Mengenal Prof Dr Farida Nugrahani M.Hum, Rektor Perempuan Pertama Univet Bantara Sukoharjo
Sukoharjonews.com Rektor Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Kabupaten Sukoharjo dijabat oleh Prof Dr Farida Nugrahani M.Hum. Beliau merupakan rektor perempuan pertama Univet Bantara. Prof Farida dilantik sebagai Rektor Univet Bantara Sukoharjo untuk periode 2021-2025.
Prof Fardida sendiri lahir di Kabupaten Boyolali, 58 tahun yang lalu dan merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Saat ini, Prof Farida tinggal di Fajar Indah Kota Surakarta. Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Indonesia tersebut merupakan istri dari Prof Dr Ali Imron Al-Maruf M.Hum. Dari pernikahan tersebut, Prof Farida dikarunia tiga putri dan sekarang memiliki empat cucu.
Persatuan Wanita Patra Kunjungi Sekolah Anak Percaya Diri : Komitmen Nyata Dukung Program CSR Binaan
Nah, untuk lebih mengenal Prof Farida, berikut ini riwayat jabatan Prof Farida:
JABATAN | INSTITUSI | TAHUN |
---|---|---|
Sekretaris Jurusan PBSI | D3 FKIP UMS | 1988-1992 1992-1995 |
Ketua Program Studi S2 MPBI | Pascasarjana Univet | 2009-2013 2013-2017 |
Ketua Program Studi S2 MPBI | Pascasarjana Univet Bantara | 2009-2013 2013-2017 |
Direktur Program Pascasarjana S2 | Pascasarjana Univet Bantara | 2014-2017 |
Direktur Program Pascasarjana S2 | Pascasarjana Univet Bantara | 2017-2021 |
Anggota Senat Fakultas | FKIP Univet | 2011-2014 |
Anggota Senat Universitas | Univet Bantara | 2014-2018 |
Anggota Senat Universitas | Univet Bantara | 2018-2022 |
Pemimpin Redaksi Jurnal Ilmiah Stilistika | Pascasarjana Univet Bantara | 2015-2021 |
Pemimpin Redaksi Jurnal Ilmiah Varia Pendidikan | Program Pascasarjana UNS | 2000-2008 |
Koordinator PPG | FKIP Univet Bantara | 2018-2020 |
Ketua Prodi PPG | FKIP Univet Bantara | 2020-2021 |
Ketua Lembaga Penyelenggara Diklat (LPD) | Univet Bantara | 2018-2021 |
Pejabat Sementara Rektor | Univet Bantara | Maret-September 2021 |
Rektor | Univet Bantara | 2021-2025 |
Pelatih Ahli Sekolah Penggerak | Kemdikbudristek | 2021-2025 |
Reviewer PAK Dosen Nasional | Direktur Sumberdaya Dirjrn Dikti Ristek Kemdikbudristek | 1 April 2022 |
Terkait perjalanan karirnya hingga bisa dipercaya sebagai Rektor Univet, Prof Farida menceritakan jika dirinya merupakan sosok yang tidak bisa diam dan tidak bisa melihat ada pembiaran.
Massa Kepung Polrestabes Bengkulu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Dievakuasi Pakai Rompi Polisi
Saya itu juga tidak bisa bekerja dengan lambat, kalau melihat sesuatu yang bisa disegerakan, saya akan menyegerakan. Saya juga bukan tipikal ketika berada dalam posisi PW terus malas melakukan apa-apa karena saya itu dalam hidup selalu punya target, ujar Prof Farida.
Menurutnya, selama ini dirinya sering menjumpai banyak orang ketika sudah dalam posisi enak kemudian malas untuk berkembang. Untuk itulah dirinya selalu punya target dan selagi punya kekuatan dan diberi kesehatan serta diberikan waktu, pasti akan diupayakan dan berjuang dengan sungguh-sungguh untuk meraih target itu.
Saya gunakan waktu sebaik-baiknya sehingga akhirnya tampaknya saya itu sebagai pribadi yang tidak suka ngobrol-ngobrol atau sekadar kongkow-kongkow. Padahal itu kadang penting, tapi saya kok tidak suka seperti itu, tidak betah, ujarnya.
Pastikan Harga Jual sesuai HET, Pertamina Sulawesi Bersama Pemkab Mamuju Tinjau Pangkalan LPG 3kg
Prof Farida menuturkan, dengan waktu yang sedikit menuntutnya berpikir apa yang diperbuat dan akan ditinggalkan kelak. Untuk itu, dirinya terus bekerja keras untuk membuat sesuatu. Kinerjanya itulah yang tampaknya dilihat oleh Yayasan Pembina Pendidikan Perguruan (YPPP) Veteran Sukoharjo sehingga dipercaya sebagai pejabat sementara Rektor Univet dan akhirnya rektor definitif.
Posisi saya sebagai rektor itu lebih banyak diharapkan dari yayasan yang bersuara bulat untuk saya, padahal awalnya tidak pernah terbersit dalam pikiran saya untuk menjadi rektor, ujarnya.
Menurutnya, tahapan pemilihan rektor sendiri diawali melalui pemilihat di senat dan pemilihan di yayasan. Nah, saat pemilihan oleh yayasan, dirinya mendapat suara bulat secara mufakat. Untuk itulah Prof Farida mengaku memiliki beban berat karena telah dipercaya sehingga harus berjuang keras untuk membuktikan.
Saya itu orang yang tidak senang bekerja sak-sak-e. Saya tidak suka waton mlaku, semua saya target. Bahkan, di rumah pun saya selalu memberikan target-target pada anak-anak, termasuk target dalam hal pendidikan.
Lantas, apa yang akan dilakukannya sebagai Rektor Univet Bantara Sukoharjo? Menjawab pertanyaan itu, Prof Farida menyampaikan banyak sekali yang dicita-citakan. Menurutnya, sebuah Perguruan Tinggi dikatakan sukses itu jika sudah terakreditasi, dalam hal akreditasi A. Nah, saat ini dirinya sudah mengarah ke sana dan berusaha memenuhi konsekuensi logis dari akreditasi tersebut. Seperti SDM-nya, kualitas sarana prasarananya harus mengikuti standar yang ditetapkan.
Jika sudah akreditasu A, lanjut Prof Farida, maka masyarakat akan semakin percaya dengan Univet dimana saat ini posisinya akreditasi B. Untuk mengejar akreditasi itu, Prof Farida mengejar peningkatan SDM dosen. Antara lain mengejar dosen untuk segera S3, tenaga pengajar diberi pendampingan untuk menjadi dosen dimana dikatakan sebagai dosen jika sudah mendapat jabatan fungsional asisten ahli.
Yang asisten ahli ke lektor dan yang lektor ke lektor kepala. Beberapa waktu lalu ada dua guru besar, saya dan Prof Heri, nah itu bagian dari upaya untuk mencapai akreditasi tersebut, jelas Prof Farida.
Selain SDM dosen, Prof Farida juga melakukan peningkatan SDM karyawan Univet dimana semua karyawan dilakukan tes ulang, yakni tes kompetensi. Karyawan yang lolos kompetensi kemudian diangkat sebagai pegawai tetap. Ada tiga tahap tes, yakni kemampuan komputer, psikologi, dan wawancara.
Saya membutuhkan tim yang profesional dan takaran saya adalah kompetensi. Kalau dulu jabatan struktural itu berdasarkan pangkat, golongan, dan lama pengabdian, saya mengabaikan itu karena saya memilih yang masuk kompetensi. Konsep ini sudah aya disampaikan ke yayasan dan disetujui, ujarnya.
Prof Farida melanjutkan, pejabat itu standarnya lebih pada kompetensi, bukan lagi lamanya mengabdi sehingga pangkat dan golongan sudah tidak lagi digunakan untuk pengangkatan pejabat struktural. Hasil tes pada pegawai akan jadi pegangan untuk mengangkat pegawai dimana bisa diangkat menduduki jabatan tertentu harus lolos dari tes ulang tersebut.
Saya berharap penataan ini selesai bulan depan, setekah itu barulah akan memulai berpikir untuk meraih hal-hal yang ada diluar. Saat ini masih berkutat di internal kampus, kata ibu tiga putri tersebut.
Selain soal SDM, Prof Farida juga melakukan pembenahan untuk sistem informasi berbasis digital. Hal itu dilakukan karena selama ini sistem yang terbangun masih silang sengkarut. Kondisi tersebut membuat status dosen dan mahasiswa tidak jelas. Prof Farida mencontohkan, diman di dalam sistem belum bisa membaca status mahasiswa yang aktif dan tidak aktif, tagihannya berapa, dan lainnya. Saat ini, sistem informasi sudah dibenai sehingga status mahasiswa bisa terlihat jelas.
Sebagai rektor, Prof Farida juga berencana membuka prodi-prodi baru. Kita harus move on karena pemerintah itu tidak support lagi pada prodi-prodi tertentu. Pemerintah itu arahnya ke vokasi maka akan membuka prodi-prodi vokasi. Seperti FKIP sebenarnya hampir passing out, jadi dengan adanya PPG itu, FKIP akan sulit dijual, paparnya.
Saat ini, ujarnya, prodi yang ada disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat seperti prodi vokasi. Kalau pendidikan, yang kayaknya timpang padahal banyak dibutuhkan adalah PAUD, kita baru punya PGSD, nanti berancana kesitu, ujarnya.
Saya mohon doanya agar visi misi menjadikan Univet Bantara sebagai Perguruan Tinggi yang unggul bisa terwujud. Tentunya cita-cita tidak akan tercapai tanpa dukungan semua pihak yang ada di kampus dan juga yayasan, pungkasnya. (nano)