Untuk China Jokowi Bebaskan Pajak 30 Tahun, Faisal: Tolol Itu Namanya!
Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) paling banyak merugikan negara Indonesia.
Pernyataan itu dia sampaikan pada agenda diskusi ASA, Jumat (21/10/2022) lalu.
Awalnya dia menceritakan, dirinya pernah diundang Kejaksaan menjadi saksi ahli. Terkait kasus minyak goreng. Orang di Kejaksaan mengatakan, kasus tersebut merugikan keuangan negara.
Hal itu ditepis Faisal. Sebab, menurutnya Presiden Jokowi yang paling merugikan keuangan negara. Atas pernyataan itu, Faisal batal jadi saksi ahli.
"Yang paling banyak merugikan keuangan negara itu Pak Jokowi," tegas Faisal Basri.
Menurut Faisal, Presiden itu harus terukur. Kelembagaannya diatur, dicek terlebih dahulu oleh Bappenas.
Sebagaimana gunanya Bappenas itu menjadi tangan kanan Presiden.
"Karena Bappenas kan lintas sektoral, lintas kementerian, lintas daerah. Sebelum Pak Jokowi memutuskan, yah Bappenas, tangan kanannya itu. Yang ngerjain kan dia semua. Kereta cepat lewat Bappenas, IKN juga Bappenas ditugaskan," tambahnya.
Kabag Ops Polres Solok Usai Tembak Mati Kasat Reskrim Langsung Serahkan diri ke Propam Polda Sumbar
Atas hal itu, Faisal meminta Presiden Jokowi tidak boleh asal bicara. Sebab, Faisal beranggapan Jokowi bukan hanya bapak rumah tangga dari istri dan anak-anaknya.
"Ini rumah tangga 270 juta orang," lanjutnya.
Bangka Belitung menjadi korban kebijakan Presiden Jokowi.
"Ingat itu, nasib rakyat Bangka Belitung itu kayak gimana larangannya? Nikel dilarang. Biji nikel yang dilarang," bebernya.
Lebih jauh Faisal menuturkan, sekitar 95 persen biji nikel sebetulnya dipakai untuk perusahaan Cina.
"Dikasih harga. Harganya di Shang Hai 80 Dollar. Pemerintah resmi menetapkan buat Cina-Cina itu 34 Dolar. 95 persen produknya, diekspor ke Cina. Bebas bayar pajak 30 tahun. Tolol itu namanya," pungkasnya.
Yang paling banyak merugikan negara adalah pak Jokowi.
edy bayo regar (@regar_0p0sisi) October 22, 2022
Faisal Basri. pic.twitter.com/LMFou3QX7I