Weekend Story: Misteri Kematian Wanita di Lemari Kos Jambi

Weekend Story: Misteri Kematian Wanita di Lemari Kos Jambi

Terkini | inews | Minggu, 29 September 2024 - 07:01
share

JAKARTA, iNews.id - Kota Jambi diguncang oleh penemuan tragis seorang wanita tewas di dalam lemari kamar kosnya di Kecamatan Jambi Selatan. Korban, yang diketahui bernama Resty Widia, seorang perantau dari Subang, Jawa Barat ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan tangan terikat dan mulut disumpal kain.

Penemuan ini bermula ketika teman korban merasa curiga karena Resty tidak dapat dihubungi selama beberapa hari. Setelah mencoba mencari tahu keberadaan Resty, teman korban memutuskan untuk mendatangi kamar kosnya. 

Kecurigaan semakin kuat ketika pintu kamar ditemukan tertutup rapat dengan bekas congkelan. Setelah berhasil masuk, teman korban terkejut menemukan jasad Resty di dalam lemari, tersembunyi di antara tumpukan pakaian.

Polisi masih menyelidiki kasus ini dan belum ada tersangka yang ditangkap. Motif di balik pembunuhan ini juga masih menjadi misteri. Namun, beberapa spekulasi muncul, termasuk kemungkinan adanya dendam pribadi atau masalah keuangan yang melibatkan korban.

Infografis Misteri Kematian Wanita di Lemari Kos Jambi. (Foto: iNews.id).
Infografis Misteri Kematian Wanita di Lemari Kos Jambi. (Foto: iNews.id).

Dugaan Pelaku dan Motif Pembunuhan 

Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Yogo Tri Hendiarto mengatakan, pelaku pembunuhan diduga orang yang dikenal korban. Peristiwa tragis ini diyakini didahului interaksi antara pelaku dengan korban.

"Pertama setiap ada kasus pembunuhan orang yang terakhir berinteraksi dengan korban akan diduga atau patut disangkakan ada tindakan pembunuhan itu. Jadi yang pasti asumsinya adalah orang yang mengenal dengan korban," ujar Yogo dalam perbincangan dengan iNews.id, Sabtu (28/9/2024).

Selain itu, kata dia adanya harta korban yang hilang juga menjadi alasan atau motivasi pelaku untuk melakukan pembunuhan. 

"Artinya memang ada alasan-alasan kenapa pelaku melakukan tindakan pembunuhan," katanya.

Dalam kasus ini korban sebelumnya telah mengetahui adanya acaman pembunuhan. Ancaman itu terungkap saat korban menyapaikan kepada orang tua angkatnya melalui telepon.

Namun ancaman ini, dinilai oleh korban tidak serius dan tidak mengantisipasi hingga terjadi peristiwa tragis. Menurutnya, korban akan bertindak jika telah terbukti ada upaya percobaan pembunuhan.

"Dia (korban) masih merasa gertak sambal bukan ancaman yang serius. Jadi belum ada bukti-bukti diteror, coba dibunuh tapi kalau ucapan lewat WA, lewat lisan dia tidak percaya," ucapnya.

Topik Menarik