Tren Makanan Sehat 2024, Ternyata Olahan Buah Paling Dicari

Tren Makanan Sehat 2024, Ternyata Olahan Buah Paling Dicari

Travel | inews | Sabtu, 12 Oktober 2024 - 11:01
share

JAKARTA, iNews.id - Tren masyarakat memilih makanan sehat belakangan ini mengalami peningkatan. Tidak sedikit dari ibu rumah tangga yang memasak makanannya di rumah. 

Bahkan, industri hotel, restoran, dan katering (Horeca) di Indonesia menunjukkan perkembangan pesat pada 2024. Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya permintaan konsumen akan hidangan berkualitas yang tidak hanya lezat tetapi juga sehat dan bergizi. 

Pada tahun 2023, pilihan daging nabati sedang menjadi tren. Setahun kemudian, konsumen tidak perlu lagi menyamarkan burger palsu atau sosis untuk terus mengonsumsi sumber protein nondaging. “Tren protein akan tetap ada pada tahun 2024, tetapi saya pikir pembeli semakin mencari di luar daging, atau bahkan daging nabati,” kata staf ahli gizi untuk Everyday Health, Sammi Brondo, RD, yang berkantor di New York City, dikutip melalui Everyday Health, Sabtu (12/10/2024).

Menurut dia, masyarakat akan mencari sumber makanan utuh seperti telur, tahu, keju cottage, kacang-kacangan, dan bahkan roti untuk memenuhi tujuan protein mereka. 

Bahkan, laporan Tren 2024 dari Whole Food Markets menguatkan hal ini mengatakan, produk-produk sederhana yang kaya protein seperti jamur, kacang kenari, tempe, dan kacang-kacangan diperkirakan akan lebih diminati daripada alternatif daging.

"Tren ini sejalan dengan pertumbuhan yang telah kita lihat dalam pola makan nabati, dan peningkatan ini diperkirakan akan terus berlanjut. Faktanya, laporan Research and Markets mengatakan pasar makanan nabati diproyeksikan akan melampaui 75 miliar dolar AS pada tahun 2028, naik dari 41 dolar AS miliar pada 2022," ujarnya.

Sementara, konsumen di sektor Horeca semakin memilih bahan-bahan alami, terutama dari produk lokal seperti buah segar, yang mendukung kreativitas dan inovasi dalam sajian kuliner. Tren ini membuka peluang besar bagi para pelaku usaha untuk berinovasi, memanfaatkan bahan berkualitas tinggi untuk menarik perhatian pasar yang semakin kompetitif.

Menurut data terbaru, pasar Horeca di Indonesia diperkirakan akan mencapai 55,25 miliar dolar pada 2024, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 13,43 persen. 

Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh meningkatnya daya beli masyarakat dan perhatian yang lebih besar terhadap kesehatan dan kualitas makanan, yang berdampak langsung pada kebutuhan akan produk-produk segar dan berkualitas. 

Selain itu, kemajuan sektor pariwisata turut memperkuat posisi Indonesia di pasar global, dengan banyak restoran dan hotel yang mulai mengintegrasikan bahan-bahan lokal ke dalam menu internasional mereka.

Produk-produk seperti jus dan puree yang dihasilkan dari buah-buahan lokal memberikan nilai tambah bagi pelaku usaha sekaligus menjaga keberlanjutan rantai pasokan yang ramah lingkungan. Ini juga membantu mendorong produk lokal ke pasar global, menjadikannya lebih kompetitif di tingkat internasional.

"Dalam menjalankan bisnis, menciptakan nilai sepanjang rantai pasokan adalah bagian dari DNA kami," ujar Yoppie Lesmana, General Manager Squeeze.

Yoppie menjelaskan, dia bekerja sama langsung dengan petani lokal untuk mendapatkan bahan baku berkualitas, mempekerjakan masyarakat setempat di sekitar area operasinya, dan memastikan setiap produk yang dihasilkan aman serta lezat.

Dia menambahkan, dimulai dengan satu varian jus jeruk di Bali, Squeeze kini telah berkembang ke 10 kota dengan menawarkan empat kategori produk dan lebih dari 18 varian rasa. "Produk yang ada sekarang merupakan hasil dari masukan klien selama bertahun-tahun," kata Yoppie.

"Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan produk berkualitas tinggi yang membantu para profesional di sektor Horeca menciptakan pengalaman kuliner yang unik dan memuaskan, sekaligus mendukung perkembangan industri lokal dan global," katanya.

Topik Menarik