kota Malang. Letaknya yang begitu strategis yaitu di tengah pusat kota dan bersebelahan dengan Kantor Balai Kota Malang.

Wisma Tumapel merupakan bangunan bekas sebuah hotel pada era kolonial Belanda yang dibangun pada tahun 1928. Pada awalnya bangunan ini merupakan Hotel Splendid milik Belanda dengan mengusung konsep bangunan bergaya new indish.

Konsep new indish adalah bangunan yang menawarkan tidak hanya pada jasa penginapan, tetapi juga pemandangan alam. Hotel Splendid sendiri berlokasi menghadap ke sungai Brantas yang menyuguhkan panorama pemandangan alam yang indah pada masanya.

Setelah berganti ke penguasaan Jepang, Hotel Splendid beralih fungsi menjadi kantor Reserse Kepolisian Jepang. Fungsi bangunan ini kembali berubah ketika digunakan sebagai ruang kelas oleh Fakultas Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Airlanga Surabaya di tahun 1950-an. Pada 1968 bangunan ini beralih fungsi lagi dan dimanfaatkan sebagai rumah dinas milik IKIP Malang.

Sejak tahun 2009 Wisma Tumapel mulai dikosongkan karena ada rencana dari pihak UM untuk menjadikannya sebagai hotel. Namun, rencana tersebut gagal akibat perubahan undang-undang yang terjadi. Sebelumnya, Wisma Tumapel ditempati oleh para karyawan yang mengabdi di UM.

Ketika melihat lebih dalam bangunan ini sebenarnya sangat luas. Luas aset bekas milik pemerintahan Belanda ini diperkirakan 5.000 M. Wisma Tumapel terbagi menjadi tiga lantai, mulai dari lantai basement bawah, dan bangunan pada lantai satu dan dua. Tampak sejumlah ruangan kembar di lantai satu dan dua.

Selain terkenal akan nilai historisnya, keberadaaan Wisma Tumapel sering digunakan oleh kepentingan orang luar. Struktur bangunan yang nampak masih asli sebagaimana desain awalnya menjadikan Wisma Tumapel memiliki daya tarik tersendiri dibandingkan bangunan lainnya.

Kondisi dari Wisma Tumapel yang sudah tua dan tidak difungsikan lagi sering memunculkan spekulasi bahwa bangunan tersebut angker. Seakan menepis kabar tersebut, faktanya Wisma Tumapel sering digunakan sebagai tempat pemotretan.

Interior serta arsitektur gedung yang sudah berumur tua seakan memberi kesan jadul pada setiap jepretan foto yang dihasilkan. Hal tersebut yang menarik minat anak muda untuk mendatangi bangunan ini untuk sekedar berswafoto maupun menikmati keindahan bangunan.

Bangunan Wisma Tumapel merupakan Bangunan Cagar Budaya yang dilindungi undang-undang yang terdapat di Kota Malang. Keberadaan Wisma Tumapel perlu dilestarikan karena memiliki arti sejarah bagi Kota Malang sekaligus melengkapi citra kawasan Alun Alun Bunder.

Walau sempat mengalami nasib yang tidak terurus selama beberapa tahun, Wisma Tumapel kini setiap tahun mulai dikenal dan dimanfaatkan pada event-event tertentu.

Sebagai Bangunan Cagar Budaya, memang selayaknya dapat dimanfaatkan atau difungsikan kembali dengan tidak menyalahi aturan yang telah ditetapkan. Selain itu, perlu pengelolaan yang lebih baik agar mendapat apresiasi generasi muda yang akan berdampak positif pada kelestarian bangunan.

Topik Menarik