Diplomasi 'Peci' Ala Prabowo Subianto, Kala Lawatan Perdananya dengan Pemimpin Dunia
LEBAK, iNewsLebak.id - Pekan ini, Presiden Prabowo sedang melakukan kunjungan ke luar negeri. Negara yang beliau kunjungi diantaranya adalah Cina dan Amerika.
Dalam kunjungannya, beliau didampingi oleh beberapa orang. Terdiri dari para menteri, ajudan, dan beberapa pengawal. Termasuk Mayor Teddy.
Yang menarik, tampilan Presiden Prabowo bersama rombongan dalam setiap pertemuan dengan tuan rumah, menggunakan peci atau kopiah. Penutup kepala khas Nusantara.
Termasuk ketika Presiden Prabowo diterima oleh Presiden Amerika, Joe Biden. Dengan peci yang begitu khas, Presiden Prabowo nampak gagah.
Tampil dengan menggunakan peci di kancah internasional, mengingatkan orang pada sosok Soekarno, Presiden RI pertama. Beliau selalu menggunakan peci setiap saat, termasuk ketika hadir dalam forum dunia.
Karena peci telah menjadi identitas dan ciri khas Nusantara, maka sebaiknya seluruh pejabat negara menggunakannya, termasuk ketika berada di luar negeri sebagai representasi dari Indonesia.
Dengan menggunakan peci dalam pertemuan yang dihadiri oleh seluruh peserta yang menggunakan jas di kancah internasional, kita bisa dengan mudah mengidentifikasi mana orang Indonesia dan mana bukan Indonesia.
Saya juga punya pengalaman ketika menggunakan peci di luar Indonesia. Ketika berjalan dari tempat menginap ke Masjidil Haram, ada seorang pedagang jubah menghampiri. Sepertinya dia dari Benua Afrika.
Bukan bermaksud menawarkan barangnya, tapi meminta peci yang saya pakai untuk dibarter dengan beberapa buah jubah, yang bila dirupiahkan jauh lebih mahal dibanding peci lusuh yang saya pakai.
"Indonesia, Indonesia..!", demikian sapanya. Bisa jadi ini tidak hanya terjadi pada saya. Fenomena ini menunjukkan bahwa peci begitu identik dengan Indonesia.
Diplomasi peci ini bisa menjadi media bagi kita untuk semakin menunjukkan eksistensi Indonesia dalam pergaulan dunia. Peci adalah Indonesia. Peci bisa menjadi identitas Indonesia.
Seperti ketika Presiden Prabowo melantik anggota Kabinet Indonesia Maju. Para menteri yang terdiri dari beragam latar belakang agama, semuanya seragam memakai peci. Walau ada juga yang tidak pakai. Pakai kerudung.
Jadi, peci itu bukan hanya domain agama tertentu ya. Apalagi dimaknai bahwa peci menjadi kadar kesalehan seseorang; bahwa semakin melekek make peci dianggap semakin saleh.
Buktinya, kawan-kawan kita yang bukan muslim juga tidak terlarang dan diperbolehkan memakai peci. Makanya gosah heboh saat ada misionaris "berdakwah" sembari mengenakan peci.
Walau kadang peci juga dimaknai sebagai sebuah keadaban. Saat saya menjadi saksi pernikahan anak tetangga tanpa penutup kepala, Kepala KUA menyarankan, "Sebaiknya menggunakan peci".
"Emang kalau saya tidak pakai peci, kesaksian saya menjadi tidak sah, Pak Kepala?".
"Bukan demikian, Pak. Ini hanya kepantasan saja".
Akhirnya, saya pinjam peci Mang Nasir, yang ukurannya kekecilan dan warnanya sudah pudar.
"Sah!".
Penulis : Ocit Abdurrosyid Siddiq