Laksma (pur) Nora Lelyana: Dokter Gigi, Komandan Lanal, Kini Dekan
Perempuan kelahiran 24 Maret 1962 ini menorehkan rekam jejak istimewa. Yaitu, perempuan pertama yang menjabat komandan Pangkalan TNI-AL di Dumai, Riau, pada 20032005. Kini, di usia yang telah melewati 60 tahun, Laksamana Pertama TNI (pur) Dr drg R.A. Nora Lelyana MHkes FICD tetap produktif. Dia merupakan dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hang Tuah Surabaya.
IMPIANNYA sejak kecil adalah menjadi seorang akademisi. Namun, setelah lulus dari FKG Universitas Airlangga, perjalanan hidup mengarahkannya sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL).
Karier militernya bermula saat dirinya mengikuti wajib militer. Ternyata, dia berhasil lolos dan dibebaskan menentukan matra. Nora memutuskan memilih TNI-AL. Padahal, ketika itu dia mendapat kabar diterima menjadi dosen di FKG Unair. Pertimbangannya, lembaga kedokteran gigi TNI-AL terbesar se-Asia Tenggara, ungkap panglima dengan bintang satu di pundaknya tersebut.
Karier mulus dan jiwa kepemimpinan Nora membawanya menuju tanggung jawab besar sebagai komandan Pangkalan TNI-AL (Danlanal) di Dumai, Riau. Wilayah yang dikenal berisiko tinggi.
Tantangan yang dihadapi bukan cuma itu. Nora mengakui, kala itu masih ada yang memandang sebelah mata. Suara sumbang hingga penolakan kerap dia dengar. Terutama saat rekan kerjanya mengetahui dokter gigi (drg) perempuan bakal menjadi komandan Lanal. Namun, Nora menggunakan prinsip kepercayaan agar dapat membangun Lanal secara bersama-sama.
Ayo kita saling trust, ujar alumnus SMAN 2 Surabaya tersebut kepada anak buahnya saat itu. Nora ingin menanamkan karakter yang kuat bagi dirinya dan prajuritnya. Selain itu, dia mau mendengarkan dan menangkap kebutuhan personel Lanal dengan naluri keibuan.
Mantan sekretaris Pusat Kesehatan Mabes TNI itu tidak merasa hebat saat mengemban amanah menjadi Danlanal. Menurut dia, yang hebat adalah pemimpin TNI-AL pada waktu itu, yaitu Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh, yang tahu potensi anak buahnya dan berani memberikan kepercayaan kepada perempuan untuk menduduki jabatan strategis.
Fokusnya harus mampu menjaga laut di teritori Lanal Dumai, Riau, aman dari ancaman. Waktu itu, hampir setiap hari selalu ada usaha penyelundupan, bebernya.
Pimpinannya saat itu menargetkan dalam dua bulan harus berhasil. Jika tidak, dia pun akan digantikan orang lain. Istri Ir H Puwoko tersebut merasa terpacu. Sebab, jika dia gagal melaksanakan tugas, sangat mungkin tidak ada lagi perempuan yang mendapat kepercayaan sebagai Danlanal.
Penerima tanda jasa Satya Lencana tersebut sangat bersyukur mendapatkan kesempatan menjadi anggota TNI-AL. Dia beberapa kali mendapat amanah jabatan struktural strategis. Antara lain, menjabat kepala Dinas Kesehatan TNI-AL dan kepala Dinas Perawatan Personel TNI-AL yang bertanggung jawab untuk pemenuhan hak prajurit mulai masuk TNI-AL sampai purna.
Apa pun yang ada di depan kita harus disyukuri dan dicintai karena bisa jadi itu kehendak dari Tuhan. Tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan seperti itu, tutur ibu seorang anak dan nenek empat cucu tersebut.
Termasuk, ketika purnatugas dari TNI-AL, dia mendapat tanggung jawab menjadi dekan di FKG Universitas Hang Tuah Surabaya periode 20202024. Nora juga masih menjadi dosen di Fakultas Manajemen Pertahanan Universitas Pertahanan (Unhan) RI.
Nora mengatakan, saat awal menjabat sebagai dekan, dirinya perlu waktu beradaptasi. Sebab, tak semua aspek di dunia akademis sama dengan dunia militer. Contohnya, dia berusaha memahami aspek administrasi di dunia kampus. Dulu dibantu staf. Sekarang sudah paham, ungkap penggemar olahraga bersepeda itu.
NORA DAN HOBI BERSEPEDA
Ketua umum Komunitas Kesehatan Indonesia (Koseindo) ini rutin bersepeda bareng klub gowes Koseindo maupun komunitas-komunitas sepeda lainnya.
Dia juga ketua Ikasmada Cycling Community (ICC) yang terbentuk Februari tahun lalu.
Agenda bersepeda di ICC tiap dua pekan. Lebih mengutamakan gowes ceria dengan jarak tak terlalu jauh, 1520 km, agar pesepeda pemula tak merasa berat.
Tak jarang Nora juga gowes jarak jauh. Misalnya, gowes lebih dari 80 kilometer bersama Paguyuban Alumni SMAN 1-9 Surabaya (Pasmanbaya) akhir 2021.
Selain menjaga daya tahan tubuh, bersepeda bagi Nora membuatnya bahagia karena bisa menjalin silaturahmi.










