Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang dan Jenis Instrumen Investasinya
JAKARTA, iNews.id - Perbedaan pasar modal dan pasar uang terlihat jelas pada tujuan yang berbeda bagi investornya. Selain itu, keduanya merupakan lembaga yang berebeda.
Adapun, perbedaannya dilihat dari periode waktu, jenis produk yang diperdagangkan, risiko, dan faktor otoritas yang mengatur aktivitas di pasar tersebut.
Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang
Untuk memahami perbedaan pasar modal dan pasar uang, simak penjelasan berikut:
Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan bagian dari sistem keuangan yang berfokus pada investasi jangka panjang. Di pasar modal, instrumen keuangan memiliki jangka waktu jatuh tempo yang tidak dibatasi sampai satu tahun atau bahkan tidak memiliki jatuh tempo.
Perusahaan menerbitkan instrumen keuangan yang dapat dibeli oleh investor untuk mengumpulkan modal guna mengembangkan bisnis mereka. Pasar modal dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu pasar primer (Primary Market) dan pasar sekunder (Secondary Market).
Pasar Primer (Primary Market): Dikenal juga sebagai pasar perdana. Ini adalah pasar di mana sekuritas baru pertama kali ditawarkan kepada masyarakat atau investor untuk dibeli. Transaksi di pasar primer melibatkan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) untuk saham atau penjualan obligasi baru kepada investor institusi dan individu.
Pasar Sekunder (Secondary Market): Adalah tempat surat berharga yang telah diterbitkan sebelumnya diperdagangkan di antara investor. Ini mencakup perdagangan saham yang sudah ada (yang pernah diterbitkan melalui pasar primer) di bursa saham seperti New York Stock Exchange (NYSE) atau NASDAQ, serta perdagangan obligasi dan instrumen keuangan lainnya.
Pengertian Pasar Uang
Dilansir dari laman IMF, pasar uang didefinisikan sebagai salah satu segmen dari pasar keuangan yang penting dan berperan dalam menyediakan dana jangka pendek bagi berbagai pihak, seperti bank, pengelola uang, investor ritel, pialang-dealer, dana lindung nilai, dan perusahaan non-keuangan.
Dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan dan mengelola risiko, pasar uang sering kali diatur oleh otoritas keuangan dan terdapat standar pengawasan yang ketat. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasar uang tetap berfungsi dengan baik dan tidak mengalami gangguan yang dapat merugikan perekonomian bagi berbagai pemangku kepentingan.
Jenis Instrumen Investasi
Jenis instrumen pasar modal ini termasuk saham, obligasi, surat utang, euro issue, dan beberapa lainnya yang memiliki karakteristik berbeda dalam hal jangka waktu dan sifat penebusannya.
Sedangkan, jenis instrumen pada pasar uang berupa, sertifikat deposito, repo, reksa dana pasar uang, pinjaman bank-ke-bank, CD, surat utang negara, dan surat berharga (hutang IOU jangka pendek yang diterbitkan oleh lembaga keuangan dan perusahaan besar).
Tujuan
Dana yang diperoleh melalui pasar modal, digunakan untuk tujuan jangka panjang, seperti pengembangan proyek baru, ekspansi bisnis, akuisisi perusahaan lain, atau pengembangan produk.
Sementara, pasar uang bertujuan untuk membantu perusahaan memenuhi kebutuhan dana atau modal kerja yang digunakan perusahaan untuk menjalankan operasi, termasuk pembayaran gaji, pembelian persediaan, dan penyelesaian kewajiban jangka pendek. Dana pasar uang memungkinkan perusahaan untuk menjaga likuiditas dan kelancaran operasi mereka.
Cara Transaksi
Transaksi di pasar modal biasanya terjadi melalui bursa saham atau pasar obligasi yang terpusat. Contoh bursa saham terkenal adalah New York Stock Exchange (NYSE) dan untuk di Tanah Air yakni Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa ini menyediakan platform yang terorganisir dan termonitor instrumen keuangan lainnya. Kemudian, dealer atau pialang adalah perantara yang memainkan peran penting dalam memfasilitasi transaksi pada pasar modal.
Instrumen pasar uang, biasanya diperdagangkan di pasar over-the-counter (OTC) atau di luar bursa. Ini berarti transaksi terjadi secara langsung antara pihak-pihak yang terlibat, seperti perusahaan, bank, atau investor ritel.
Likuiditas
Instrumen pasar uang umumnya lebih likuid dibandingkan instrumen pasar modal. Likuiditas merujuk pada kemampuan untuk dengan cepat dan efisien mengubah suatu aset menjadi uang tunai tanpa mengalami penurunan nilai yang signifikan.
Adhi Karya Garap Proyek Pengendali Banjir, Lindungi 10 Ribu Hektare Lahan Pertanian Merauke
Dengan demikian, likuiditas yang lebih tinggi dalam instrumen pasar uang membuatnya menjadi pilihan yang disukai investor yang membutuhkan akses cepat dan relatif aman untuk menempatkan dana dalam jangka pendek.
Di sisi lain, instrumen pasar modal memiliki potensi imbal hasil yang lebih tinggi dalam jangka panjang, seringkali memerlukan komitmen yang lebih besar dalam hal waktu dan toleransi risiko.
Demikianlah ulasan tentang perbedaan pasar modal dan pasar uang yang penting untuk Anda ketahui sebelum memutuskan berinvestasi. Semoga menjadi informasi baru bagi Anda.








