Kabupaten Puncak Luncurkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan

Kabupaten Puncak Luncurkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan

Terkini | jayapura.inews.id | Jum'at, 24 Januari 2025 - 19:59
share

PUNCAK, iNews.id - Dinas Ketahanan Pangan Puncak, berkolaborasi dengan dinas kependudukan dan catatan sipil, dinas Pertanian, Dinas PUPR, Dinas perhubungan, Dinas kesehatan, Dinas sosial, Badan pusat statistik, bapeda, dinas Perindagkop, menerbitkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA).

Pembentukan tim dilaksanakan pada 15 Oktober 2024, pertemuan teknis pada 16 oktober 2024, pengumpulan data dilaksanakan dari tanggal 17-25 oktober 2024, selanjutnya validasi dapat pada tanggal 4-5 November 2024, Analisa Data, Pemetaan dan Penyusunan Laporan FSVA.

Pada Hari 23 Januari 2025 ini Tim Penyusun menghadap Penjabat Bupati Puncak Nenu Tabuni, di Ruang Kerja Bupati Puncak, setelah melakukan rapat singkat Nenu Tabuni saat di temui media mengatakan mereka membentuk satu tim, ketua tim di pimpin langsung oleh staff ahli Bapak Ferry, dan melibatkan beberapa dinas, Semua bergabung, berkolaborasi menyusun peta ketahanan pangan dan kererentanan pangan untuk Kabupaten Puncak, ini dalam rangka melihat data dari ketahanan pangan Kabupaten Puncak.

 “Setelah presentasi tim, sebagai Pj Bupati sangat mengapresiasi karena dari data ini terlihat. Bahwa daerah-daerah rawan ketahanan pangan, daerah-daerah yang bisa mampu bertahan bisa kelihatan, untuk Kabupaten Puncak,” kata Nenu Tabuni.

“Data ini disusun tidak hanya tingkat kabupaten puncak saja, ketika data ini kita launching, maka data ini akan dipakai oleh Kementrian maupaun Provinsi, ataupun dari lembaga-lembaga manapun untuk digunakan terkat ketahanan pangan. Mereka bisa memperoleh data yang akurat,” tambah Nenu Tabuni.

Lanjut Nenu Tabuni, data FSVA ini tidak hanya untuk kabupaten puncak saja, tetapi dari mana saja yang membutuhkan data ini akan sangat terbantu. Data ini disusun oleh mereka yang sudah paham betul terhadap situasi kabupaten puncak tidak saja paham tetapi sudah profesional di bidangnya. Dalam hal ini melibatkan juga ahli ketahanan pangan dari Provinsi Papua Tengah, data yang yang masuk secara aplikatif, dimana data ini tidak sembarang untuk didapatkan dan semua data ini valid adanya. Data-data ini akan di SK-an langsung oleh Penjabat Bupati Puncak, sebagai tanda data ini bisa digunakan siapa saja dan sah di gunakan untuk kepentingan Pangan di Kabupaten Puncak.

“Ketika mereka menyusun data, akan terlihat di aplikasi, daerah-daerah yang di anggap sebagai kerawanan pangan, bisa langsung terlihat. Jadi data-data ini bukan data sembarang dan data ini valid,” tegas Nenu Tabuni.

“Pada February nanti akan di lauching oleh kementian lembaga, kementrian terkait, juga oleh pemerintah provinsi. Akan lauching secara resmi atas data yang disusun, oleh pemerintah kabupaten puncak adalah data yang benar-benar resmi,” tutup Nenu Tabuni.

Perlu diketahui bahwa data ketahanan pangan yang ada di Provinsi Papua Tengah yang baru tersusun ada 2 kabupaten saja, yaitu Kabupaten Mimika dan Kabupaten Nabire. Apabila Peta FSVA ini launching pada februari nanti maka kabupaten puncak merupakan urutan ke tiga yang memiliki peta FSVA.

“Ini merupakan satu langka maju dari kabupaten puncak, ini merupakan salah satu inovasi dari bapak Pj. Karena untuk peta ketahanan pangan untuk provinsi Papua Tengah itu baru dua kabupaten, dan untuk daerah pegunungan, kita merupakan yang pertama kali sudah menyusun peta ketahanan pangan,” kata ketua TIM penyusun Peta FSVA Ferry Laheba,yang juga  selaku Staf Ahli Bupati Puncak Bagian Kesejahteraan Masyarakat.

“Dalam penyusunan ini memiliki skala prioritas, yaitu skala prioritas pertama, kedua, dan ketiga. Untuk skala prioritas pertama di Kabupaten puncak tidak ada, untuk skala prioritas kedua dan ketiga ada delapan kampung, itu tersebar di Distrik Doufo, Agandugume, Mabugi dan Pogoma,” tambah Ferry Laheba.

Dijelaskan oleh Mantan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Puncak ini,Dengan adanya peta ini, akan memberikan infomasi-informasi daerah mana saja untuk intervensi pemerintah dalam membuat program, mana program prioritas dan daerah-daerah yang menjadi prioritas kedua dan ketiga dalam FSVA.

“Semua stekholder yang ada, OPD-OPD yang ada bagimana kita menyusun program. Membuat daerah-daerah tersebut untuk naik levelnya, dari prioritas 2 menjadi prioritas 3, atapun meningkat menjadi prioritas 4,” tutup Ferry Laheba.

Untuk diketahui, Keterkaitan FSVA ini dengan program prioritas adalah penaggunalangan Stunting, dengan adanya FSVA ini diharapkan pemenuhan pangan tercukupi, dengan begitu makanan terpenuhi dan gizi masarakat bisa tercukupi. Juga dengan peta ini kita dapat mengatahui daerah-daerah yang berpotensi Inflasi, begitu juga dengan kemiskinan ekstream, dengan peta ini kita bisa mengatasinya, adanya peta ini kita sebagai pemerintah daerah sudah dapat menginterfensi apa yang perlu di lakukan,karena dalam peta tertuang data yang sangat lengkap.

Topik Menarik