Imbas Pelarangan Obat Sirup, Omzet Apotek Turun
RADAR JOGJA Omzet sejumlah apotek di Sleman menurun dalam beberapa hari terakhir. Imbas dari pelarangan penjualan obat sirup oleh Kementerian Kesehatan. Langkah ini sebagai antisipasi merebaknya kasus gagal ginjal akut pada anak atau Acute Kidney Injury (AKI).
Diketahui Pemerintah Pusat melalui Kemenkes menginstruksikan para tenaga kesehatan untuk tidak menyarakan pemberian obat sirup kepada masyarakat. Hal ini mengingat adanya kandungan Etilen Glikol dan Dietilen Glikol sebagai pelarut dalam obat sirup. Diduga menjadi penyebab terjadinya gagal ginjal akut.
Mita, salah satu apoteker di apotek Sidoarum, Godean Sleman menyebutkan penurunan omzet mencapai 10 hingga 20 persen. Sebagai solusi dia memberikan alternatif berupa obat-obat non sirup.
Sangat berdampak ke omzet kita, karena kita tidak menjual obat-obat sirup. Kita mengalihkan ke tablet, Otomatis harga juga lebih rendah dari sirup, jelasnya saat ditemui di Sidoarum, Godean, Sleman, Senin (24/10).
Sementara itu, apoteker lainnya Dira memastikan pihaknya telah menjalankan Surat Edaran Kementerian Kesehatan. Disatu sisi masih ada masyarakat yang belum mengetahui aturan tersebut.
Dia juga terus melakukan edukasi kepada masyarakat dan memberikan alternatif obat lainnya. Jika masyarakat tetap meminta obat sirup, maka disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter.
Jadi, nanti bisa disubstitusi menggunakan obat tablet atau suppositoria, atau menyarankan masyarakat untuk datang ke dokter telebih dahulu. Nanti bisa diberikan resep oleh dokter berupa obat sirup, baru bisa ditebus di apotek kami, katanya.
Salah satu orang tua yang merupakan warga Godean, Sleman Arianti mengaku bingung mencari obat yang cocok untuk dikonsumsi anaknya. Selama ini hanya satu merek obat sirup yang dikonsumsi sang anak. Sementara untuk keluhan sakitnya adalah batuk ataupun sesak.
Tak mau ambil risiko, Arianti mengatakan akan melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter di puskesmas.
Anak saya kan biasa pakai sirup Zenirex kalau batuk dan sesak. Kalau pakai itu kan terus turun sesaknya. Ini karena lagi kumat terus tidak boleh pakai obat sirup, tidak tahu ini nanti, ke puskesmas, ujarnya. (isa/dwi)









