Doa Sebelum dan Sesudah Baca Al-Qur’an, Simak Adab dan Keutamaannya

Doa Sebelum dan Sesudah Baca Al-Qur’an, Simak Adab dan Keutamaannya

Gaya Hidup | inews | Minggu, 29 September 2024 - 22:47
share

JAKARTA, iNews.id -  Doa sebelum dan sesudah baca Al-Qur’an merupakan amalan yang dianjurkan dalam Islam sebagai bentuk penghormatan terhadap kitab suci. 

Dengan berdoa sebelum membaca Al-Qur’an, kita memohon perlindungan dan bimbingan dari Allah agar dapat memahami dan menghayati setiap ayat yang dibaca. 

Sementara itu, doa setelah membaca Al-Qur’an merupakan ungkapan rasa syukur atas kesempatan yang diberikan untuk berinteraksi dengan firman-Nya, serta memohon agar ilmu yang didapat membawa keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.

Dilansir iNews.id dari berbagai sumber, berikut doa sebelum dan sesudah baca Al-Qur’an :

Doa Sebelum Membaca Al-Qur’an


Syaikh Ibn ‘Utsaimîn (w. 1421 H) mengatakan, “Ada perbedaan antara membaca al-Qur’an dengan niat tilawah (tadarus), dengan menyampaikan ayat al-Qur’an dengan tujuan untuk berdalil dengannya. Yang pertama didahului dengan isti’adzah sedangkan yang kedua tidak perlu.”( Syarh al-Arba’în an-Nawawiyyah (hal. 329).

Berdasarkan penjelasan di atas, bagi Anda yang hendak membaca Al-Qur’an dalam rangka tadarus diperbolehkan membaca isti’adzah.


أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

"A‘ūdzu billāhi min ash-shayṭānir-rajīm"

Artinya: "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk."

Isti'adzah ini dianjurkan dibaca agar terhindar dari bisikan dan gangguan setan saat membaca Al-Qur'an, sehingga kita dapat fokus dan khusyuk dalam memahaminya.

Doa Setelah Membaca Al-Qur’an

Berikut ini adalah sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sering diabaikan oleh banyak orang.

يُسْتَحَبُّ بعد الانتهاء من تلاوة القرآن أن يُقال: ((سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ،لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ)).

Setelah selesai membaca Al-Qur’an, disunnahkan untuk membaca: Subhanakallahumma wa bihamdika laa ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika, yang artinya: "Maha Suci Engkau, ya Allah, dengan memuji-Mu. Tiada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Aku memohon ampunan dan bertaubat kepada-Mu."


Dalilnya, dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata, “Tidak pernah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk di suatu majelis, membaca Al-Qur’an, atau melaksanakan shalat kecuali beliau menutupnya dengan membaca beberapa kalimat.” Lalu aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, aku melihat Anda tidak pernah duduk di suatu majelis, membaca Al-Qur’an, atau mengerjakan shalat kecuali menutupnya dengan beberapa kalimat. Mengapa demikian?” Rasulullah menjawab, “Ya, barang siapa yang mengucapkan kebaikan, maka dengan kalimat itu, amal baiknya akan dicatat. Dan barang siapa yang mengucapkan sesuatu yang buruk, maka kalimat itu akan menjadi penebus dosa.” Ucapan tersebut adalah: Subhanakallahumma wa bihamdika laa ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika.


Sanad hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Nasai dalam Sunan Kubro (9/123/10067), Thabrani dalam Ad-Du’a (no. 1912), Sam'ani dalam Adab al-Imla’ wa al-Istimla’ (hal. 75), serta Ibnu Nashiruddin dalam Khatimah Taudhih al-Musytabih (9/282).

Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam An-Nukat (2/733) menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syaikh al-Albani juga menyatakan dalam Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah (7/495), “Sanad ini shahih menurut kriteria Muslim.” Syaikh Muqbil al-Wadi’i dalam Al-Jami’ As-Shahih Mimma Laisa Fi Ash-Shahihain (2/12) mengatakan bahwa hadits ini shahih.

Imam Nasai memberi judul bab hadits ini dengan: "Bacaan Penutup Setelah Membaca Al-Qur’an."

Berikut bacaan doa setelah membaca Al-Qur’an


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ،لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Subhanakallahumma wa bihamdika laa ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika


Artinya: "Maha Suci Engkau, ya Allah, dengan memuji-Mu. Tiada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Aku memohon ampunan dan bertaubat kepada-Mu."

Adab Membaca Al-Qur’an

Berikut adalah beberapa adab penting yang perlu diperhatikan saat membaca Al-Qur’an:


1. Niat Ikhlas: Seorang yang membaca Al-Qur’an harus berniat ikhlas untuk mengharapkan ridha Allah, bukan untuk mencari pujian atau keuntungan duniawi.

2. Kebersihan Mulut: Disunnahkan membaca Al-Qur’an dengan mulut yang bersih, yang bisa dijaga dengan menggunakan siwak atau bahan pembersih lainnya.

3. Keadaan Suci: Disunnahkan membaca Al-Qur’an dalam keadaan suci. Namun, jika membaca dalam keadaan berhadats, hal itu diperbolehkan berdasarkan kesepakatan para ulama.

Catatan: Ini berkaitan dengan membaca Al-Qur’an, sedangkan untuk menyentuh mushaf, disyaratkan dalam keadaan suci. Dalilnya adalah:

عَنْ أَبِى بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَتَبَ إِلَى أَهْلِ الْيَمَنِ كِتَابًا فَكَانَ فِيهِ لاَ يَمَسُّ الْقُرْآنَ إِلاَّ طَاهِرٌ

Dari Abu Bakr bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm dari ayahnya dari kakeknya, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menulis surat kepada penduduk Yaman yang isinya, “Tidak boleh menyentuh Al-Qur’an kecuali dalam keadaan suci.” (HR. Daruquthni no. 449, dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa’ no. 122).

4.Tempat yang Bersih: Dianjurkan membaca Al-Qur’an di tempat yang bersih, seperti di masjid, karena selain bersih dan mulia, di masjid juga ada kesempatan meraih pahala i’tikaf.

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Setiap orang yang duduk di masjid hendaknya berniat i’tikaf, baik untuk waktu yang lama atau singkat. Bahkan, sejak masuk masjid sudah sepatutnya berniat i’tikaf. Adab ini penting untuk diperhatikan dan disebarkan, terutama kepada anak-anak dan orang awam yang belum paham, karena amalan seperti ini sudah semakin langka.” (At-Tibyan, hlm. 83).

5. Menghadap Kiblat: Disunnahkan menghadap kiblat saat membaca Al-Qur’an, sambil duduk dengan tenang dan penuh khusyuk.

6. Membaca Ta’awudz: Disunnahkan memulai membaca Al-Qur’an dengan membaca ta’awudz. Menurut jumhur ulama, bacaan ta’awudz adalah: "a’udzu billahi minasy syaithonir rajiim", dan hukumnya sunnah, bukan wajib.

Perintah membaca ta’awudz ini disebutkan dalam firman Allah:

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآَنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

"Apabila kamu membaca Al-Qur'an, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk." (QS. An-Nahl: 98)

7. Membaca Bismillah: Disunnahkan membaca "bismillahir rahmanir rahim" di awal setiap surat, kecuali surat Bara’ah (At-Taubah).

Catatan: Jika memulai dari tengah surat, cukup membaca ta’awudz tanpa bismillahir rahmanir rahim.

8. Khusyu’ dan Tadabbur: Ketika membaca Al-Qur’an, hendaknya dilakukan dengan khusyuk dan merenungkan (tadabbur) makna setiap ayat yang dibaca.

Perintah untuk mentadabburi Al-Qur’an disebutkan dalam ayat:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?" (QS. Muhammad: 24)

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran." (QS. Shaad: 29).

Keutamaan Membaca Al-Qur’an


Berikut adalah beberapa keutamaan membaca Al-Qur’an berdasarkan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:


1. Menjadi manusia terbaik


Dari Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya.” [HR. Al-Bukhari].


2. Kenikmatan tiada banding


Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَحَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقُوْمُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآناء النَّهَارِ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُهُ آناَءَ اللَّيْلِ وَآناَءَ النَّهَارِ

“Tidak boleh iri kecuali dalam dua hal: pertama, orang yang Allah berikan keahlian tentang Al-Qur'an, sehingga ia membacanya siang dan malam; kedua, orang yang Allah beri kekayaan, sehingga ia infakkan harta tersebut sepanjang waktu.” [Muttafaqun 'alaih].


3.Al-Qur’an sebagai pemberi syafaat di hari kiamat


Dari Abu Umamah al-Bahili Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


اِقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ


“Bacalah Al-Qur'an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi ahlinya (yaitu mereka yang membacanya, mempelajarinya, dan mengamalkannya).” [HR. Muslim].


4. Pahala berlipat ganda


Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ  فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا, لاَأَقُوْلُ ألم حَرْفٌ وَلكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ.

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an, maka ia mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali. Saya tidak mengatakan ‘alif laam miim’ itu satu huruf, melainkan alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf.” [HR. At-Tirmidzi].


5. Dikumpulkan bersama para malaikat


Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


المَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ, وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ


“Orang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir akan dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia dan berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan merasa kesulitan, maka ia akan mendapat dua pahala.” [Muttafaqun 'alaih].


Demikianlah penjelasan mengenai doa sebelum dan sesudah baca Al-Qur’an. Semoga dimudahkan menjadi hamba yang senantiasa mentadaburi Al-Qur’an.

Topik Menarik