Kisah Hidup Jenderal Dudung, Mantan KSAD yang Pernah Ditempeleng Mayor Gegara Koran Jatuh

Kisah Hidup Jenderal Dudung, Mantan KSAD yang Pernah Ditempeleng Mayor Gegara Koran Jatuh

Infografis | sindonews | Senin, 16 September 2024 - 09:10
share

KISAH hidup Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman penuh dengan kisah menarik, perjuangan, dan pengorbanan sebelum akhirnya meraih pangkat Jenderal bintang empat dan menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Dudung tidak berasal dari keluarga berada, bahkan sejak kecil ia sudah terbiasa bekerja keras demi membantu keluarganya. Lahir dari keluarga sederhana, Dudung harus menghadapi kenyataan pahit ketika ayahnya meninggal saat ia masih duduk di bangku kelas 2 SMP.

Bahkan Jenderal Dudung merupakan keturunan Sunan Gunung Jati, SINDOnews mengutip dari podcast YouTube di tniad.mil.id berjudul Mengenal Sosok KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Senin (16/9/2024).

Baca juga: Kisah Cinta Tragis Raden Ayu Lembah dan Jatuhnya Kekuasaan Amangkurat III di Kartasura

Ibunya kemudian menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi delapan anak. Untuk membantu ibunya, Dudung ikut berjualan kue dan kerupuk, serta mencari kayu bakar karena keluarganya masih memasak dengan tungku.

Selain itu, Dudung juga bekerja sebagai loper koran untuk menambah penghasilan keluarga. Setiap pagi, ia mengambil koran dari agen, membacanya dengan cermat sebelum mengantarkannya ke pelanggan.

Dalam salah satu pengalamannya, Dudung pernah ditempeleng oleh seorang mayor tentara karena koran yang dibawanya jatuh dan kotor. Pahitnya hidup tidak membuat Dudung patah semangat.

Di sela-sela kesibukannya sebagai loper koran, ia juga membantu ibunya menjual kue ke berbagai tempat, termasuk ke kantin Kodam Siliwangi. Namun, suatu hari ia mengalami kejadian tak menyenangkan ketika seorang tamtama menendang kue klepon yang ia bawa hingga berserakan.

Baca juga: Mpu Nala, Hantu Laut Kerajaan Majapahit Pendukung Sumpah Palapa Patih Gajah Mada

Insiden ini memotivasi Dudung untuk bercita-cita menjadi tentara yang berintegritas. Tuhan mendengar doa Dudung. Pada tahun 1985, setelah lulus SMA Negeri 9 Bandung, ia mendaftar ke Akademi Militer (Akmil) dan diterima.

Tiga tahun kemudian, pada 1988, Dudung resmi lulus dan menyandang pangkat Letnan Dua (Letda). Karirenya di TNI terus menanjak dengan berbagai posisi strategis seperti Dandim 0406 Musi Rawas, Dandim 0418 Palembang, dan Aspers Kasdam VII/Wirabuana.

Pada 2018, Dudung dipromosikan menjadi Gubernur Akmil dan kariernya semakin cemerlang ketika ia ditunjuk sebagai Pangdam Jaya pada tahun 2020. Di bawah kepemimpinannya, Dudung juga dipercaya untuk menjadi Pangkostrad.

Akhirnya, pada 2021, Presiden Jokowi memilih Dudung untuk menggantikan Jenderal Andika Perkasa sebagai Kasad, menjadikan Dudung sebagai jenderal bintang empat. Selain perjalanan kariernya di dalam negeri, Dudung juga memiliki pengalaman penting di luar negeri.

Baca juga: Kisah Jenderal Kopassus Berondong Gerombolan DI/TII Pakai AK-47, Shock Jalani Misi Pertama

Setelah lulus dari Akmil pada 1988, Dudung ditugaskan ke Dili, Timor Timur, sebagai Komandan Peleton (Danton) di Batalyon Infanteri 744-SYB yang berada di bawah Kodam IX/Udayana.

Dalam tugasnya, Dudung memimpin tim khusus bernama 'Ataka' dan 'Casador' yang bertugas mencari anggota Gerakan Pengacau Keamanan (GPK).

Dudung yang saat itu masih berusia 24 tahun diberikan tanggung jawab besar oleh komandannya, Kapten Edison, yang memilihnya untuk memimpin tim khusus tersebut, meskipun saat itu ia masih dianggap remaja dan baru dalam dunia militer.

Keputusan ini diambil berdasarkan penilaian terhadap kekuatan fisik Dudung, meskipun saat itu prestasinya belum terlihat jelas. Karier Dudung di Yonif 744-SYB berlangsung hingga tahun 1994, dengan jabatan terakhir sebagai Komandan Peleton 1 Kompi B.

Dari awal karirnya hingga kini, Dudung telah membuktikan bahwa semangat dan kerja keras dapat membawa seseorang dari keadaan yang sulit menjadi salah satu pemimpin tertinggi di militer.

Kini, mantan loper koran yang pernah ditempeleng dan ditendang tamtama itu berdiri tegak dan mengakhiri karier militer sebagai KSAD. Dia merupakan seorang jenderal bintang empat yang tegas dan dihormati di TNI.

Topik Menarik