Limbah Pabrik Bikin Sungai Cilamaya Tercemar, Kualitas Hidup Warga di Karawang Terancam
KARAWANG, iNewskarawang.id - Sungai Cilamaya yang mengalir melewati Desa Barugbug dan Desa Situdam, Kecamatan Jatisari, kini menjadi pemandangan memprihatinkan bagi warga sekitar.
Air sungai itu berwarna hitam pekat disertai bau tak sedap yang menyengat. Kondisi itu sudah terlalu lama berlangsung sehingga membuat warga sekitar muak. Meski sudah berlangsung lama, pemerintah belum juga memberikan solusi untuk mengatasi persoalan itu.
Hendra (39), seorang warga Desa Situdam, menyampaikan keresahan yang sudah mengakar sejak tahun 2003.
"Gubernur Ridwan Kamil dan Bupati Karawang Celica Nurrachadiana pernah datang, tapi yang difokuskan hanya perbaikan bendungan, bukan membersihkan sungai ini,” ungkapnya penuh kecewa, Senin (28/10/2024).
Sungai yang seharusnya menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat kini menjadi ancaman kesehatan. Hendra menduga pencemaran ini bersumber dari pabrik-pabrik di Purwakarta dan Subang.
"Air keruh dan bau menyengat itu jelas datang dari pabrik-pabrik di sana,” tegasnya.
FOTO: Zainal Abidin Turun ke Pasar Wonomulyo, Dengarkan Keluh Kesah Warga dan Janjikan Aksi Nyata
Hendra juga menceritakan jika dahulu, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang pernah menggalang tanda tangan warga sebagai bentuk penolakan terhadap perusahaan pencemar. Namun, langkah itu seolah hanya menjadi formalitas tanpa tindak lanjut.
"Kami butuh aksi nyata, bukan sekadar tanda tangan,” ujar Hendra dengan nada tegas.
Hendra bahkan mengajak masyarakat dari wilayah sekitar, mulai dari Cilamaya hingga Barugbug, untuk bersatu dalam sebuah demonstrasi di depan pabrik-pabrik yang diduga menjadi sumber pencemaran.
"Mungkin dengan suara yang lebih keras, kita akan didengar. Mengandalkan pemerintah sudah tidak ada gunanya,” katanya pasrah.
Mengancam Kualitas Hidup Warga
Pencemaran ini tak hanya mengganggu kualitas hidup, tetapi juga kesehatan. Air sungai yang tercemar menyebabkan kulit gatal-gatal, dan bau busuknya mengganggu pernapasan warga.
“Kami memang sudah terbiasa, tapi tetap saja, hidup dengan bau seperti ini sungguh tidak nyaman,” keluh Hendra.
5 Istri Pebulutangkis Top Indonesia yang Cantiknya Kebangetan, Nomor 1 Pujaan Hati Jonatan Christie
Beberapa perangkat Desa Situdam yang enggan disebut namanya membenarkan bahwa pencemaran ini sudah terjadi sejak tahun 2000. Meski beberapa pejabat silih berganti datang meninjau, hasilnya tetap nihil.
"Dulu banyak yang datang, tapi hasilnya selalu sama, tidak ada tindakan nyata,” ujar mereka.
Sepucuk Surat Harapan
Iwan Ridwan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karawang, mengakui betapa peliknya permasalahan yang sudah menahun ini.
Ia mengatakan, DLH Karawang sendiri, sudah pernah mengirimkan surat resmi ke pusat, tetapi tanggapan yang diharapkan tak kunjung datang.
“Kami juga menunggu ada FGD (Forum Group Discussion) dengan Kabupaten Subang dan Purwakarta agar bisa mencari solusi bersama,” kata Iwan.
Namun, Iwan mengungkapkan tantangan dalam menangani masalah ini karena lokasi pabrik bukan berada di Kabupaten Karawang.
"Kalau pabriknya di Karawang, kita bisa tindak langsung. Tapi ini dari Subang dan Purwakarta, dan kita hanya kebagian dampaknya,” ungkapnya.
Dengan mencuatnya kembali persoalan ini, DLH Karawang berjanji akan segera mengirimkan surat tegas, kali ini dengan permintaan khusus untuk penyelesaian menyeluruh.
“Kami akan bersurat kembali secepatnya. Ini sudah terlalu lama dibiarkan,” ujarnya dengan nada tegas.
Warga Jatisari kini berharap surat DLH kali ini membawa solusi nyata bagi kehidupan mereka yang kian hari kian tercekik akibat pencemaran Sungai Cilamaya.