Jangan Terlena di Dunia: Nikmat Abadi Menanti di Akhirat
MEDAN, iNewsMedan.id - Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim nomor 2807, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan gambaran peristiwa yang akan terjadi pada hari kiamat.
Disebutkan bahwa penduduk neraka yang semasa hidupnya paling banyak menikmati kenikmatan dunia akan dicelupkan ke dalam neraka sekali saja.
Setelah itu, ia akan ditanya, “Apakah engkau pernah merasakan kenikmatan sedikit saja?” Ia pun menjawab, “Tidak, demi Allah, wahai Rabb-ku.”
Sebaliknya, penduduk surga yang semasa hidupnya mengalami kesengsaraan terbesar di dunia akan dicelupkan ke dalam surga sekali saja.
Ia pun akan ditanya, “Apakah engkau pernah merasakan kesulitan sedikit saja?” Jawabnya, “Tidak, demi Allah, wahai Rabb-ku. Aku tidak pernah merasakan keburukan sama sekali, tidak pula melihat atau mengalaminya.”
Hadits ini mengingatkan bahwa kebahagiaan dan kesengsaraan sejati tidak terletak pada kehidupan dunia, melainkan pada kehidupan akhirat. Kenikmatan dunia hanyalah sementara, sementara balasan akhirat bersifat kekal.
Allah Azza wa Jalla berfirman dalam Al-Qur'an:
ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙس٠ذÙاۤÙÙÙÙÙة٠اÙÙÙ ÙÙÙتÙÛ ÙÙاÙÙÙÙÙ Ùا تÙÙÙÙÙÙÙÙÙ٠اÙجÙÙÙرÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙ٠٠اÙÙÙÙÙÙ°Ù ÙØ©Ù Û ÙÙÙ ÙÙ٠زÙØÙزÙØ٠عÙÙ٠اÙÙÙÙار٠ÙÙاÙدÙØ®ÙÙ٠اÙÙجÙÙÙÙØ©Ù ÙÙÙÙد٠ÙÙØ§Ø²Ù Û ÙÙÙ Ùا اÙÙØÙÙÙ°Ùة٠اÙدÙÙÙÙÙÙا٠اÙÙÙÙا Ù ÙتÙاع٠اÙÙغÙرÙÙÙرÙ
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya." (QS Äli ‘ImrÄn [3]: 185)
Ayat ini menegaskan bahwa kehidupan dunia hanyalah ujian dan kesenangan yang semu. Oleh karena itu, umat Islam diajak untuk terus berusaha meraih ridha Allah Azza wa Jalla dengan menjalankan amal shalih, menjauhi dosa, dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.
Semoga Allah Azza wa Jalla memasukkan kita ke dalam surga-Nya yang kekal dan menjauhkan kita dari azab neraka. Wallahu Ta‘ala a‘lam bish-shawab.