Rupiah Sepekan Menguat 0,18 Persen, Ini Pendorongnya
JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar (kurs) rupiah pada sepekan perdagangan bergerak menguat terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah spot pada periode 25-29 November 2024 menguat 0,18 persen ke level Rp15.847 per dolar AS.
Sementara itu, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) dalam sepekan melemah 0,34 persen dan dalam sehari ditutup naik 0,05 persen pada akhir pekan di level Rp15.856 per dolar AS.
Rupiah diperkirakan bergerak volatile seiring ramainya rilis data ekonomi dan tenaga kerja pada pekan depan.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menuturkan, penguatan rupiah juga disebabkan oleh sentimen eksternal yaitu pasar mempertahankan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan tetap memangkas suku bunga pada Desember.
Adapun prediksi pemangkasan Desember terus berlanjut meskipun data terbaru menunjukkan ketahanan inflasi AS, sementara pejabat Fed mendukung pelonggaran suku bunga secara bertahap.
Namun, prospek jangka panjang untuk suku bunga AS tidak pasti, mengingat inflasi masih jauh di atas target The Fed sebesar 2 persen.
"Kebijakan ekspansif di bawah Trump juga diharapkan akan mendukung inflasi dan suku bunga. Sejumlah pejabat Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, akan memberikan pidato minggu depan, sebelum keputusan suku bunga pada bulan Desember," ucap Ibrahim dalam risetnya, Sabtu (30/11/2024)
Ibrahim juga menyoroti sentimen internal, sebelumnya masyarakat mengingatkan agar pemerintah berhati-hati membuat regulasi terkait kenaikan pajak sebesar 12 persen karena kondisi ekonomi global saat ini sedang tidak baik-baik saja, sehingga akan berpengaruh terhadap menurunkan daya beli masyarakat.
“Memang pemerintah menerapkan tarif pajak sebesar 12 persen sesuai dengan amanat undang-undang yang sudah disetujui oleh DPR RI dan disahkan oleh pemerintah,” katanya.
Dengan demikian, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.750-Rp15.850 per dolar AS.