Kisah Jenderal LB Moerdani Jadi Buronan Belanda Senilai 500 Gulden

Kisah Jenderal LB Moerdani Jadi Buronan Belanda Senilai 500 Gulden

Infografis | sindonews | Selasa, 17 Desember 2024 - 08:25
share

JENDERAL LB Moerdanipernah menjadi buronan Belanda bernilai 500 Gulden. Keterlibatan Benny dalam Operasi Naga di Irian Barat membuat Belanda mengerahkan kekuatannya untuk menangkapnya.

Leonardus Benyamin Moerdani atau LB Moerdani merupakan salah satu tokoh TNI yang pernah menjabat sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Ia dikenal sebagai salah satu tokoh militer Indonesia paling berpengaruh di era Orde Baru, utamanya berkat keahliannya di dunia intelijen.

Kisah Moerdani menjadi buron Belanda ini diungkapkan dalam buku berjudul 'Belajar Uji Nyali dari Benny Moerdani, Dia Tidak Bisa Dibeli dengan Uang'. Saat masih berusia belasan tahun, Benny Moerdani sudah berani menyabung nyawa dengan menyusup ke Markas Belanda untuk mencari tahu rencana-rencana tentara Belanda.

Pertaruhan besar ini selalu dijalankan oleh Benny yang fasih berbahasa Belanda. Tugasnya sebagai mata-mata inilah yang membuatnya jadi sosok yang sangat diwaspadai.

Ketika masih berpangkat Letnan Satu, Benny yang bertugas sebagai Komandan Kompi A Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) mendapat tugas berat untuk merebut Pekanbaru dari tangan PRRI.

Saat Benny diterbangkan dengan pesawat khusus C-47 Dakota, perwira asal Blora, Jawa Tengah itu menyadari dirinya belum pernah sekali pun melakukan latihan terjun payung. Namun Benny nekad terjun demi menjalankan tugas yang telah dipercayakan kepadanya. Akhirnya ia sukses melakukan penerjunan dengan selamat.

Benny kembali membuktikan keberaniannya sebagai prajurit sejati ketika diperintahkan Letkol Udara Wiriadinata untuk masuk ke pusat kota Pekanbaru. Dalam waktu singkat, Benny berhasil melumpuhkan kekuatan musuh tanpa ada korban jiwa di pihak Benny.

Berkat berbagai keberhasilan yang diraihnya, sosok Benny mulai ditakuti oleh musuh. Bahkan, pasukan elite dari salah satu negara Eropa sampai menawarkan hadiah menggiurkan bagi siapa pun yang bisa menangkap mantan Jenderal Korps Baret Merah itu hidup atau mati.

Dalam buku berjudul 'Benny Moerdani yang Belum Terungkap' perburuan terhadap Benny oleh pasukan elite Belanda Koninklijke Mariniers bermula ketika Benny yang saat itu berpangkat Kapten bersama prajurit RPKAD diterjunkan dalam Operasi Naga di Irian Barat kini Papua.

Operasi Naga menjadi strategi TNI untuk memecah konsentrasi pasukan Belanda yang jumlahnya mencapai 10.000 prajurit dan berpusat di Biak.

Operasi Naga ini juga merupakan perwujudan dari Tri Komando Rakyat (Trikora) yang diumumkan Presiden Soekarno pada 19 Desember 1961.

Sayangnya, operasi tersebut bocor oleh siaran radio Australia. Hal ini membuat Operasi Naga tidak berjalan sesuai rencana.

Pasukan Belanda yang mengetahui informasi tersebut kemudian melakukan pengadangan dan penyergapan terhadap Benny dan pasukannya.

Akibatnya, perjalanan pasukan Naga yang dipimpin Benny menuju pusat pertahanan Belanda di Merauke menemui banyak rintangan. Salah satunya pertempuran yang terjadi pada 28 Juni 1962, di mana terdapat dua perahu motor Marinir Belanda tiba-tiba menyerang pasukan Benny Moerdani yang sedang beristirahat di Sungai Kumbai.

Dalam penyergapan tersebut, Benny nyaris tewas setelah topi rimbanya tertembak. Saat berupaya menyelamatkan diri dari penyergapan itu, ia tidak menyadari jika jaketnya sedang dilepas.

Menurut buku 'Kopassus untuk Indonesia' dalam pertempuran sengit di Sungai Kumbai, Benny bersama pasukan Naga berhasil memukul mundur pasukan Marinir Belanda yang didaratkan dengan menggunakan dua perahu motor dan kapal sungai di hulu Sungai Kumbai.

Dari situlah Belanda mulai menjanjikan hadiah 500 Gulden bagi siapa pun yang bisa meringkus Kapten Benny. Hal itu diumumkan tepat sebelum terjadinya pertempuran di pedalaman Papua. Pada akhirnya upaya Belanda tersebut tidak membuahkan hasil, hingga gencatan senjata antara Pasukan Naga dan Marinir Belanda disepakati.

Keberanian Benny Moerdani di medan operasi diakui Jan Willem de Leeuw, tentara Belanda yang pertama kali bertemu di Irian Barat.

Keberhasilannya dalam operasi ini menarik perhatian Presiden Soekarno yang kemudian menganugerahi kenaikan pangkat luar biasa dan tanda kehormatan bintang sakti kepada Benny dan pasukannya.

Bahkan untuk menghormati jasa-jasanya kepada negara, Presiden Soeharto mengangkat Benny sebagai Panglima ABRI. Selama meniti kariernya di militer, Benny tidak pernah menjabat sebagai Pangdam, Komandan Brigade dan Komandan Korem, termasuk mengikuti pendidikan di Sesko.

Itulah kisah Jenderal LB Moerdani jadi buronan Belanda senilai 500 Gulden. Dalam kisah tersebut terlihat bagaimana hebatnya kemampuan tempur dari mantan Panglima ABRI itu.

Topik Menarik