Kisah Mencekam Penumpang Azerbaijan Airlines Sebelum Jatuh: Ledakan Bikin Pesawat Berlubang
MOSKOW, iNews.id - Subkhankul Rahimov, korban selamat jatuhnya pesawat Embraer 190 Azerbaijan Airlines di Kazakhstan, mengungkap kejadian mencekam sebelum kecelakaan terjadi. Pesawat dengan nomor penerbangan J2-8243 itu ternyata sempat berusaha mendarat di bandara Grozny, Chechnya, wilayah otonomi Rusia, namun gagal.
Pesawat nahas itu terbang dari Baku, Azerbaijan, pada Rabu (25/12/2024) lepas pukul 10 waktu setempat dengan tujuan Grozny. Namun pilot diarahkan untuk mengalihkan pendaratan ke kota lain di Rusia karena kabut tebal.
Rahimov mengatakan, pilot berusaha mendarat di Grozny tiga kali. Percobaan pertama dan kedua pilot gagal mendaratkan pesawat demikian pula dengan percobaan ketiga. Namun pada percobaan ketiga diikuti dengan suara ledakan yang sumbernya dari luar pesawat.
"Pesawat itu sedang berusaha untuk mendarat. Kemudian, tiba-tiba, terbang kembali. Pada saat itu, saya menyadari pesawat tidak bisa mendarat pada percobaan pertamanya. Kemudian pesawat itu berada di atas awan. Di bawahnya ada kabut yang tebal. Anda bisa merasakan kabut yang tebal. Pesawat itu berbalik dan mencoba mendarat untuk kedua kalinya," ujarnya, kepada Russia Today (RT), Kamis (26/12/2024).
Setelah percobaan ketiga, pesawat terbang kembali dan Rahimov berusaha mencari pelampung di bawah tempat duduknya. Saat membungkuk itulah dia melihat lubang di bagian samping tempat duduknya yang diperkirakan ada kaitan dengan ledakan sebelumnya. Lubang pada bagian pesawat tidak terlalu besar.
Dia juga mengaku terkena pecahan benda bersamaan dengan ledakan tersebut. Bukan hanya itu, pecahan dari ledakan itu juga membuat jaket pelampung di bawahnya bolong. Rahimov mengaku punya dokumentasi pelampung yang bolong.
"Para ahli, spesialis, akan memberikan penilaian, tapi memang ada ledakan. Yakin ada ledakan. Semua orang mendengar ledakan itu. Saya mengambil jaket pelampung karena mengira, kita tidak pernah tahu di mana akan mendarat," ujarnya.
Korban selamat lainnya, Zaur Mammadov, mengatakan kepada RT, setelah pesawat terbang kembali dari Grozny dan menabrak burung para penumpang mulai dihantui rasa cemas.
"Para penumpang sudah menduga akan meninggal, lalu pesawat mulai jatuh (menukik). Hanya itu, separuh pesawat hancur," ujarnya.