Warung Rujak Bu Siti, Kuliner Legendaris yang Tetap Eksis di Lamongan
LAMONGAN, iNewsLamongan.id - Di Kabupaten Lamongan, tepatnya di Jl. Basuki Rahmat, Rangge RT 04 RW 01, Kelurahan Sukomulyo, Kecamatan Lamongan, berdiri sebuah warung sederhana yang namanya begitu melegenda, "Warung Rujak Bu Siti". Didirikan pada tahun 1995 oleh Siti Sofiyah (52) yang akrab disapa Bu Siti, warung ini menjadi salah satu ikon kuliner Lamongan yang digemari berbagai kalangan karena cita rasa rujak buahnya yang khas.
Awalnya, Bu Siti membuka usaha ini atas saran sang kakek meski sempat ragu akan peminatnya. Namun, keraguannya terbukti salah. Rujak buah kreasinya justru sukses mencuri hati warga Lamongan hingga luar daerah. “Dulu kakek saya yang menyarankan, meski sempat ragu akhirnya saya coba. Alhamdulillah sampai sekarang ramai terus,” kenang Bu Siti.
Warung Bu Siti terletak di selatan gapura Rangge Gang V, sekitar 10 menit dari Alun-Alun Kabupaten Lamongan. Meski berkonsep sederhana, warung ini menawarkan pengalaman kuliner istimewa dengan menu andalannya, yakni rujak lontong buah dan gado-gado. Namun, rujak buah-lah yang menjadi primadona. “Mayoritas pembeli ke sini mencari rujak buah saya,” ujar Bu Siti.
Salah satu rahasia kelezatan rujak Bu Siti terletak pada bumbu rujaknya, yang diracik sendiri olehnya. Meskipun dibantu oleh Ibu Rokani dalam mempersiapkan bahan-bahan, Bu Siti tak pernah menyerahkan proses peracikan bumbu pada orang lain. “Bumbu itu kunci rasa, jadi saya yang buat sendiri supaya rasanya tetap, tidak berubah,” jelasnya.
Dalam pembuatan bumbu rujak, Bu Siti menggunakan bahan-bahan seperti petis, kacang, dan gula merah. Namun, yang membuatnya istimewa adalah cara ia mengolah petisnya. Petis dimasak terlebih dahulu dengan bawang putih, bawang merah, dan kecap untuk menciptakan rasa gurih dan manis yang sempurna. “Petis saya masak dulu, ini rahasia supaya bumbu rujaknya lebih enak,” tambahnya.
Satu porsi rujak buah Bu Siti disajikan dengan lontong, timun, mangga, nanas, belimbing, dan serutan pisang batu. Uniknya, pisang batu yang biasanya dipotong-potong, di warung ini diserut agar teksturnya lebih lembut saat disantap. “Pisang batu saya serut supaya lebih empuk ketika dimakan,” ujar Bu Siti.
Untuk melengkapi kenikmatan rujak buah, Bu Siti juga menawarkan es sirsak yang menyegarkan. Minuman ini terbuat dari buah sirsak segar yang menjadi favorit para pelanggan. “Kebanyakan pembeli memesan es sirsak bersama rujak buah,” katanya.
Meski sudah lebih dari dua dekade beroperasi, harga menu di Warung Bu Siti tetap bersahabat. Satu porsi rujak buah hanya Rp13.000, sementara es sirsak seharga Rp5.000. Hal ini mengundang nostalgia bagi pelanggan lama. “Dulu rujak buah cuma Rp3.500 dan es sirsak Rp2.000,” ujar Bu Siti yang disambut gelak tawa para pembeli.
Dengan kapasitas terbatas—hanya menyediakan 50 porsi rujak buah dan 20 porsi gado-gado setiap harinya—warung ini sering diserbu pelanggan, terutama pada jam makan siang. Banyak pelanggan tetap yang berasal dari Lamongan, bahkan dari luar kota seperti Surabaya dan Sidoarjo. “Ada yang datang dari jauh karena kangen dengan rujak saya,” ungkap Bu Siti.
Tidak hanya itu, rujak buah dan gado-gado Bu Siti juga kerap dipesan untuk acara keluarga. “Kadang tetangga memesan untuk acara rumahan,” tambahnya.
Warung Rujak Bu Siti buka setiap hari kecuali Jumat, mulai pukul 11.00 hingga 16.00 WIB. Untuk menikmati cita rasa legendaris ini, pelanggan disarankan datang lebih awal agar tidak kehabisan.
Bagi warga Lamongan, Warung Bu Siti bukan sekadar tempat makan, melainkan bagian dari kenangan masa lalu dan kebanggaan daerah. Cita rasa rujak buahnya yang autentik dan es sirsaknya yang segar telah menjadi simbol kelezatan kuliner lokal yang tak lekang oleh waktu. “Saya sudah langganan sejak lama, karena bumbu rujaknya memang beda dan cocok di lidah,” ujar Ayik, salah satu pelanggan setia.
Jika Anda berkunjung ke Lamongan, Warung Rujak Bu Siti adalah destinasi kuliner yang wajib dicoba. Di sini, Anda tidak hanya menikmati hidangan lezat, tetapi juga merasakan sejarah dan kehangatan yang ditawarkan oleh Bu Siti, sang penjaga cita rasa legendaris Lamongan.