Media Asing Soroti Kecelakaan Tambang Emas di Solok Sumbar yang Tewaskan 15 Orang

Media Asing Soroti Kecelakaan Tambang Emas di Solok Sumbar yang Tewaskan 15 Orang

Terkini | inews | Jum'at, 27 September 2024 - 17:39
share

PADANG, iNews.id - Kecelakaan tambang emas yang menewaskan 15 orang di Kabupaten Solok, Sumatra Barat, Jumat (27/9/2024), turut menarik perhatian media asing. Mereka pun menyoroti lemahnya kemampuan pihak berwenang di negeri ini dalam menertibkan tambang-tambang ilegal.

Tanah longsor yang dipicu hujan lebat menyebabkan runtuhnya tambang emas di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok. Selain belasan orang yang dipastikan meninggal, bencana itu juga menyebabkan 25 orang lainnya hilang. Sementara 11 orang lagi berhasil ditarik keluar dari timbunan longsor hidup-hidup dalam keadaan luka.

Kantor berita Reuters, hari ini menerbitkan artikel berjudul "Indonesia Gold Mine Collapses after Landslide, Killing 15" (Tambang Emas Runtuh setelah Dilanda Longsor, 15 Orang Tewas). Dengan mengutip Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok, Irwan Effendi, media itu mengatakan, para korban adalah warga yang menambang emas secara manual. 

Sayangnya, lokasi bencana itu amat terpencil. Menurut Irwan, tim penyelamat harus berjalan kaki selama delapan jam untuk mencapai lokasi, yang tidak dapat diakses melalui jalan darat.

"Penambangan skala kecil dan ilegal sering menyebabkan kecelakaan di Indonesia, di mana sumber daya mineral berada di daerah terpencil dalam kondisi yang sulit diatur oleh pihak berwenang," tulis Reuters.

Pada Jumat pagi, polisi dan personel TNI masih mencari orang-orang yang hilang, bersamaan dengan langkah-langkah untuk mengevakuasi korban tewas.

The Associated Press (AP) melansir, upaya pencarian di daerah yang paling parah terkena dampak bencana, dekat Nagari Sungai Abu, terhambat oleh tanah longsor yang menutupi sebagian besar wilayah. Keadaan makin diperparah dengan pemadaman listrik dan kurangnya jaringan telekomunikasi.

"Operasi penambangan tak resmi banyak ditemui di Indonesia, memberikan penghidupan yang tidak menentu bagi ribuan orang yang bekerja dalam kondisi berisiko tinggi terhadap cedera serius atau kematian," tulis AP.

"Longsor, banjir, dan runtuhnya terowongan hanyalah beberapa bahaya yang dihadapi para penambang. Sebagian besar pemrosesan bijih emas melibatkan merkuri dan sianida yang sangat beracun dan para pekerja sering kali menggunakan sedikit atau tidak ada perlindungan sama sekali," kata media yang berkantor pusat di New York, AS, itu lagi.

AP juga membeberkan fakta kecelakaan "tambang rakyat" lainnya di Tanah Air. Menurut data yang dihimpun media itu, kecelakaan besar terakhir yang terkait dengan pertambangan di Indonesia terjadi pada Juli lal. Ketika itu, tanah longsor menghantam tambang emas tradisional ilegal di Provinsi Gorontalo, menewaskan sedikitnya 23 orang.

Pada April 2022, tanah longsor melanda tambang emas lainnya di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, menewaskan 12 perempuan.

Pada Februari 2019, sebuah bangunan kayu sementara di sebuah tambang emas ilegal di Provinsi Sulawesi Utara runtuh sebagian karena pergeseran tanah. Lebih dari 40 orang terkubur.

Topik Menarik