Prabowo Minta Pensiun Dini PLTU Dipercepat, Bahlil Bilang Begini
JAKARTA, iNews.id - Presiden Prabowo Subianto menargetkan pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam 15 tahun ke depan. Merespons hal itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa pihaknya akan mendukung program tersebut.
"Yang pertama, apa yang disampaikan oleh Bapak Presiden Prabowo itu sebagai bentuk komitmen dalam rangka Indonesia menuju Net Zero Emission 2060. Sudah barang tentu itu dalam penyampaiannya Bapak Presiden Prabowo, kami sebagai pembantunya akan melakukan penyesuaian-penyesuaian," ucap Bahlil, dikutip Sabtu (23/11/2024).
Bahlil pun menggarisbawahi bahwa apa yang diarahkan oleh Kepala Negara itu sejatinya merupakan komitmen Indonesia untuk mempercepat target nol emisi di 2060.
"Nah terkait dengan pensiun beberapa pembangkit listrik, kita lagi exercise. Karena energi baru terbarukan itu penting bagi bangsa kita, tapi tidak mesti membebani negara kita dan masyarakat kita. Ini yang kita lagi ada exercise," katanya.
"Tapi apa yang disampaikan oleh Bapak Presiden Prabowo di G20 adalah harus kita jalankan. Wong Perintah Presiden yang kita harus lakukan," tutur Bahlil.
Sebelumnya, Prabowo Subianto menyampaikan visi besar Indonesia untuk mencapai net zero emission sebelum tahun 2050 melalui sejumlah upaya, seperti peningkatan penggunaan biodiesel dan konversi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ke energi baru terbarukan.
Demikian diungkapkan Prabowo saat menghadiri sesi ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Brasil pada Selasa (19/11/2024).
"Kami juga memiliki sumber daya panas bumi yang luar biasa, dan kami berencana untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara dan semua pembangkit listrik tenaga fosil dalam 15 tahun ke depan. Kami berencana untuk membangun lebih dari 75 gigawatt tenaga terbarukan dalam 15 tahun ke depan," ucap Prabowo.