Fakta dan Kejanggalan Jasad Mantan Presiden Turki Ataturk Tak Diterima Bumi
SOSOK mantan Presiden Turki Mustafa Kemal Ataturk pasti sudah dikenal publik dunia. Hal yang terkait dengannya adalah penghapusan sistem khilafah dan tindakannya terhadap institusi keagamaan.
Tetapi kisah yang banyak beredar adalah kabar jasad Mustafa Kemal Ataturk tidak diterima bumi, benarkah demikian? Simak faktanya berikut ini, seperti dikutip dari Thepatriots.asia , Sabtu (22/1/2022).
Mustafa Kemal Ataturk meninggal dunia pada 10 november 1983 setelah mengalami sakit. Sebelumnya saat berada di Istana Dolmabahce, Ataturk mengalami koma pada September. Kemudian tidak sadarkan diri pada 9 November.
Lalu pada 10 November 1938, Ataturk meninggal dalam usia 57 tahun. Kala itu jam menunjukkan pukul 09.05 waktu setempat.
Pemakaman Ataturk
Persiapan diatur oleh pihak berwenang untuk mengatur pemakaman kenegaraan untuk Ataturk. Saat itu tidak ada keputusan tentang Makam. Sehari setelah Ataturk meninggal, Parlemen Turki yang duduk di Ankara mengangkat Ismet Inonu sebagai presiden baru Turki.
Pada awalnya tidak dilakukan sholat jenazah untuk Ataturk. Namun Makbule Atadan, saudara perempuan Ataturk, yang tinggal di Dolmabahce selama beberapa hari hingga hari kepergian Ataturk, bersikeras agar sholat dilakukan di masjid sebelum jenazah dibawa ke Ankara. Akhirnya, Atadan diyakinkan oleh Kepala Departemen Agama Turki Rifat Borekci bahwa sholat jenazah juga harus dilakukan di luar masjid.
Pada 19 November, pukul 08.10 waktu setempat, sholat jenazah Ataturk dipimpin oleh Profesor Serafettin Yaltkaya, direktur Institut Studi Islam, dilakukan dalam bahasa Turki dan bukan dalam bahasa Arab.
Selama prosesi, segala upaya untuk mengambil gambar tidak diperbolehkan. Doa pemakaman dihadiri oleh orang-orang terdekatnya, beberapa jenderal, pejabat agama, staf istana dan Mayor Yasar Okur, seorang penghafal Quran merangkap perwira militer yang bertugas bersama Ataturk selama 15 tahun.
Karena pengaturan pemakaman ditunda untuk memberikan kesempatan kepada pembela kehormatan dan publik untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Ataturk, jenazahnya diawetkan di Ankara oleh ahli patologi dari Akademi Medis Militer Gulhane (GMMA), Profesor Lutfi Aksu.
Sedangkan proses pengkafanan dilakukan oleh salah satu dari sembilan dokter yang menandatangani akta kematiannya, Profesor Mehmet Kamil Berk. Kemudian jenazah Ataturk dibaringkan dalam posisi istirahat.
Jenazah Ataturk ditempatkan di peti kayu walnut berkualitas tinggi dengan bagian dalam terbuat dari kayu mahoni. Peti jenazah ditutupi bendera nasional Turki ditempatkan pada 16 November di aula istana. Kemudian bisa dilihat publik.
Selama tiga hari, ribuan orang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Ataturk. Petugas kehormatan pun menjaga jenazah.