Nadiem Makarim Jabarkan Teknologi Pendidikan Indonesia di Markas PBB: Kami Buat Super App

Nadiem Makarim Jabarkan Teknologi Pendidikan Indonesia di Markas PBB: Kami Buat Super App

Nasional | BuddyKu | Selasa, 20 September 2022 - 20:17
share

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim menjabarkan teknologi dunia pendidikan Indonesia di markas PBB, New York, Amerika Serikat (AS). Salah satu yang dijelaskannya adalah aplikasi super.

Nadiem berbicara hal itu pada rangkaian United Nations Transforming Education Summit, yang videonya dia unggah ke akun Instagram miliknya. Dia menjelaskan berkat gotong royong seluruh pihak termasuk dukungan tim dari BUMN, ekosistem teknologi yang Kemendikbudristek hadirkan kini melayani lebih dari 362 ribu sekolah, 2,3 juta guru, 724 ribu mahasiswa, dan lebih dari 2 ribu mitra.

Dengan teknologi yang tepat sasaran melalui terobosan Merdeka Belajar, saya yakin Indonesia dapat menjadi inspirasi dunia dalam upaya pemulihan dan transformasi pendidikan global, ujarnya dalam video yang dilihat Indozone, Selasa (20/9/2022).

Kami sekarang memiliki 400 orang product manager, software engineer, dan data scientist yang bekerja sebagai tim yang melekat untuk kementerian, tambahnya.

Nadiem menjelaskan tim yang beranggotakan 400 orang, bukanlah vendor untuk Kemendikbud Ristek. Setiap product manager dan ketua tim posisinya hampir setara dengan Direktur Jenderal.

Mereka diposisikan sebagai rekan bertukar pikiran dalam mendesain produk kami. Jadi kementerian akan menyampaikan arahan kepada mereka dan tim produk akan mengatakan, sebentar, kami akan cek dulu ke para guru dan melakukan survei untuk memvalidasi yang kami kerjakan, tutur dia.

Kami merancang paradigma baru terkait desain yang berpusat pada pengguna seperti yang pelajari di sektor teknologi, kata dia lagi.

Tak Ada Paksaan

Pada video terpisah, Nadiem menjelaskan platform Merdeka Mengajar, aplikasi SIPLah, serta berbagai produk teknologi yang sudah dikembangkan oleh Kemendikbudristek. Ia menyebut bahwa platform itu merupakan bukti nyata pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan yang mampu membantu jutaan guru, dosen, tenaga pendidik, dan siswa dalam menunjang berbagai kebutuhan pembelajaran.

Kami membuat situs belanja online untuk semua sekolah. Sekarang bayangkan jika sekolah di wilayah yang sulit dijangkau, bisa membeli barang yang sama dengan harga yang sama-sama terjangkau dengan sekolah di kota-kota besar. Mereka dapat memiliki akses membaca buku yang sama, mainan yang sama, dan berbagai item pendidikan lain yang mereka butuhkan, papar Nadiem.

Selain itu, kami juga telah membuat super-app untuk guru. Sekarang kami memiliki 1 juta guru yang aktif setiap bulan dalam menggunakan aplikasi ini, kata dia yang merujuk ke Merdeka Mengajar.

Nadiem menjelaskan bahwa pihaknya tidak melakukan pemaksaan kepada pihak sekolah atau guru untuk mengubah kurikulum.

Bagaimana kami bisa melakukan ini? Kami tidak membuat kebijakan yang memaksakan mereka, kami hanya membuat kurikulum yang lebih baik, di mana mereka dapat mengakses kurikulum baru yang kami rancang. Sehingga, mereka mampu mengadopsinya secara sukarela, ungkap dia.

Kita hanya membuat produk yang lebihi baik dan kami tidak perlu memaksakan transisi ke kurikulum varu yang kami rancang. Kami tunjukkan penerapannya melalui aplikasi ini, lalu mereka mengunduhkan dan mereka penasaran. Sehingga saat ini, 140 ribu sekolah secara sukarela memilih kurikulum baru.

Terakhir kali pemerintah pemerintah mencoba untuk mengubahnya pada tahun 2013, itu membutuhkan waktu 3 tahun untuk membuat banyak guru merasa kesulitan. Itulah kekuatan teknologi, pungkas Nadiem.

Artikel Menarik Lainnya:

Topik Menarik