Jangan Salah! Sekilas Mirip Masjid, Bangunan Berkubah Ini Ternyata Kuburan, Pusara Siapa?
Jika berkunjung ke Kampung Katangka, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, kamu akan melihat banyak makam berjejer di sepanjang jalan. Kompleks makam ini nggak cuma sekedar makam biasa lho. Namun, Kampung Katangka ini merupakan tempat peristirahatan Raja-Raja Kerajaan Gowa, Tallo dan Syekh.
Di antaranya ada makam Syekh Yusuf, Sultan Hasanuddin, serta Keturunan Raja Gowa. Istilah Katangka sendiri sebenarnya bukan sekedar nama kampung. Katangka berasal dari bahasa Makassar Tangkasa yang artinya kampung suci, tempat di mana Kerajaan Gowa dianggap suci, sehingga raja-raja yang telah wafat juga harus dimakamkan di tempat yang suci ini.
Menariknya, bentuk kompleks makam keturunan Raja Gowa ini berbentuk kubah yang di dalamnya terdapat beberapa kuburan dengan tujuh bangunan kubah berwarna putih. Lokasi makamnya berada di Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.
Uniknya, pembangunan kubah ini terbuat dari olesan putih telur. Kok bisa?
Makam ini usianya sudah lebih dari 1000 tahun. Enggak pernah direnovasi, hanya dicat berwarna putih. Dari dulu sampai sekarang catnya warna putih, enggak berubah. Dulu informasi turun temurun dari leluhur dan juru kunci makam, diyakini proses pembangunan kubah ini dari olesan putih telur. Tanah, batu-bata kemudian diolesi dengan putih telur, jelas Eca, juru kunci makam, kepada Tim Z Creators , Retno Mandriyarini.
Dalam setiap kubah, jumlah kuburan di dalamnya berbeda-beda. Ada kuburan yang isinya 10, ada yang tiga dan ada juga yang isinya delapan. Setiap kubahnya dihuni satu keluarga. Seperti makam dari Raja Gowa ke-30 beserta istri dan anak-anaknya. Ada juga Raja Gowa ke-32, Raja Gowa ke-36 dan sebagainya.
Panjang kuburan di dalam kubah ini enggak seperti manusia sekarang lho. Diyakini, orang-orang zaman dahulu mempunyai postur tubuh yang tinggi, sehingga panjang kuburan bisa lebih dari 2 meter. Nisannya berbentuk gadah, jirat, dan gunungan yang terbuat dari kayu ulin serta bersambung langsung menjadi satu.
Penamaan Raja Gowa bukan di batu nisannya, tapi di bagian ukiran kayu nisan kuburan seperti Raja Gowa ke-30 yang bertuliskan Karaeng Lembangparang Sultan Abdul Rauf. Terdapat corak dan motif tulisan kaligrafi di sepanjang nisan. Corak semua kuburan di dalam kubah berwarna merah dan kuning keemasan.
Setiap bangunan berkubah di dalam makam ini selalu dikunci agar enggak rusak atau lenyap.
Kompleks makam ini termasuk ke dalam situs Cagar Budaya yang dilestarikan. Tempat di area ini juga cukup bersih dan rindang.
Jadi, kalau kamu ke Kecamatan Somba Opu dan ingin berwisata religi, jangan lupa berziarah ke sini ya!
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik!Lets join Z Creators dengan klik di sini .