Dicintai Murid, Inilah Rahasia Pembelajaran Wahyudi yang Menyentuh Hati

Dicintai Murid, Inilah Rahasia Pembelajaran Wahyudi yang Menyentuh Hati

Terkini | inews | Jum'at, 22 November 2024 - 19:18
share

JAKARTA, iNews.id – Menciptakan suasana hangat dan menyenangkan saat belajar menjadi salah satu tanggung jawab yang diemban oleh seorang guru. Tentu saja hal ini tidak mudah. Dibutuhkan kemampuan membangun relasi yang cerdas dari guru kepada para murid, sehingga kegiatan belajar tidak membosankan dan murid pun merasa senang saat menyerap pelajaran.

Bahkan sebagai seorang guru, tugas tidak hanya terbatas pada mengajarkan materi, tetapi juga membentuk karakter murid melalui pendekatan yang humanis dan penuh empati.

Hal inilah yang dilakukan oleh seorang pegiat literasi, penulis, edukreator, dan pelatih guru muda asal Pontianak, Kalimantan Barat, Wahyudi. Dalam wawancara eksklusif bersama iNews Media Group, dia sangat ekspresif membagikan pengalamannya saat mengajar. 

Bagi Wahyudi, murid dia anggap sebagai teman. Namun, ada batasan tertentu agar murid tetap memberikan rasa hormatnya kepada seorang guru, sehingga mewujudkan kondisi belajar yang nyaman dan tetap produktif.

Pria yang juga suka menulis puisi dan cerpen ini mengungkapkan rahasia bisa erat dan akrab dengan para muridnya. 

“Jadi di awal semester biasanya saya dan murid membuat kesepakatan kelas, sebutlah Kontrak Belajar, di mana menjembatani harapan antara guru dan murid, sehingga ada kesamaan persepsi dan ekspektasi. Hal-hal seperti kesepakatan waktu dan sanksi perlu disepakati bersama agar murid memahami konsekuensi dari setiap tindakan,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, guru juga perlu mempraktikkan konsistensi dalam menerapkan aturan. Dengan menunjukkan komitmen yang teguh, guru mengajarkan pentingnya tanggung jawab kepada murid.

Dengan adanya kesepakatan ini, para murid menjadi merasa akrab dengan guru muda yang juga content creator ini. Apalagi dengan kepiawaian Wahyu dalam mengajar, dia juga tetap disegani dan dihormati.

Menjadi sosok guru yang dicintai oleh murid memang sulit. Apalagi dia mengajar pada mata pelajaran yang bukan favorit. “Perlu upaya yang kuat untuk mengambil hati para murid agar nuansa belajar mengajar jadi lebih hidup dan seru,” kata Wahyudi.

Inovasi dalam Metode Pembelajaran

Pendekatan inovatif menjadi kunci untuk menghadapi tantangan dalam dunia pendidikan yang terus berkembang. Wahyu mengungkapkan, salah satu metode yang menarik perhatian adalah Gamified Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang menggabungkan elemen permainan ke dalam aktivitas belajar 

Dengan pendekatan ini, murid tidak hanya belajar tentang materi, seperti puisi, tetapi juga mengasah kemampuan kolaborasi dan eksplorasi mereka.

Selain itu, pendekatan berbasis pengalaman nyata (Experiential Learning) semakin ditekankan. Guru dituntut untuk membuat pembelajaran lebih kontekstual, relevan, dan bermakna. Melalui pendekatan ini, murid diharapkan tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Belajar itu harus meaningful, mindful, dan joyful," ucap Wahyudi. Dengan tiga prinsip ini, proses belajar mengajar menjadi lebih hidup dan berorientasi pada hasil yang nyata.

Pria yang tengah mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan 2024 ini menjelaskan bahwa Experiential Learning mengutamakan tiga elemen utama dalam pembelajaran, yaitu Meaningful, pembelajaran harus bermakna, misalnya setelah belajar puisi, murid tahu apa manfaatnya.

“Mindful yaitu pembelajaran dilakukan dengan kesadaran penuh, mengajarkan murid untuk benar-benar memahami setiap langkah, serta Joyful, proses belajar harus menyenangkan agar murid merasa termotivasi dan terlibat aktif,” tuturnya.

Contohnya, saat mempelajari teks observasi, murid tidak hanya membaca teks tetapi juga belajar mengidentifikasi lingkungan sekitar, menyusun pertanyaan, menggali fakta dan data melalui wawancara, bahkan mengolah informasi menjadi teks utuh melalui kegiatan pengamatan langsung.

Hal ini membuat pembelajaran menjadi lebih relevan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, termasuk hal-hal sederhana seperti memahami teman atau mengobservasi lingkungan sekitar.

Menginspirasi dengan Empati

Dalam situasi ketika murid terlihat lelah atau tidak fokus, seorang guru yang inspiratif tidak hanya menegur, tetapi berusaha memahami penyebabnya. Dengan mendekati murid secara personal, misalnya dengan bertanya atau menawarkan bantuan sederhana, guru menunjukkan empati yang mendalam. 

"Kadang, anak-anak hanya butuh diyakinkan bahwa mereka bisa," ujar guru yang pernah mengajar di SMA Pelita Cemerlang Pontianak ini.

Pendekatan interpersonal yang penuh empati, kata Wahyudi, tidak hanya membangun kepercayaan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran diri pada murid. Guru yang mampu menjadi pendengar yang baik akan lebih mudah menjalin hubungan yang bermakna dengan muridnya.

Menjadi guru yang dedikatif, inovatif, dan inspiratif bukanlah tugas yang mudah, tetapi sangat mungkin dilakukan dengan hati yang tulus dan pendekatan yang tepat. Dengan metode pembelajaran yang telah dilakukan Wahyudi, tak heran ia dinobatkan sebagai "Guru Inspirator" SMP dan SMA Pelita Cemerlang pada 2019.

Bertepatan Hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November, tahun ini Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengusung tema Guru Hebat, Indonesia Kuat. 

Guru Hebat menciptakan sumber daya manusia yang kuat, sehingga mampu tumbuh untuk masa depan yang gemilang. Inilah saat yang tepat mengapresiasi dan menghargai profesi guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.

Wahyudi, salah satu guru muda yang menjadi saksi anak-anak Indonesia tumbuh dalam menggapai impiannya. Selamat Hari Guru Nasional!

Topik Menarik