Unik Pria Ini Nikahi Pasangannya dengan Maskawin Linggis
PROBOLINGGO, iNEWSLumajang.id – Seorang duda di Probolinggo membuat heboh setelah memilih linggis sebagai maskawin pernikahannya. Pilihan yang tak biasa ini menimbulkan anggapan bahwa duda tersebut berprofesi sebagai pekerja bangunan. Namun, ternyata pria bernama Samsul Mukmin (46) ini adalah seorang penjual kerupuk.
Samsul mempersunting Sumiati (45), seorang janda yang juga berasal dari Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo. Pernikahan mereka berlangsung sederhana di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tongas.
Samsul menjelaskan, linggis yang dipilih sebagai maskawin bukanlah barang bekas.
"Saya beli linggis baru. Saya memang sengaja memilih linggis karena memiliki makna simbolis sebagai lambang kekuatan," ungkapnya ketika ditemui di rumahnya di Desa Dungun, Tongas.
Menurut Samsul, linggis adalah alat serbaguna yang wajib dimiliki oleh setiap rumah di desanya. Perkakas ini sering digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk yang biasanya dilakukan dengan alat lain seperti palu.
Samsul dan Sumiati memandang linggis sebagai bekal awal untuk membangun rumah tangga mereka. Mereka memiliki rencana untuk memperbaiki atau membangun rumah sederhana di Desa Dungun agar lebih nyaman dihuni. Namun, rencana itu baru akan direalisasikan apabila mereka mendapatkan rezeki lebih.
"Linggis kan bisa digunakan untuk membangun rumah," tutur Samsul, yang sudah memiliki dua anak dari pernikahannya terdahulu.
Meski sederhana, Samsul memilih linggis dengan penuh kesadaran. Ia berharap pernikahannya dengan Sumiati akan kokoh dan langgeng hingga akhir hayat.
"Saya memilih linggis sebagai mahar agar rumah tangga kami kuat dan abadi," ujar Samsul.
Baik Samsul maupun Sumiati sama-sama pernah kehilangan pasangan hidup. Mereka kini berkomitmen untuk saling mendukung dan menjalani kehidupan baru bersama.
Samsul juga menegaskan bahwa meskipun linggis melambangkan kekuatan, ia tetap berserah diri kepada Tuhan. "Meski simbol linggis ini kuat, saya percaya kepada Allah SWT yang akan memberikan rezeki bagi kami setelah berumah tangga," pungkasnya.
Pernikahan ini menjadi bukti bahwa kebahagiaan tidak harus diukur dengan kemewahan, tetapi dengan niat baik dan makna mendalam.