Sosok Arbel Yehud, Sandera Israel yang Jadi Momok Kelanjutan Gencatan Senjata Gaza
TEL AVIV, iNews.id - Sosok Arbel Yehud, perempuan Israel yang disandera Hamas di Jalur Gaza, menjadi sorotan di tengah gencatan senjata Israel-Hamas. Dia diyakini sebagai perempuan sipil terakhir yang masih disandera di Gaza.
Israel mendesak Hamas untuk membebaskan Arbel sesegera mungkin. Sebagai imbalannya, Israel mengizinkan warga Gaza yang mengungsi ke selatan kembali ke rumah-rumah mereka di utara.
Tak heran jika Arbel menjadi pusat perhatian, bahkan sebagai ujian yang bisa mengancam keberlangsungan kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas.
Sosok Arbel Yehud
Arbel merupakan perempuan asal Nir Oz, sebuah desa di selatan Israel yang berbatasan dengan Gaza. Dia diculik dari rumahnya saat serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023. Saat itu usianya 28 tahun.
Forum Sandera dan Keluarga Hilang, organisasi akar rumput yang mengadvokasi pembebasan para sandera Israel menjelaskan, Arbel bisa dibilang sebagai tokoh masyarakat di lingkungannya. Dia adalah anggota generasi ketiga dari keluarganya.
Dia bekerja di sistem pendidikan komunitas tersebut sebelum menjadi guide di GrooveTech, pusat pembelajaran inovatif di Israel selatan yang berfokus pada eksplorasi dan teknologi luar angkasa.
Nir Oz menjadi simbol bencana militer serta kegagalan intelijen dan pemerintah Israel dalam mencegah serangan lintas batas oleh Hamas. Skandal itu menyebabkan pengunduran diri para pejabat militer Zionis.
Sebelum serangan 7 Oktober, Nir Oz merupakan permukiman kecil atau desa komunal yang dihuni sekitar 400 orang.
Selain Arbel, para pejuang Gaza juga membawa pasangannya, Ariel Cunio. Saat ini Cunio dilaporkan masih hidup di Gaza.
Hamas memastikan Arbel masih hidup. Namun status Arbel sempat menjadi pertanyaan pihak Israel karena dia seharusnya dibebaskan lebih dulu, sebelum empat perempuan tentara Israel pada Sabtu pekan lalu.
Berdasarkan ketentuan kesepakatan gencatan senjata, Arbel seharusnya termasuk dalam dua kelompok sandera pertama yang dibebaskan pada 19 Januari dan 25 Januari. Israel menuntut agar warga sipil perempuan dibebaskan terlebih dulu sebelum tentara.
Tampaknya Arbel ditahan oleh Jihad Islam, bukan Hamas sehingga status keberadaannya sempat menjadi misteri.
Seorang pejabat Hamas mengatakan kepada surat kabar The New York Times, Arbel akan dibebaskan sebelum 1 Februari.
Kakak Arbel, Dolev Yehud, juga sempat hilang selama beberapa bulan. Dia diduga ikut diculik bersama Yehud. Namun belakangan diketahui dia tidak pernah sampai ke Gaza.
Pada Juni 2024, otoritas Israel memastikan Dolev tewas setelah jasadnya diidentifikasi di Nir Oz melalui tes DNA.
Israel, Hamas, serta mediator perundingan gencatan senjata, Qatar dan Mesir, pada Minggu (27/1/2025) malam merampungkan resolusi baru untuk membebaskan Arbel serta dua sandera Israel lainnya, yakni pada 7 Februari.
Tiga sandera lainnya akan dibebaskan lebih dulu yakni pada 1 Februari. Sebagai imbalan atas komitmen tersebut, Israel mulai mengizinkan warga Palestina di Gaza yang mengungsi untuk kembali ke wilayah utara.